--------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 08 April 2023
Kisah Nabi Muhammad SAW (157):
Tiga
Wasiat Rasulullah Sebelum Wafat
Penulis: Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Sebelum
Meninggal
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى
آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
Di hari Kamis, yaitu empat hari sebelum meninggal,
sakit Rasulullah semakin berat, Rasulullah ﷺ meminta:
“Tolong bawa ke mari alat tulis, aku akan menulis
untukmu wasiat, dengan wasiat itu kamu tidak akan sesat setelah itu.”
Di dalam rumah ketika itu ada beberapa sahabat di
antara mereka adalah Umar Ibn Khattab, dan dia berkata:
“Kini Rasulullah mengalami kesakitan yang dahsyat,
bukankah sudah ada Al-Qur’an, sudah cukup dengan kita kitab Allah itu.”
Ahli keluarga Rasulullah ﷺ berselisih pendapat, di
antara mereka mengatakan:
“Ayo berikan sesuatu untuk Rasulullah tulis.”
Dan di antara mereka ada juga mengatakan sebagaimana
pendapat Umar. Hingga terjadi silang pendapat di antara mereka, kemudian
Rasulullah ﷺ berkata:
“Ayo! Kamu semua keluar dari sini.”
Di hari itu Rasulullah ﷺ membuat tiga wasiat yaitu:
~ Rasulullah ﷺ berpesan agar kaum Yahudi, Nasrani
dan Musyrikin dikeluarkan dari Semenanjung Tanah Arab,
~ Rasulullah ﷺ berpesan agar membenarkan kedatangan
para perwakilan sebagaimana yang pernah Rasulullah ﷺ lakukan.
~ Adapun wasiat yang ketiga agar berpegang dengan
kitab Allah ﷻ dan sunnah Rasulullah ﷺ, meneruskan pengiriman tentara Islam
pimpinan Usamah, dan perintah untuk shalat dan membuat hubungan baik dengan sesama
umat.
Walaupun dalam keadaan sakit, namun Rasulullah ﷺ
kemudian shalat, menjadi imam shalat berjamaah, Di hari itu, Rasulullah ﷺ shalat
maghrib dengan membaca surah “Mursalat.”
Ketika waktu shalat Isya' sakit Rasulullah ﷺ
bertambah berat, menyebabkan Rasulullah ﷺ tidak berdaya untuk keluar ke masjid,
kata Aisyah:
Rasulullah ﷺ bersabda: “Apakah
orang-orang sudah shalat?”
Kata kami: “Tidak wahai Rasulullah, mereka semua
sedang menunggu paduka.”
Kata Rasulullah lagi: “Sediakan air di dalam panci
itu.”
Kami pun melakukan apa yang diperintahkan
Rasulullah, dengan air itu Rasulullah pun bersuci, dan berdiri namun Rasulullah
kemudian setengah pingsan kemudian masih bertanya pula:
“Apakah orang-orang sudah shalat.”
Kejadian pingsan ini berulang kali terjadi seperti
yang pertama yaitu setelah Rasulullah bersuci, akhirnya Rasulullah menyuruh Abu
Bakar mengimami shalat orang banyak.
Abu Bakar pun melaksanakan perintah Rasulullah ﷺ
mengimami orang banyak untuk hari-hari itu sebanyak tujuh belas (17) waktu shalat,
ketika Rasulullah masih hidup.
Aisyah telah meminta Rasulullah ﷺ memberikan
petunjuknya, agar imam masjid bisa dilakukan orang lain, agar orang banyak
tidak mempunyai anggapan tidak baik, namun Rasulullah ﷺ tetap menolak dan
berkata:
“Kamu semua adalah wanita-wanita pencinta Yusuf,
banyak berdalih, ayo suruh Abu Bakar shalat menjadi imam.”
Sehari
Sebelum Wafat
Di hari Ahad, nabi ﷺ merasa dirinya ringan sedikit,
kemudian Rasulullah ﷺ keluar dengan dibantu oleh dua orang untuk shalat Dzuhur,
sedang Abu Bakar menjadi imam shalat untuk orang banyak.
Ketika Abu Bakar menjadi imam, terlihat Rasulullah ﷺ
mundur ke belakang, tetapi Rasulullah ﷺ memberi isyarat agar dia jangan mundur,
Rasulullah ﷺ menyuruh dua orang yang membantu Rasulullah ﷺ agar mendudukkan
Rasulullah ﷺ sebelah Abu Bakar, mereka berdua pun mendudukkan Rasulullah ﷺ di
sebelah kiri Abu Bakar, dan Abu Bakar mengikuti (beriqtida') dengan Rasulullah ﷺ
di dalam shalatnya, di samping memperdengarkan takbir-takbir kepada para
jamaah.
Pada hari Ahad yaitu sehari sebelum wafat,
Rasulullah ﷺ memerdekakan semua hamba sahaya, bersedekah dengan tujuh dinar
yang Rasulullah ﷺ miliki pada saat itu, semua senjata-senjatanya diberikan
kepada kaum muslimin.
Pada malam hari, Aisyah meminjam minyak untuk
menghidupkan lampu dari tetangganya, baju besi Rasulullah ﷺ tergadai pada
seorang Yahudi sebesar tiga puluh (30) cupak.
Hari
Terakhir dalam Hayat Rasulullah ﷺ
Anas bin Malik meriwayatkan: Semua kaum muslimin
yang sedang shalat subuh di belakang Abu Bakar di hari Senin itu dikejut oleh
kemunculan Rasulullah ﷺ dari sebelah tabir kamar Aisyah Rasulullah ﷺ melihat
dan memberi senyumannya, Abu Bakar pun mundur ke belakang untuk menyertai
barisan di belakang, karena dia menyangka Rasulullah ﷺ akan keluar shalat.
Kata Anas lagi: Hampir-hampir para jamaah shalat
terpesona, mereka gembira melihat Rasulullah ﷺ, namun Rasulullah ﷺ memberi
isyarat kepada mereka agar meneruskan shalat. Setelah itu Rasulullah ﷺ
melepaskan tabir dan masuk ke dalam. Kemudian Rasulullah ﷺ tidak memiliki
kesempatan lagi untuk shalat lima waktu yang lain.
Ketika siang semakin cerah Rasulullah ﷺ menjemput
Fatimah dan berbisik kepadanya, yang menyebabkan Fatimah menangis, setelah itu
Rasulullah ﷺ memanggil Fatimah lagi dan membisikkan sesuatu lagi kepadanya,
bisikan yang kedua menyebabkan Fatimah tersenyum.
Kami pun bertanya apa ceritanya?
Jawab Fatimah: “Rasulullah membisikkan bahwa Allah
akan menjemputnya melalui sakit yang Rasulullah alami ini, itulah yang membawa
aku menangis. Pada kali kedua Rasulullah membisikkan bahwa aku ahli keluarganya
yang diwafatkan Allah setelah Rasulullah, itulah yang menyebabkan aku tersenyum.”
Selain itu Rasulullah ﷺ juga memberi kabar gembira
(tabsyir) kepada Fatimah bahwa dia adalah Nisa' 'Alamin (Penghulu Wanita
Dunia).
Fatimah melihat beban kesakitan dialami oleh
Rasulullah ﷺ terlalu berat. Dia berkata: “Alangkah berat cobaan ayah.”
Jawab Rasulullah ﷺ: “Tidak ada cobaan lagi untuk ayahmu
setelah hari ini.”
Di saat ini Rasulullah ﷺ memanggil Hasan dan Husain,
kemudian Rasulullah ﷺ mencium keduanya sambil berwasiat kepada mereka berdua
dengan kebaikan, lalu Rasulullah ﷺ menjemput isteri-isterinya, menasihati dan
memperingatkan mereka.
Kesakitan semakin bertambah, dan kesan racun
sebagaimana yang dirasakan Rasulullah ﷺ sebagaimana di hari Khaibar,
menyebabkan Rasulullah ﷺ berkata:
“Wahai Aisyah, kini aku masih terasa sakit seperti
makanan di hari Khaibar dahulu. Inilah waktunya aku merasakan nafasku sesak
terputus-putus karena kesan racun.”
Rasulullah ﷺ mewasiatkan orang banyak dengan sabda
beliau ﷺ : “Shalat, shalat, dan berbuat baiklah kepada hamba sahaya milik kamu.”
Rasulullah ﷺ mengulangi ungkapan ini berkali-kali.
(bersambung)
------
Kisah sebelumnya:
Firasat Perpisahan, Rasulullah Beriktikaf 20 Hari