‘Aqidah
dan agama yang benar itu hanya satu. Tiap Nabi dan Rasul yang diutus mulai dari
Adam عليه السلم hingga ke Nabi Muhammad ﷺ semuanya menyeru manusia kepada agama
yang satu yaitu agama Islam. |
--------
PEDOMAN KARYA
Senin, 01 Mei 2023
Kisah
Nabi Muhammad SAW (160-habis):
Agama
Hanya Satu, Rasulullah Nabi Terakhir
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Rasulullah
Nabi Terakhir
Apa yang dibawa oleh
Nabi ‘Isa adalah membenarkan dan menegaskan apa yang terdapat pada Taurat
mengenai soal aqidah dan kepercayaan, dan yang bersangkut-paut dengan hukum ada
sedikit perubahan yaitu kelonggaran dari yang dahulu.
Kepercayaan dan aqidah
yang dibawa oleh seorang Nabi berfungsi menguatkan dan mendukung aqidah para
nabi yang terdahulu.
Sedangkan syari’at
fungsinya membatalkan dan mengganti syari’at para nabi sebelumnya dan kadangkala
mendukung yang lama.
Karenanya agama dan
aqidah Ilahi hanya satu, sebaliknya ada berbagai syari’at Ilahi yang kemudian
menggantikan syari’at yang dahulu (yang baru membatalkan yang lama), dengan
syari’at terakhir yang diakhiri oleh Nabi yang terakhir.
‘Aqidah dan agama yang
benar itu hanya satu. Tiap Nabi dan Rasul yang diutus mulai dari Adam عليه السلم
hingga ke Nabi Muhammad ﷺ semuanya menyeru manusia kepada agama yang satu yaitu
agama Islam.
Karena Islam, maka
diutus Ibrahim, Isma'il dan Ya'qub عليه السلم seperti firman Allah سبحانه وتعالى
وَمَنْ يَّرْغَبُ عَنْ مِّلَّةِ
اِبْرٰهٖمَ اِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهٗ ۗوَلَقَدِ اصْطَفَيْنٰهُ فِى الدُّنْيَا ۚوَاِنَّهٗ
فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ
Dan tidak ada yang
benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri,
dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat
benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (Al-Baqarah 2:130)
اِذْ قَالَ لَهٗ رَبُّهٗٓ
اَسْلِمْۙ قَالَ اَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Ketika Tuhannya
berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh
kepada Tuhan semesta alam.” (Al-Baqarah 2:131)
وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ
بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ
اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ
Dan Ibrahim telah
mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim
berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (Al-Baqarah 2:132)
Dengan aqidah inilah
juga Allah mengutus Nabi Musa kepada keturunan Israel di mana Allah telah menceritakan
tentang ahli sihir Fir’aun yang telah beriman dengan Nabi Musa.
Firman Allah سبحانه وتعالى:
قَالُوْٓا اِنَّآ اِلٰى
رَبِّنَا مُنْقَلِبُوْنَۙ
Ahli-ahli sihir itu
menjawab: “Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali.” (Al-A’raf 7:125)
وَمَا تَنْقِمُ مِنَّآ اِلَّآ
اَنْ اٰمَنَّا بِاٰيٰتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاۤءَتْنَا ۗرَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا
صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ
Dan kamu tidak
menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan
kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami”. (Mereka berdo’a): “Ya Tuhan
kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan
Islam (kepada-Mu).” (Al-A'raf 7:126)
Dengan aqidah ini
jugalah Tuhan mengutus ‘Isa ‘Alaihi sallam, Tuhan telah menceritakan tentang
kaumnya yang telah beriman dengan ajaran yang dibawanya.
Firman Allah سبحانه وتعالى:
۞ فَلَمَّآ اَحَسَّ عِيْسٰى
مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ
نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ ۚ وَاشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Maka tatkala Isa
mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan
menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin
(sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah,
kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah
orang-orang Muslim.” (Ali 'Imran 3:52)
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ
الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ
مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ
فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama
(yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali 'Imran
3:19)
Dan tegas Allah سبحانه وتعالى dalam surah Syura:
۞ شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ
مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ
اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا
فِيْهِۗ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ
اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗ
Dia telah
mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu. (Asy-Syura 42:13)
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا
مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ
مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا
الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (ahli kitab)
tidak berpecah-belah, kecuali setelah datang pada mereka ilmu pengetahuan,
karena kedengkian di antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan
yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada
waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya
orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka,
benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu.
(Asy-Syura 42:14)
Para nabi diutus bersama-sama mereka yang Islam, agama yang diakui oleh Allah. Ahli Kitab mengetahui bahwa agama itu satu dan diutus nabi-nabi untuk memberi dukungan kepada nabi-nabi yang terdahulu.***