------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 09 Juni 2023
Puisi
Aspar Paturusi
Duh
Lutut
Dengan riang kau
berlari di pematang
kau meniru hentakan
kaki kuda
kau kitari sawah-sawah
dipenuhi padi menguning
lalu kau dan
teman-temanmu main bola sepuasnya
tak peduli kakimu luka
dan bengkak
seperti ketika kau
terbanting dari kuda
kau tak mengeluh
apalagi menangis
betapa manis dan
indahnya masa kecilmu
tetapi kini kau
ucapkan:
“Duh lutut!”
Kota demi kota kau
jelajahi
kau seret aku menikmati
indahnya negeri
bahkan negeri-negeri
yang jauh
kau bagi senyum bahkan
cinta
pada perempuan yang
rupawan
betapa manis dan
indahnya masa jejaka
tetapi kudengar kini
keluhmu:
“Duh lutut!”
Wajahmu penuh keriangan
cucu-cucumu menaiki
pundakmu
bergulingan di depanmu
bergantian meneriakkan
kata kakek
betapa manis dan
indahnya hari tua
kian berulang kudengar
getar suaramu:
“Duh lutut!”
Dengan khusyuk kau
sujud di atas sajadah
berulang dan berulang
kau lantunkan: astagfirullah
hanya Kau yang kusembah
semata kepadaMu aku
mohonkan pertolongan
betapa damai hati
ketika menggaungkan asmaMu
wah, betapa khidmat
menjalani masa tua
di ujung zikirmu
kudengar lagi
dan kini terasa lebih
pasrah:
“Duh lutut!”
Duh lutut,
duh lutut
sunguh setia
kau bersamaku
Cisarua, 16 April 2016