PEDOMAN KARYA
Rabu, 21 Juni 2023
Catatan
Jelang Kongres Kebudayaan Sulsel 2023:
Kebudayaan
Sangat Diperlukan di Dunia Pendidikan
Oleh:
Moehammad David Aritanto
(Pemerhati Pendidikan
dan Kebudayaan)
Para budayawan,
pemerhati pendidikan, pemerhati kebudayaan, dan didukung Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan, akan menyelenggarakan Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan
Tahun 2023, di Makassar, 24-25 Juni 2023.
Sehubungan dengan
Kongres Kebudayaan tersebut, saya menulis catatan kecil, yang semoga dapat menjadi
bahan masukan untuk dibahas dalam kongres tersebut.
Berbicara tentang
kebudayaan, tentulah semuanya berakar dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
masyarakat setempat secara turun menurun. Awalnya tentu dari kakek moyang
masing-masing suku bangsa yang ada di NKRI.
Dari kebiasaan-kebiasaan
yang telah dikenal sebagai suatu budaya lokal ini, maka kebudayaan sangat
diperlukan di dalam dunia pendidikan untuk pelestariannya secara kontinyu.
Karena ini menyangkut watak, karakter pembentukan sumber daya manusia (SDM)
manusianya yang sangat berpengaruh dengan kearifan lokal sebagai ciri dari satu
bangsa. Bangsa Indonesia.
Namun sangat
disayangkan di tengah gempuran gadget (gawai, red) dan sebagainya, kearifan
lokal semakin terkikis nyaris punah. Banyak orang tua yang menyalahkan jaman,
gempuran teknologi, yang mengakibatkan mulai sirnanya kearifan lokal dalam
berbudaya.
Padahal, sebenarnya
bukan kesalahan gempuran teknologi, gudget, dan sebagainya. Ini sudah ketentuan
dari Sang Pemilik Semesta Alam, untuk lebih mencerdaskan manusianya agar dapat
berpikir logika dan rasional demi kemajuan peradaban.
Tidak ada yang dapat
mengetahui rencana ke depan sang pemilik kehidupan ini. Kita hanya dapat
berpikir dan berbuat untuk meminimalisir dampak buruk dari kemajuan gempuran
teknologi dan sebagainya.
Paling tidak, tiap
orangtua harus introspeksi diri dan menyediakan waktunya walau sedikit untuk
pertumbuhan watak dan karakter anak-anaknya. Kita tidak inginkan hilangnya
kearifan lokal dalam berbudaya, yang diawali dari rumah kita sendiri.
Berbudaya itu sangat
erat kaitannya dengan pendidikan praktis dari kedua orangtua menyangkut
pembentukan watak anak, etika dan sopan santun pada pertumbuhan anak di masa
balita.
Mempertahankan ciri
khas kebudayaan kita, tidak cukup dengan hanya seringnya menggelar diskusi dan
lainnya. Karena budaya adalah prilaku nyata kearifan lokal dalam bermasyarakat
dan berinteraksi. Hal ini harus dimulai kembali dari sekolah sekolah. Baik PAUD
maupun SD, SMP hingga SMA.
Para orangtua harus
menanamkan dipikiran anak-anaknya bahwa di rumah, kami adalah ayah ibumu.
Begitu kamu melangkah masuk gerbang sekolah, orangtuamu adalah gurumu.***