Pancasila Lahir Menjadi Perisai Ketahanan Bangsa


 


--------

PEDOMAN KARYA

Kamis, 01 Juni 2023

 

 

Pancasila Lahir Menjadi Perisai Ketahanan Bangsa

 

 

Oleh: Achmad Ramli Karim

(Pengamat Politik & Pemerhati Pendidikan)

 

Gelombang yang menerjang bagian haluan kapal selalu lebih besar dibandingkan dengan yang dihadapi oleh bagian badan kapal lainnya. Ibarat Haluan, Pancasila merupakan bagian terdepan kapal yang terkena dampak secara langsung oleh gelombang globalisasi.

Haluan dapat memiliki arti; yang terdahulu atau terdepan, arah atau tujuan, pedoman (tentang ajaran). Garis haluan mengandung dua arti, yaitu; petunjuk yang harus dituruti, dan garis bidang tegak yang sejajar dengan garis bujur kapal.

Berputar haluan dapat diartikan mengubah prinsip (pendapat, pandangan, pendirian, kebijakan), sedangkan beralih haluan (kata kiasan), mengandung makna berubah pandangan.

Nakhoda merupakan pemimpin (kepala negara) di atas kapal yang bertanggung jawab penuh atas keselamatan kapal, penumpang, dan barang muatan selama proses pelayaran dari pelabuhan pemuatan sampai di pelabuhan tujuan. Tugas nakhoda kapal adalah bertanggung jawab ketika membawa sebuah kapal dalam pelayaran baik itu dari pelabuhan satu menuju ke pelabuhan lainnya dengan selamat.

Integritas nakhoda dipertaruhkan saat berlayar agar kapal tetap di garis haluan, dan tidak akan memutar haluan karena kepentingan kelompok bahkan pembajakan sekalipun. Karena berputar haluan kapal akan salah sasaran, beralih haluan kapal dipastikan oleng ke kiri atau ke kanan.

Memimpin Indonesia mutlak berlandaskan Pancasila sebagai dasar haluan negara, berputar dan beralih haluan maka negara salah arah, sedangkan mengubah dasar negara, sudah pasti politik negara condong ke kiri atau ke kanan.

Hari ini 1 Juni, tepat 88 tahun silam, telah tercatat dengan tinta emas dalam sejarah Indonesia, dimana pada 1 Juni 1945, dalam Sidang BPUPKI, Soekarno menyampaikan pidatonya pertama kali mengemukakan konsep awal Pancasila yang menjadi nama dasar negaraIndonesia. Momen tersebut kemudian hingga kini diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni.

Burung Garuda adalah lambang negara Indonesia yang dicetuskan oleh Sultan Hamid II pada 1950. Lalu, apa arti lambang burung garuda Pancasila?

Dikutip dari laman Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi, burung garuda pada lambang Pancasila melambangkan kekuatan dan warna emas melambangkan kemuliaan.

Sementara perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Kedua kaki burung garuda yang kokoh mencengkeram pita putih bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika bermakna berbeda-beda tetapi satu jua. Slogan ini menjadi kekuatan bangsa Indonesia yang mempunyai keragaman suku, budaya, agama, dan sebagainya.

Dengan sayapnya yang mengembang, hal ini menyiratkan bahwa garuda siap menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia. Selanjutnya adalah jumlah bulu yang ada pada badan burung. Berikut penjelasannya:

Sebanyak 17 helai bulu sayap kanan dan kiri: melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia, sebanyak 8 helai bulu ekor: melambangkan bulan kemerdekaan Indonesia yaitu Agustus, sebanyak 19 helai bulu pangkal ekor: melambangkan tahun Kemerdekaan Indonesia, yaitu 1945, dan sebanyak 45 helai bulu leher: juga melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu tahun 1945.

Angka-angka bulu tersebut menunjukkan tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan tanggal Kemerdekaan Indonesia. Hal ini memiliki makna historis untuk membangun proses penyadaran bagi setiap warga negara Indonesia agar mencintai negara dan menghargai sejarah Kemerdekaan Indonesia.

Perisai merupakan lambang perjuangan dan perlindungan, karena biasanya perisai dibawa ke medan perang oleh para prajurit untuk melindungi diri dari serangan musuh. Garis melintang yang membagi perisai menjadi ruang atas dan bawah melambangkan garis khatulistiwa yang memang membelah kepulauan Indonesia. Perisai yang merupakan lambang perlindungan membagi lima bagian, yang masing-masing memiliki simbol dan melambangkan sila-sila dalam Pancasila.

Peringatan Hari Lahir Pancasila ini berlatar belakang dari rapat para pendiri bangsa (founding fathers) dalam BPUPKI di Gedung Chuo Sangi In (Jepang), Volksraad (Belanda), sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila Jakarta.

Terkait Pancasila sebagai dasar haluan negara ini ada dua catatan sejarah yang tak bisa terlupakan oleh bangsa Indonesia, yaitu pemberontakan PKI di Madiun pada 1948 dan G30S/PKI tahun 1965, yang tidak bisa dianggap sebagai pelanggaran HAM berat di masa lalu tanpa melalui penyelesaian yudisial atau panitia Ad hoc.

Oleh karena itu, tidak sepantasnya pemimpin menetapkan suatu kejadian di masa lalu sebagai pelanggaran berat, hanya karena pertimbangan sekelompok orang tanpa melalui penyelesaian yudisial atau Komisi Ad hoc DPR.

Penyelesaian yudisial berarti suatu penyelesaian yang dihasilkan melalui suatu pengadilan yudisial internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya dengan memperlakukan dari suatu kaidah-kaidah hukum.

Selain hari lahir Pancasila yang diperingati setiap tahun, juga Hari Kesaktian Pancasila. Hari Kesaktian Pancasila adalah hari nasional di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 153 Tahun 1967. Ini terjadi setelah Peristiwa Gerakan 30 September yang lebih dikenal sebagai G30S atau G30S/PKI. (Wikipedia)

Peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam menumpas gerakan pemberontakan G30S/PKI, dimana pemberontakan tersebut dapat ditumpas karena kemanunggalan TNI dan rakyat melalui tiga tuntutan rakyat (Tritura), serta atas tuntutan kelompok mahasiswa melalui KAMI.

KAMI, adalah akronim dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia, sebuah kelompok anti-komunis yang kebanyakan beranggotakan kaum muda yang dibentuk pada 27 Oktober 1965.

Sejarah inilah yang mungkin dipelajari dan dianalisa oleh para pewarisnya, sehingga dapat mengetahui kekuatan yang mampu menjatuhkan Soekarno dan PKI.

Kekuatan itu datang dari berbagai kelompok masyarakat, seperti; mahasiswa, rakyat (masyarakat), dan TNI AD, sedangkan kekuatan pendukung utama PKI yaitu partai penguasa RRC saat itu (Partai Komunis China), telah dilumpuhkan oleh pemerintahan Orde Baru saat itu (Soeharto).

Dengan diputuskannya hubungan diplomatik Indonesia dengan RRT pada tahun 1966, dukungan dari Partai Komunis China (PKC) pun putus disebabkan oleh pemutusan hubungan diplomatik tersebut.

Ditunjang oleh kualifikasi pendidikan tinggi serta wawasan politik yang luas, mereka memiliki pemahaman akan dasar politik yang seharusnya diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat (melek politik), sehingga mereka mampu melakukan analisis SWOT yaitu analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness).

Analisa SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau institusi/lembaga dalam skala yang lebih luas.

Analisa SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu institusi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. (LPEM UI, 2007)

Dapat diduga bahwa berdasarkan analisis tersebut di atas, akhirnya tokoh-tokoh ahli warisnya mengetahui bahwa strategi yang tepat untuk menguasai kembali kekuasaan, yaitu buka dan jalin MoU dengan Partai Komunis China (PKC). Kemudian kuasai mahasiswa lewat Rektor (regulasi pengangkatan rektor PT), kuasai rakyat lewat bantuan (BLT), serta kuasai POLRI dan TNI khususnya TNI-AD.

Masihkah tidak percaya kalau bangsamu sedang tidak baik-baik saja, atau masih mau jadi WNI yang buta politik agar dapat tetap dijajah? Penjajahan modern tidak sama dengan penjajahan di masa lalu.

Bentuk penjajahan modern yang muncul sekarang dan semua negara di dunia terkena dampaknya, yakni penjajahan ekonomi, teknologi dan arus budaya. Oleh karena itu, masyarakat sudah sepantasnya melek politik dan membuang jauh-jauh alergi politik sebagai suatu kelemahan, yang dapat dijadikan dasar mengadu domba masyarakat.

Melek politik bagi masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi kebutuhan semata, melainkan sebuah keharusan yang wajib dipenuhi. Pasalnya, setelah menjadi bangsa yang dijajah selama 3,5 abad lamanya, pengelolaan sumber daya manusia dan pengelolaan sumber daya alam Indonesia sudah jauh tertinggal dari bangsa lain yang semakin maju.

Dan menjadi apatis hanya membuat ketertinggalan kita semakin parah. Padahal kalau dipikir-pikir, orang Indonesia itu cukup potensial. Kekayaan sumber daya alam kita juga terbilang sangat luar biasa. Tapi kenapa kita masih ketinggalan jauh?

Semua menyangkut soal kebijakan publik, yang tidak terlepas dari putusan politik. Sayangnya, kebanyakan dari masyarakat Indonesia masih buta politik dan cenderung menghindar dari berbagai hal yang menyangkut soal politik. Padahal segala macam selalu dibayang-bayangi oleh urusan politik.

Hal ini yang pernah dikatakan oleh Bertolt Brecht, bahwa: “Buta yang terburuk adalah buta politik. Dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik.”

Melek politik sebagai urgensi maka suka atau tidak, apabila kita ingin mengawal kehidupan demokrasi dan mendukung terciptanya kontrol social, serta menjamin pemerintahan yang bersih dan berwibawa, caranya adalah dengan membentuk kehidupan masyarakat yang melek akan politik; tidak hanya tahu cara kerja dan sistem, melainkan juga paham ke arah mana politik dapat mengintervensi kehidupan sosial sehari-sehari, sehingga pada akhirnya kita memahami bahwa untuk mencapai kehidupan yang sebagaimana dicita-citakan ialah dengan turut berpartisipasi di dalamnya.

Berkaitan dengan kondisi politik saat ini yang cenderung mengarah pada politik transaksional untuk membangun kepentingan kelompok, dan sebagai strategi politik, apapun caranya mereka pasti berupaya memenangkan setiap pertarungan politik. Karena dalam arena politik sekarang ini, tidak lagi mengenal istilah halal dan haram (etika politik). Etika politik adalah praktik pemberian nilai terhadap suatu tindakan atau kebijakan politik dengan berlandaskan kepada etika dan moral.

 

-----

Penulis Drs Achmad Ramli Karim SH MH adalah Ketua Dewan Kehormatan & Kode Etik APSI Provinsi Sulsel, Ketua Koorda Alumni (IKA) IPM/IRM Kabupaten Gowa, Alumni 81 PMP/PKn (FKIS) IKIP UP, Alumni 92 FH UMI Makassar


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama