KELAS MENULIS KREATIF. Penggiat Literasi dan Sekolah Ramah Anak, Rusdin Tompo, memberikan petunjuk kepada anak-anak SD Inpres Banta-bantaeng 1 Makassar. |
-------
Rabu, 21 Juni 2023
SD Inpres Banta-Bantaeng
1 Makassar Bikin
Kelas Menulis Kreatif
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Tradisi menulis mesti
ditumbuhkan sejak kanak-kanak. Anak-anak bisa diperbiasakan menulis tentang
pengalaman mereka sehari-hari. Mereka juga bisa diajak menulis tentang apa yang
dirasakan atau yang ingin mereka kemukakan.
“Kegiatan
menulis dengan anak-anak ini menggunakan metode sederhana dan konkret,” ujar Rusdin Tompo, seorang penggiat
Sekolah Ramah Anak, yang juga mengadakan kelas menulis kreatif bagi murid-murid
SD.
Sejak mendirikan LISAN di
tahun 2000, dia sudah menggunakan aktivitas menulis dan kesenian untuk
membangun kesadaran kritis anak-anak. Dia, misalnya, pernah membuat program
pendampingan bagi anak-anak di beberapa
desa di Takalar, dan bagi pekerja anak di sekitar Pasar Pannampu, Kota
Makassar. Beberapa tahun terakhir, dia membantu sejumlah SD mengembangkan
program inovasi, salah satunya di SD Inpres Banta-Bantaeng 1.
Kepala UPT SPF Hj Baena,
S.Pd, M.Pd menyambut positif kelas menulis kreatif bagi murid-muridnya. Baena
bahkan berharap kelas menulis kreatif itu juga dilakukan bagi ibu-ibu atau
orangtua murid. Di sekolah yang berada di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan
Rappocini, Kota Makassar ini, ada komunitas Amal Ceria, yang merupakan program
inovasi sekolah tersebut.
Kelas menulis kreatif ini
merupakan angkatan II, diikuti lebih 30 anak. Kelas menulis ini diadakan sejak
12 Juni 2023. Kegiatan menulisnya diadakan di perpustakaan tapi kadang juga
menggunakan ruang kelas. Saat menulis pun, anak-anak dipersilakan mencari
posisi yang nyaman bagi dirinya. Sebagai fasilitator, dia memotivasi anak berani
menulis.
“Ide
menulis itu ada di diri kita dan di sekitar kita,” terang Rusdin Tompo.
Dia lantas mencontohkan,
ide tulisan dari nama anak masing-masing, dari suasana kelas, pengalaman
bermain bersama teman atau bisa pula tentang liburan di rumah nenek. Ditekankan
tentang pentingnya menulis dengan menunjuk poster para pahlawan yang dipajang
di dalam kelas. Katanya, kita bisa mengetahui sejarah para pahlawan karena
kisah mereka ditulis.
“Tak
perlu takut menulis, sama kalau kita belajar naik sepeda. Kadang menabrak
tembok atau bahkan masuk got, tapi kita tetap saja mau naik sepeda,” contohnya, yang disambut gelak tawa
anak-anak.
Kelas Menulis Kreatif
Angkatan I, yang diadakan tahun 2022, berhasil menerbitkan satu buku bunga
rampai berjudul “Bermain
Cerita”. Ada lebih 50
tulisan anak-anak yang bercerita tentang kegiatan mereka sehari-hari, baik di
sekolah, bersama temannya, maupun interaksinya dengan orangtua.
“Saya berharap, pada angkatan kedua ini, ada produk yang dihasilkan anak-anak dalam bentuk buku,” kata Rusdin Tompo. (rt)