----
Ahad, 29 Januari 2023
Rusdin
Tompo: Menulis Itu Wujud Kepedulian dan Sikap Kritis
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Orang-orang yang menulis itu biasanya
punya sikap kritis dan kepedulian terhadap lingkungan sosialnya. Mereka menulis
itu sebagai respons atas situasi sosial tersebut. Ada argumentasi yang
dibangun, dengan memberikan alternatif solusi, lewat pemikiran-pemikirannya.
Alasan pentingnya
menulis ini dikemukakan Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA
Provinsi Sulawesi Selatan, Rusdin Tompo, dalam acara Tudang Sipulung Penulis
dan Warga di Kelurahan Maccini Sombala, Jumat, 27 Januari 2023.
Tudang Sipulung bertema;
“Mewujudkan Literasi Budaya dan Kewargaan di Kelurahan Maccini Sombala” terlaksana
atas kerjasama SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan dengan Pemerintah Kelurahan
Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Di hadapan tokoh
masyarakat, Ketua LPM, Ketua RW, Ketua RT, dan pemangku kepentingan yang hadir,
Rusdin Tompo mendorong agar warga Maccini Sombala menulis sendiri pengalaman terbaik
dan praktik yang sudah dilakukan.
“Dengan
pendokumentasian dalam bentuk tulisan, maka best
practice (pengalaman terbaik, red) yang dicapai akan menginspirasi orang
lain dan bisa direplikasi di tempat lain,” kata Rusdin.
Tulisan-tulisan itu
dapat dipublikasikan melalui news letter, portal berita, website kelurahan,
atau dalam bentuk buku. Untuk mewujudkan hal ini, akan dilakukan
penandatanganan kesepahaman bersama (MoU) antara SATUPENA Provinsi Sulawesi
Selatan dengan Kelurahan Maccini Sombala.
Lurah Maccini Sombala,
Saddam Musma, sebelum menyampaikan sambutannya, sempat membaca puisi karya
Rusdin Tompo. Ini merupakan pengalaman pertamanya membaca puisi di hadapan
banyak orang. Namun, diakui itu cara dia melebur dengan penggiat literasi.
Saddam Musma memaparkan
potensi yang dimiliki kelurahannya, yang terdiri dari 72 RT dan 9 RW, dengan
jumlah penduduk lebih 22 ribu jiwa. Di kelurahan ini ada kampus, masjid,
vihara, mall, sekolah, termasuk Kantor Camat Tamalate dan Polsek Tamalate. Dia
menyambut baik rencana MoU tersebut.
Disampaikan, tudang
sipulung yang dilakukan di Baruga Kelurahan Maccini Sombala ini, bisa juga
dilakukan di area masjid. Anak-anak bahkan boleh belajar di sana dan kegiatan
lainnya. Aspek penguatan nilai dan karakter berbasis agama dan kearifan lokal
ini menjadi perhatiannya.
Saddam Musma yang
dilantik pada tanggal 03 Januari 2022 sebagai Lurah Maccini Sombala, sebelumnya
merupakan Plt Lurah Baraya, Kecamatan Bontoala.
Visi misinya adalah “Maccini
Sombala Sombere, Beriman, Berakhlak dengan Mengedepankan Sifat Sipakatau, Sipakalebbi
dan Sipakainga dalam Pelayanan”. Visi misi lainnya, yakni menumbuhkembangkan
pemberdayaan UMKM berbasis kearifan lokal.
Hadir dalam acara yang
dipandu Rahman Rumaday (Founder Komunitas Anak Pelangi / K-Apel) ini, M Naufal
SSos yang mewakili Camat Tamalate, kritikus sastra, Mahrus Andis, Rusdy Embas
dan Arwan Daeng Awing (wartawan), penyair Syahril Rani Patakaki, dan Hermanto (pelatih
pencak silat Perguruan Tapak Suci).
Dr Fadli Andi Natsif SH
MH (akademisi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), mengingatkan
pentingnya sikap bijak dan kritis dalam bermedia sosial.
“Kita mesti melakukan
check and recheck, atau dalam bahasa agamanya, tabayyun, sebelum meneruskan
informasi yang berseliweran di platform digital. Karena, bisa saja, jemarimu
berubah jadi jerujimu. Pada sisi inilah, pentingnya literasi,” kata Fadli.
Zulkarnain Hamson SSos
MSi (Direktur Pusdiklat Jurnalis Online Indonesia / JOIN), mengungkapkan ironi
budaya yang dinilai penting tapi justru tidak dibudayakan.
“Sikap saling peduli,
tolong-menolong, gotong royong, jangan sampai tergerus. Poin penting dari
literasi kewargaan itu adalah rasa kemanusiaan kita, yang bisa ditemukan dalam
budaya Sulawesi Selatan,” kata Zulkarnain.
Dr Sri Gusty ST MT (Ketua
Prodi Magister Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan Universitas Fajar),
mengaku seperti menemukan rumah baru di SATUPENA setelah hadir dalam kegiatan
tudang sipulung ini.
Dia mengatakan, forum
ini layaknya musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) kelurahan.
Bedanya, ini Musrenbang literasi.
Sri Gusty, yang selama
mahasiswa aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Universitas Muslim Indonesia
(UMI) Makassar, mengajak warga tak hanya mengusulkan program infrastruktur atau
bersifat fisik, tapi juga yang berkaitan dengan literasi.
Dalam kegiatan Tudang
Sipulung ini ada kegiatan donasi buku, yang disumbangkan sejumlah penulis,
antara lain Mahrus Andis, Rahman Rumaday, dan Rusdin Tompo. Juga pembacaan
puisi dan penampilan pencak silat.
Program literasi budaya
dan kewargaan di Kelurahan Maccini Sombala ini, diharapkan akan jadi motor
untuk kegiatan serupa di seluruh kelurahan di Kota Makassar.
Ada 153 kelurahan di Kota Makassar yang tersebar pada 15 kecamatan. Bila beberapa kelurahan itu bisa diajak berkolaborasi, maka akan bisa mewujudkan Makassar sebagai Kota Literasi. (rt)