-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 15 November 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (147):
Rasulullah
Shalat di Dalam Ka’bah
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Rasulullah masuk ke dalam Ka’bah bersama Usamah dan
Bilal. Setelah Rasulullah ﷺ menutup pintu Ka’bah, Rasulullah berdiri
membelakangi pintu Ka’bah, Rasulullah melangkah ke depan tiga hasta kemudian
Rasulullah berhenti, sehingga dua tiang berada sebelah kirinya dan satu tiang
berada di sebelah kanan Rasulullah. Di belakang Rasulullah ada tiga tiang,
karena al-Haram pada waktu itu didirikan atas enam batang tiang. Kemudian
Rasulullah shalat di situ.
Setelah selesai shalat, Rasulullah berjalan-jalan di
dalam Ka’bah, bertakbir di setiap sudutnya, lalu menyebut kalimah Tauhid,
kemudian Rasulullah membuka pintu, ketika itu masyarakat Quraisy sudah memenuhi
ruang masjid bersaf-saf, menunggu apa yang akan disampaikan oleh Rasulullah
kepada mereka.
Rasulullah memegang pintu Ka’bah, sedang masyarakat
Quraisy menunggu di bawah,
Rasulullah bersabda: “Tiada Tuhan melainkan Allah,
tidak ada sekutu bagi-Nya, benar janji-Nya, membantu hamba-Nya, mengalahkan
golongan Ahzab. Ingatlah, setiap warisan lama, setiap warisan Jahiliah, serta
harta benda atau darah, semuanya di bawah kakiku ini, kecuali penjaga Baitullah
dan pemberi minum para Jamaah Haji.
Ingatlah, pembunuhan secara sengaja dengan
menggunakan cemeti dan rotan dendanya terlalu berat, yaitu seratus ekor unta,
empat puluh darinya dalam keadaan sedang mengandung.
Wahai masyarakat Quraisy, sesungguhnya Allah telah
melenyapkan kesombongan jahiliah, sikap bermegahan dengan membanggakan
keturunan, sebenarnya manusia itu adalah keturunan Adam sedang Adam diciptakan
dari tanah.”
Kemudian Rasulullah membaca ayat Alquran:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ
وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujurat 49:13)
Kemudian Rasulullah menyambung sabdanya: “Wahai kaum
Quraisy, apa yang kamu pikirkan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kamu
semua?”
Jawab mereka: “Tentulah baik, karena saudara orang
yang mulia, anak dari saudara kami yang mulia.”
Maka jawab Rasulullah: “Sesungguhnya aku berkata
kepada kalian seperti Yusuf telah berkata kepada saudara-saudaranya, Tidak ada
cela atas kamu di hari ini, Ayo berjalanlah, kamu semua bebas.”
Kunci
Ka'bah Dikembalikan Kepada Penjaganya
Setelah semuanya itu, Rasulullah ﷺ duduk kembali di
dalam Masjid, Ali bin Abi Thalib (r.a) berdiri dan menemui Rasulullah sambil
memegang kunci pintu Ka’bah, dan berkata:
“Wahai Rasulullah, berilah tugas menjaga Ka’bah dan
tugas memberi minum kepada kami, semoga Allah memberi shalawat kepada engkau.” (dalam
riwayat yang lain yang mengajukan permohonan adalah Abbas).
Rasulullah bersabda: “Untuk Utsman bin Talhah.”
Karena itu dijemput dan dibawalah Utsman bin Talhah
ke depan Rasulullah dan Rasulullah berkata: “Ini kunci untuk engkau, hari ini
adalah hari kebaikan dan menunaikan janji.”
Menurut riwayat Ibn Sa’ad dalam kitabnya al-Tabaqat,
Rasulullah telah berkata kepada Utsman Ketika penyerahan kunci itu dengan
sabdanya:
“Ambillah kunci ini untuk selama-lamanya, ia tidak
akan dirampas kecuali oleh orang yang zalim, sesungguhnya Allah telah
meletakkan amanatnya kepada kamu, dan makanlah segala sesuatu rezeki yang
sampai kepadamu dari rumah Allah ini dengan ma’ruf.”.
Bilal
Beradzan di Atas Ka’bah
Ketika masuk waktu shalat, Rasulullah pun menyuruh
Bilal (r.a) memanjat ke atas Ka’bah untuk menyuarakan adzan dari atas Ka’bah. Shalat
pembukaan Ka'bah atau shalat syukur.
Pada hari itu, Rasulullah masuk ke dalam rumah Ummu
Hani binti Abi Talib, untuk bersuci kemudian shalat delapan rakaat di dalam
rumahnya, ketika itu adalah waktu dhuha, ada orang menyangka Rasululluh shalat
dhuha, yang sebenarnya Rasulullah shalat kemenangan atas pembukaan kota Mekah.
Pada waktu itu, Ummu Hani pun memberi perlindungan
kepada dua orang mertuanya, maka kata Rasulullah: “Kami melindungi orang yang
dilindungi oleh Ummu Hani.”
Sebelumnya, saudaranya Ali bin Abi Talib menuntut
untuk membunuh mereka berdua, namun Ummu Hani telah menutup pintu rumahnya,
karena itulah maka Ummu Hani bertanya kepada Rasulullah dan Rasulullah pun
memberi penegasan kepada Ummu Hani. (bersambung)