-----
Selasa, 15 November
2022
SLI
Dompet Dhuafa Gelar Pelatihan Literasi Terpadu di Desa Rannaloe Gowa
GOWA,
(PEDOMA KARYA). Sekolah Literasi Indonesia (SLI) Dompet
Dhuafa bersama dengan mitra Matahari Departement Store menggelar Pelatihan
Program Literasi Terpadu di Desa Rannaloe, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa,
Sulawesi selatan, di Aula Kantor Desa Rannaloe, Sabtu, 12 November 2022.
Pelatihan yang merupakan
bagian dari Program Klaster Mandiri dibuka Kepala Desa Rannaloe, Alimuddin SPd,
dan dihadiri juga oleh aparat desa, Ketua BPD, tokoh masyarakat, kepala sekolah
dan 27 guru dari sekolah dampingan SLI Dompet Dhuafa.
Para guru berasal dari MIS
Guppi Rannaloe, MI Al Islam Ta’buakang, MI Borong Buah, MTS Guppi Rannaloe, TK
Komunitas Menara, dan MA Guppi Ranaloe.
Kepala Desa Rannaloe, Alimuddin,
menyampaikan terima kasih kepada SLI yang berada di bawah naungan Lembaga
Pengembangan Insani Dompet Dhuafa (LPI-DD) yang telah mengirimkan Fasil
Pendidikan dan Kesehatan untuk terus memberikan amunisi yang tepat sasaran
khususnya kepada sekolah dan guru-guru yang nantinya akan terus mendapatkan
ilmu dan wawasan terkait literasi melalui pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan
SLI-DD.
Melati, Fasil
Pendidikan SLI LPI DD, menjelaskan, pelatihan ini diberikan karena aktivitas
literasi yang dilaksanakan di sekolah masih kurang variatif, literasi hanya
dipahami sebagai aktivitas membaca, sehingga yang dilaksanakan sebatas
aktivitas membaca, tidak diprogramkan, sehingga tidak jelas apa tujuan dan
indikator yang ingin dicapai.
Aktivitas literasi yang
dilaksanakan, katanya, sebatas seremonial tanpa makna, bahan bacaan yang
tersedia kurang bervariasi dan tidak sesuai dengan jenjang kemampuan membaca
siswa.
“Tidak ada sinergi
dengan orang tua siswa. Aktivitas literasi yang dilakukan di sekolah tidak
terkoneksi dengan aktivitas di lingkungan keluarga, tidak ada refleksi dan
evaluasi dari pelaksanaan aktivitas literasi,” kata Melati.
Tujuan Pelatihan
Program Literasi Terpadu, di antaranya yaitu menumbuhkan budaya literasi di
lingkungan sekolah, menjadi wadah refleksi bersama tentang pentingnya literasi
sekolah, praktik menyusun Program Literasi Terpadu, dan melaksanakan PLT yang
sudah direncanakan di lingkungan sekolah masing-masing.
Program Literasi
Terpadu (PLT), katanya, merupakan upaya menumbuh-kembangkan literasi di seluruh
ekosistem pendidikan, baik di keluarga, sekolah maupun di masyarakat.
“Hal ini harus menjadi
acuan bagi sekolah dalam menyusun rancangan Program Literasi Terpadu di sekolah
mereka masing-masing, melalui pelibatan public, agar terbangun sinergitas yang
kokoh, sebab literasi bukan kerja individual, melainkan tugas bersama,” tutur
Melati.
Dia menambahkan, setelah mendapatkan pelatihan tersebut, sekolah dampingan diharapkan dapat melaksanakan program literasi yang sudah direncanakan, sehingga tingkat literasi dan minat baca di sekolah dapat meningkat. (win)