------
PEDOMAN KARYA
Senin, 16 Januari 2023
SIAPA
- MENGAPA
Ketum
PP Muhammadiyah Haedar Nashir Diingatkan Masa Lalu di Makassar
Acara yang dihadiri
sejatinya Silaturrahim bersama warga Muhammadiyah Sulawesi Selatan, di Balai
Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Ahad,
15 Januari 2023.
Namun Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir bersama istri, yang juga mantan
Ketua Umum PP Aisyiyah, Dr Noordjannah Djohantini, justru dibawa bernostalgia
ke masa lalu saat keduanya masih berstatus pemuda dan pemudi, saat keduanya
belum menikah, dan saat keduanya berada di Makassar puluhan tahun silam.
Nostalgia masa lalu itu
diingatkan kembali oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dr HM
Syaiful Saleh.
Sekitar 38 tahun lalu,
tepatnya pada tahun 1985, Haedar Nashir dan Noordjannah Djohantini hadir di
Makassar sebagai pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) untuk
mengikuti seminar perkaderan.
“Pak Haedar hadir
sebagai Wakil Ketua I PP IPM, sedangkan Ibu Noordjannah sebagai Ketua Bidang di
PP IPM. Saya saat itu jadi Ketua Pimpinan Daerah IPM Makassar,” ungkap Syaiful.
Mendengar cerita masa
lalu itu, para hadirin pun tersenyum dan menunggu kelanjutan ceritanya.
“Ternyata tidak lama
setelah balik dari Makassar, Haedar dan Noordjannah berjodoh, dan menikah pada
awal 1987,” kata Syaiful yang langsung membuat para hadiri tertawa dan sebagian
langsung bertepuk-tangan.
Nostalgia berikutnya, Haedar
Nashir dan Noordjannah Djohantini bersamaan terpilih sebagai Ketua Umum PP
Muhammadiyah dan Ketua Umum PP Aisyiyah, pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 di
Makassar tahun 2015.
Haedar terpilih pertama
kali, periode 2015-2020, sedangkan Noordjannah terpilih dua periode
berturut-turut.
“Pada tahun 2015, Pak
Haedar terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk pertama kali,
sedangkan Ibu Noordjannah terpilih sebagai Ketua Umum Aisyiyah untuk kedua
kali,” ungkap Syaiful.
Saat diberikan
kesempatan menyampaikan ceramah, Haedar Nashir langsung menimpali Syaiful. Ia
mengaku terpancing membahas kenangan.
“Pertama kali saya ke
Makassar tahun 1984, menghadiri Musywil IPM di Sinjai. Sejak itu saya punya
kesan, bahwa warga Muhammadiyah di Sulsel punya fanatisme yang luar biasa,”
ungkap Haedar sambil tersenyum. (asnawin)