Kini berita meninggalnya Rasulullah yang memilukan itu tersebar luas, suasana muram menyelubungi tanah Madinah. Kata Anas: “Tidak pernah aku melihat satu hari lebih ceria dan bercahaya dari hari kedatangan Rasulullah ﷺ ke Madinah, dan tidak pernah pula aku lihat satu hari yang lebih buruk dan muram dari hari meninggal Rasulullah ﷺ.” (Foto tangkapan layar: Asnawin Aminuddin)
------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 09 April 2023
Kisah
Nabi Muhammad SAW (158):
Rasulullah
Wafat, Umar Mengigau, Abu Bakar Menenangkan
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Nazak
(Sakaratul Maut) سكرة الموت
Saat nazak mendatangi
Rasulullah ﷺ, Aisyah membiarkan Rasulullah ﷺ bersandar di dadanya. Hal ini diceritakan
olehnya:
“Sebenarnya di antara
nikmat anugerah Allah kepadaku pada saat Rasulullah meninggal di rumahku, di
hari giliranku, di antara dada dan leherku, dan menautkan antara liurku dan
liur Rasulullah ketika Rasulullah meninggal.
Sebelum itu Abdul
Rahman bin Abu Bakar telah masuk ke kamar dengan memegang kayu suginya, dan aku
membiarkan Rasulullah ﷺ bersandar, kulihat Rasulullah ﷺ memperhatikan ke
arahnya, aku sadar bahwa Rasulullah ﷺ suka akan siwak (sugi) tersebut. Maka aku
bertanya: ‘Maukah aku ambil untukmu Rasulullah?’ Rasulullah ﷺ pun mengangguk,
kemudian aku berikan siwak kepada Rasulullah, tetapi siwaknya agar keras dan
aku berkata: ‘Biarkan aku melunakkannya?’
Rasulullah mengangguk,
kemudian aku pun melembutkannya, kemudian Rasulullah ﷺ pun bersugi dengannya.”
Dalam satu riwayat lain
diriwayatkan, Rasulullah bersugi dengan sepuas-puasnya, pada waktu itu ada
sebuah bejana berisi air di depan Rasulullah, Rasulullah memasukkan tangannya
kemudian menyapukan air ke mukanya sambil berkata: “Sebenarnya kematian ini ada
sakaratnya.” (hadits)
Tidak berapa lama
setelah Rasulullah selesai menyugi giginya, Rasulullah pun mengangkat tangannya
dan jarinya menunjuk ke langit diikuti dengan renungan mata yang sayu, disusuli
dengan gerakan bibirnya.
Aisyah mendengar
ungkapan terakhir yang dilafazkan oleh Rasulullah ﷺ seperti berikut:
“Bersama-sama dengan
mereka yang telah Engkau karuniai dan golongan para nabi, siddiqin, syuhada'
dan salihin, Ya Allah Ya Tuhanku ampunilah aku dan kasihanilah aku, letakkanlah
aku dengan Kekasih yang Tertinggi, Ya Allah Ya Tuhanku Kekasih yang Tertinggi.”
Rasulullah mengulangi
lafaz yang terakhir sebanyak tiga kali dan tangan Rasulullah pun layu turun ke
bawah, maka Rasulullah pun kemudian bersama Kekasih Yang Tertinggi.
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ
مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
inna lillaahi wa innaa
ilaihi raaji'uun
“Sesungguhnya kita
adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kita kembali.” (Al-Baqarah: 156)
Peristiwa meninggalnya
Rasulullah ini terjadi pada saat pagi matahari sudah mulai naik, pada hari
Senin dua belas (12) Rabiulawwal tahun kesebelas (11) Hijriah, di waktu usia
Rasulullah genap enam puluh tiga (63) tahun lebih empat (4) hari.
Kepiluan
Menyelubungi Para Sahabat
Kini berita
meninggalnya Rasulullah yang memilukan itu tersebar luas, suasana muram
menyelubungi tanah Madinah. Kata Anas:
“Tidak pernah aku
melihat satu hari lebih ceria dan bercahaya dari hari kedatangan Rasulullah ﷺ
ke Madinah, dan tidak pernah pula aku lihat satu hari yang lebih buruk dan
muram dari hari meninggal Rasulullah ﷺ.”
Setelah wafatnya
Rasulullah ﷺ, puteri Rasulullah, Fatimah رضي الله عنه telah mengucapkan suatu
ungkapan:
“Duhai ayahku, kau
menyahut seruan Tuhanmu, duhai ayahku, surga Firdaus akhirmu, duhai ayahku,
kepada Jibril jua kami bertakziah mengenai kewafatanmu.”
Sikap
Umar
Di hari itu Umar bin
Khattab telah berdiri di depan khalayak dan menurut riwayat menceritakan bahwa
dia telah mengigau dengan berkata:
“Sebenarnya ada beberapa
orang munafiqin telah menyebut bahwa Rasulullah telah wafat, sesungguhnya
Rasulullah ﷺ tidak wafat, cuma dia pergi menemui Tuhannya seperti Musa bin
Amran pergi menemui Tuhannya, Musa menghilang diri untuk selama empat puluh
malam, kemudian Musa pulang kembali setelah orang berkata, ya Musa telah mati.
Demi Allah, Rasulullah ﷺ pasti akan pulang kembali, siapa pun yang menyangka
bahwa Rasulullah ﷺ telah wafat, mesti dipotong tangan dan kaki-kaki mereka.”
Pendirian
Abu Bakar
Abu Bakar mencambuk
kudanya, berlari dari rumahnya di Sanh, sesampainya di perkarangan masjid dia
kemudian masuk ke dalam masjid. Tanpa bicara sepatah kata pun dengan orang
banyak, dia memasuki kamar Aisyah menuju ke tempat Rasulullah yang sedang
berbaring ditutup dengan kain. Dia membuka tutup muka Rasulullah ﷺ, kemudian
memeluk dan mencium muka Rasulullah sambil menangis dan berkata:
“Demi dikaulah ibu
ayahku, Allah tidak akan mengenakan kau dua kematian, adapun kematian yang
telah ditentukan kepadamu ini sudah kau hadapinya.”
Setelah itu Abu Bakar
dan Umar keluar menemui orang banyak, Abu Bakar berkata: “Wahai Umar silakan
duduk”, namun Umar enggan untuk duduk.
Orang banyak pun
mengerumuni Abu Bakar dan membiarkan Umar di situ. Abu Bakar berkata kepada
semua yang hadir:
“Setelah mengucap
tahmid dan syukur, maka ingin aku sampaikan di sini, siapa pun di antara kamu
yang menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah meninggal dan siapa pun
yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu hidup dan tidak akan mati.”
Kemudian dia membaca
ayat Allah:
وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ
عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ ۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ
شَيْـًٔا ۗوَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ
Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.
Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat
kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur. (Ali 'Imran 3: 144)
Kata Ibnu Abas: “Demi
Allah, pada waktu itu, manusia banyak yang tidak mengetahui bahwa Allah telah
menurunkan ayat ini kecuali setelah Abu Bakar membacanya, dengan itu orang
banyak pun menerima dan membacanya.”
Kata Ibnu Musaiyab:
Umar telah menyebut:
“Demi Allah, setelah
aku mendengar apa yang disampaikan oleh Abu Bakar, kakiku merasa tidak berdaya
lagi untuk berdiri, kemudian aku terkulai ke tanah, karena apa yang disampaikan
oleh Abu Bakar itu, telah memastikan bahwa Rasulullah meninggal.” (bersambung)
------
Kisah sebelumnya: