--------
Ahad, 23 April 2023
KH
Abbas Baco Miro: Ilmu Agama Kini Terasa Asing
Kemudian dengan
keterbatasan pengetahuan itu, mereka meraba-raba, mencoba memperoleh berkah.
Akhirnya mereka terjebak pada cara-cara yang keliru. Mereka meniru
amalan-amalan masyarakat jahiliyah.
“Kesalahan tersebut
kemudian menurun dan terus berlanjut. Kemudian generasi setelah mereka, yakni
generasi sekarang, menyangka apa yang diperbuat oleh orang tua mereka adalah
cara untuk memperoleh keberkahan,” kata Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
Sulawesi Selatan, Dr KH Abbas Baco Miro Lc MA.
Hal itu ia kemukakan saat membawakan khutbah Idul Fitri 1444 H, di Pelataran Masjid Mujahidin Muhammadiyah Pinrang, Jumat 21 April 2023, yang dihadiri ribuan jamaah warga setempat.
Jamaah yang hadir
termasuk pengurus Muhammadiyah daerah (kabupaten), cabang (kecamatan), ranting
(kelurahan dan desa), serta pengurus Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah
yakni Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), serta Tapak Suci Putra Muhammadiyah
dan Pandu Hizbul Wathan.
Sesungguhnya hal yang
utama dan terpenting yang diharapkan oleh seorang muslim untuk dirinya,
keluarganya, dan saudara-saudaranya sesama muslim adalah keberkahan. Berkah
pada diri pribadi. Berkah pada harta. Berkah pada anak dan istri. Inilah
harapan yang besar yang diidam-idamkan. Keberkahan yang dapat mengangkat
kedudukan seseorang di dunia dan akhirat.
KH Abbas Baco Miro mengatakan,
keberkahan adalah karunia Allah bagi siapa yang Dia kehendaki. Di tangan-Nya-lah
ketentuan itu.
“Allah berfirman, apa
saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada
seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka
tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana,” kata Kiai Abbas mengutip QS 35 / Faathir, ayat 2.
Keberkahan adalah
pemberian Allah, sebagaimana firman-Nya, dalam Surah Maryam (19), ayat 31, “Dan
Dia menjadikan aku (Isa alaihisalam) seorang yang diberkati di mana saja aku
berada.”
“Ayat ini sebagai dalil
bahwa keberkahan itu berasal dari Allah. Tidak akan mendapatkannya kecuali
orang-orang yang Allah ï·» beri. Dan tidak akan diberi kecuali dengan menaati-
Nya dan mengikuti apa yang Dia ridhai,” kata Kiai Abbas yang sehari-hari
Direktur Pesantren Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Unismuh Makassar.
Perbedaan
1 Syawal
Dalam khutbahnya, Kiai
Abbas juga menyinggung perbedaan 1 Syawal 144 Hijriah antara Muhammadiyah yang
menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023, dengan pemerintah
yang menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2923.
Muhammadiyah dengan
metode hisab yang dipedomaninya itu, katanya, sangat kokoh dengan dasar Al-Qur’an
dan hadis Nabi yang kuat, ditambah ijtihad, sehingga pengambilan keputusan itu
sungguh memiliki dasar ilmiah, dasar keagamaan yang kuat, tidak semata
rasionalitas ilmu. Jadi tidak kuat hanya dasar diniyah/keagamaannya, tetapi
juga kuat dalam ilmu pengetahuan dan penggunaan rasionalitas, serta berbagai
aspek keilmuann lainnya.
“Dengan demikian, maka ijtihad yang diambil oleh Muhammadiyah dengan metode wujudul hilal adalah ijtihad yang dapat dipertanggungjawabkan secara keagamaan, secara keilmuan, bahkan dalam kepentingan kemaslahatan umum, kita bisa merancang program kerja dengan kepastian tanggal tersebut,” kata Kiai Abbas. (asnawin)