Senin, 26 Desember 2022
Muhammadiyah
Sulsel Ditantang Dirikan Perguruan Tinggi di Bantaeng
BANTAENG,
(PEDOMAN KARYA). Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan
ditantang mendirikan perguruan tinggi di Kabupaten Bantaeng.
Tantangan itu
dilontarkan langsung Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin, pada pembukaan Kemah
Tahfidz dan Bahasa V Pondok Pesantren Muhammadiyah se-Sulawesi Selatan di
Lapangan Pantai Marina, Bantaeng, Ahad, 25 Desember 2022.
“Tadi, laporan Pak
Prof, ada 13 perguruan tinggi Muhammadiyah di Sulawesi Selatan. Insya Allah,
kami di Bantaeng siap menjadi yang ke-14 hadirnya perguruan tinggi Muhammadiyah
di Bantaeng. Saya tantang ki’ ini, Prof,” kata Ilham sambil tersenyum kepada Ketua
Muhammadiyah Sulsel, Prof KH Ambo Asse.
Ilham Syah Azikin juga
membeberkan bahwa peran Muhammadiyah untuk Bantaeng sangat berdampak atas riset
yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas
Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
“Jumat kemarin, kami
mendapatkan rilis dan ekspos terkait tingkat kekebalan masyarakat Bantaeng
setelah masa pandemi dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar,” ungkap Ilham.
Pihaknya memang meminta
FKIK Unismuh Makassar untuk melakukan riset terkait kekebalan masyarakat
Bantaeng pasca-vaksinasi dosis 2.
“Alhamdulillah, hasil
dari riset Fakultas Kedokteran Unismuh itu yang kita jadikan acuan penetapan
kebijakan. Saya minta kesimpulannya, berapa persen tingkat kekebalan masyarakat
Bantaeng, berdasarkan riset, itu mencapai 95 persen,” ungkap Ilham.
Hasil ini, kata mantan
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulsel, tentu tidak terlepas dari
peran penting dan kebersamaan seluruh elemen masyarakat dan Persyarikatan
Muhammadiyah.
“Kami tidak mungkin
akan mencapai tingkat kesadaran masyarakat terkait penerapan protokol
kesehatan. Kami tidak mungkin mendapatkan komunitas masyarakat yang memiliki
produktivitas dan semangat untuk bangkit, tanpa didukung oleh orang tua kami,
para tokoh agama dan alim-ulama. Muhammadiyah menjadi bagian penting dalam hal
itu,” kata Ilham.
Perda
Diniyah Non-formal dan Pesantren
Menyinggung pelaksanaan
Kemah Tahfidz dan Bahasa V Pondok Pesantren Muhammadiyah se-Sulawesi Selatan, Ilham
menyebut program tersebut sejalan dengan visi Bantaeng yang berfokus pada
pengembangan sumber daya manusia.
“Kami di Bantaeng telah
melahirkan Perda Diniyah Nonformal dan Pesantren yang menjadi acuan untuk
melahirkan generasi yang lebih baik. Kita sepakat dengan Surah An-Nisa ayat 9
tadi, Prof,” kata Ilham merespons pesan Ketua PWM Sulsel Ambo Asse.
Surah An-Nisa, ayat 9
berbunyi, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”
Ilham mengatakan, Pimpinam
Daerah Muhammadiyah Bantaeng telah mendesak Pemerintah Kabupaten Bantaeng untuk
meningkatkan program tahfidz, dari 1 Desa 1 Tahfidz menjadi 1 Dusun 1 Tahfidz.
“Program 1 Desa 1
Tahfidz, Saya didesak Bapak Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantaeng. Katanya
terlalu kecil itu Pak Bupati. Saya katakan, oke kalau begitu kita sepakat, kita
akan launching 1 Dusun 1 Tahfidz, yang penting ada Bapak Ketua Pimpinan Daerah
bersama saya,” ujar Ilham yang langsung disambut tepuk tangan para hadirin.
Peran
Persyarikatan Muhammadiyah
Ia mengaku bahwa
pencapaian daerah yang ia pimpin ini tidak lepas dari peran Persyarikatan
Muhammadiyah. Selama masa Pandemi Covid-19, Keluarga Besar Muhammadiyah
Bantaeng menjadi bagian penting dalam penanggulangan wabah dan pemulihan,
sehingga daerah yang ia pimpin ini dapat bangkit dan produktif.
“Kalau tidak ada
Muhammadiyah, kami mungkin tidak bisa tampil yang terbaik dan tercepat pertumbuhan
ekonominya setelah Pandemi Covid-19. Kami tumbuh 8,86%. Tentu keluarga besar
Muhammadiyah menjadi bagian penting dari pencapaian itu,” tegas Ilham yang
lagi-lagi diiringi tepuk tangan hadirin.
Karena itulah, kata
Ilham, pemerintah dan masyarakat Bantaeng menaruh hormat dan berterima kasih
kepada Muhammadiyah. Terlebih, Persyarikatan Muhammadiyah menempatkan Butta Toa
ini sebagai tuan rumah Kemah Tahfidz dan Bahasa V Pondok Pesantren
Muhammmadiyah Se-Sulawesi Selatan.
“Apa yang kita lakukan
di Bantaeng saat ini, tentu tidak hanya menjadi kehormatan bagi keluarga besar
Muhammadiyah, tetapi juga menjadi kehormatan dan kebahagiaan masyarakat
Bantaeng,” kata dia.
Ia melanjutkan,
penunjukan Bantaeng ini juga menjadi penting dan strategis bagi pihaknya,
karena kegiatan ini menjadi berkah bagi masyarakat.
“Selain ini sebagai
momentum silaturahim, tidak hanya internal Muhammadiyah, tapi kita di Sulawesi
Selatan bisa berkumpul di Bantaeng, dan sekali lagi ini menjadi berkah bagi
kami,” kata Ilham.
Lebih lanjut, ia
menyampaikan ruang interaksi yang terbentuk di Bantaeng, ia yakini akan
dimanfaatkan, tidak hanya oleh PDM Bantaeng, tapi juga masyarakat. Ini untuk
mendapatkan dan menyerap segala contoh kebaikan yang ditampilkan Muhammadiyah.
“Seperti yang
disampaikan oleh orang tua kita tadi, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah,
bahwa Muhammadiyah senantiasa hadir dengan kebaikan-kebaikannya,” tutur Ilham. (win)