-----
Selasa, 03 Januari 2023
Dua
Anak SD Tampil Baca Puisi di Acara Satupena Sulawesi Selatan
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Dua anak bersiap di atas panggung dengan
latar tulisan Peluncuran dan Diskusi Buku “Narasi Sederhana Sang Pembelajar”,
karya Mohammad Muttaqin Azikin. Taak ada perasaan kikuk di wajah kedua anak
yang baru duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar itu.
Padahal di hadapan
mereka duduk sejumlah tokoh. Sebutlah Prof Ahmad M Sewang, Guru Besar UIN
Alauddin Makassar, Dr Adi Suryadi Culla, akademisi Unhas dan Ketua Dewan
Pendidikan Sulawesi Selatan, Prof Sukardi Weda, mantan Wakil Rektor 3 UNM, dan
Dr Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah (FDK) UIN Alauddin, Makassar.
Setelah memberi salam,
dengan tanpa ragu, kedua anak itu memperkenalkan dirinya secara bergantian.
“Nama saya, Muhammad
Dzafran Putra Irman,” kata anak lelaki usia 8 tahun itu.
“Nama saya, Andi Aisyah
Ramadhani,” gadis kecil berusia 9 tahun di sampingnya menimpali.
“Kami murid SD Negeri
Borong, akan membacakan puisi berjudul, Makassar Kotaku, karya Rusdin Tompo,”
kompak suara keduanya lantang memenuhi Aula Gedung Perpustakaan Multimedia,
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan.
Rusdin Tompo, pencipta
puisi itu, merupakan Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena
Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai penyelenggara acara.
Rusdin Tompo memang
punya semangat menghadirkan anak-anak dalam setiap kegiatan sastra atau
literasi. Menurutnya, itu merupakan salah satu strategi membangun ekosistem
literasi. Ini sesui tujuan kehadiran Satupena, yang kini dipimpin Denny JA,
sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat.
Karena itu, penulis dan
penggiat Sekolah Ramah Anak (SRA) itu sengaja mengundang Dzafran dan Icha,
melalui ibu mereka, untuk mengisi acara peluncuran dan diskusi buku di DPK
Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu, 31 Desember 2022.
Andi Ike, ibu dari
Icha, dan Suryani, ibu dari Dzafran, bahkan menemani anak-anaknya hadir dalam
kegiatan di pengujung tahun 2022 itu.
Tepuk tangan membahana
usai keduanya membacakan puisinya. Lancar mereka membaca puisi itu. Tak
terganggu dengan aktivitas beberapa orang yang mengabadikan momen tersebut lewat
smartphone.
“Merinding saya dengar
anak-anak tadi membaca puisi,” ungkap Arwan Daeng Awing, jurnalis yang sesekali
membaca puisi-puisi ciptaannya.
Apresiasi itu tidak
berlebihan. Mengingat, Dzafran dan Icha membaca puisi di pangggung yang sama
dengan dua pembaca puisi lainnya.
Setelah kedua anak itu,
tampil pula membaca puisi Syahril Rani Patakaki, dengan dua puisi berbahasa
Makassar.
Pertama: “Inakke
Pasombalak”, yang kedua: “Pakabajiki Empo Pammuntulinnu”. Juga Rosita Desriani,
yang kerap jadi juri lomba baca puisi. Hari itu, Rosita Desriani membaca puisi
ciptaannya, Gerbang Malik (Kepada Saudaraku Marsinah).
Dzafran dan Icha lagi
senang-senangnya membaca puisi. Dukungan dari orang tua mereka juga tak kalah
semangatnya. Ke mana pun anak-anaknya tampil, orang tua keduanya akan menemani.
Dzafran punya beberapa
catatan prestasi, antara lain Juara 1 Lomba Baca Puisi Festanoria dalam rangka
HUT Kota Makassar, 2022, pernah mengisi acara baca puisi di acara malam ramah
tamah STIKI, dan Juara 1 Lomba Baca Puisi di SDN Borong dalam rangka HUT
Kemerdekaan RI ke-77.
Sementara Icha yang
hobi bernyanyi juga pernah keluar sebagai Juara 2 Lomba Baca Puisi Festanoria
dalam rangka HUT Kota Makassar, tahun 2022.
Acara pembacaan puisi
ini memberikan nuansa berbeda dalam diskusi yang menghadirkan Prof Sukardi
Weda, Dr Firdaus Muhammad dan Mohammad Muttaqin Azikin, sebagai pembicara.
Moderatornya adalah Rahman Rumaday, Founder K-Apel (Komunitas Anak Pelangi).
Sejumlah peserta dengan
latar belakang berbeda, hadir dalam acara ini. Ada jurnalis, Asnawin Aminuddin,
penyair M Amir Jaya dan Maysir Yulanwar.
Ada pula Deputy Bisnis PT Pegadaian (Persero) Makassar 1, Agus K Saputra, akademisi dan penulis Dr Fadli Andi Natsif dan Andi Ruhban. Juga aktivis dan penulis, Abdul Rasyid Idris, cerpenis, Adil Akbar Ilyas Ibrahim Husain, serta Ketua Bunda Pustaka SDN Borong, Bunda Eki. (rt)