Bisanya Tong Itu Indonesia Jadi Tuan Rumah Pertemuan LGBT se-Asean

“Mereka beragama, cuma mungkin pemahaman agamanya yang kurang. Kalau dia beragama Islam, mungkin dia tidak pernah membaca atau mendengarkan ceramah tentang kaum Luth yang dilaknat oleh Allah. Kaum Luth itu pencinta sesama jenis dan sudah diingatkan oleh Nabi Luth, tapi mereka tetap membangkang bahkan mengancam Nabi Luth. Akhirnya Allah murka dan mengazab mereka dengan hujan batu di subuh hari,” tutur jawab Daeng Tompo’.

 

--------

PEDOMAN KARYA

Selasa, 11 Juli 2023

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

Bisanya Tong Itu Indonesia Jadi Tuan Rumah Pertemuan LGBT se-Asean

 

“Bisanya tong itu Indonesia jadi tuan rumah pertemuan komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) se-Asean,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’, saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.

“Kenapa bisa?” kata Daeng Tompo’ dengan nada tanya.

“Makanya saya bilang begitu,” ujar Daeng Nappa’.

“Ada dua kemungkinan,” kata Daeng Tompo.

“Apa itu?” tanya Daeng Nappa.

“Pertama, kemungkinan Pemerintah Indonesia berada di bawah tekanan negara-negara lain untuk menjadi tuan rumah,” kata Daeng Tompo’.

“Kedua?” potong Daeng Nappa’.

“Kedua, para pengambil kebijakan mungkin ada yang merupakan bagian dari komunitas LGBT. Bisa mereka langsung yang menjadi bagian komunitas itu, bisa juga ada anak atau keluarganya yang masuk komunitas LGBT,” kata Daeng Tompo’.

“Mungkin juga mereka tidak beragama,” kata Daeng Nappa’.

“Saya yakin mereka beragama. Minimal KTP-nya,” ujar Daeng Tompo’ sambil tersenyum.

“Beragama tapi tidak berakal?” kata Daeng Nappa’ dengan nada tanya.

“Mereka beragama, cuma mungkin pemahaman agamanya yang kurang. Kalau dia beragama Islam, mungkin dia tidak pernah membaca atau mendengarkan ceramah tentang kaum Luth yang dilaknat oleh Allah. Kaum Luth itu pencinta sesama jenis dan sudah diingatkan oleh Nabi Luth, tapi mereka tetap membangkang bahkan mengancam Nabi Luth. Akhirnya Allah murka dan mengazab mereka dengan hujan batu di subuh hari,” tutur jawab Daeng Tompo’.

“Mudah-mudahan tidak jadiji pertemuannya,” kata Daeng Nappa’.

“Pertemuan apa?” tanya Daeng Tompo’.

“Pertemuan komunitas LGBT di Jakarta,” jawab Daeng Nappa’.

“Oh belumpi kah?” tanya Daeng Tompo’.

“Belumpi. Makanya ada ratusan organisasi yang menolak dan meminta pemerintah membatalkan pertemuan itu,” kata Daeng Nappa’.

“Kalau jadi, mauki’ hadir?” tanya Daeng Tompo’ sambil tersenyum.

“Kita’ mo deh, janganmi saya,” jawa Daeng Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

 

Selasa, 11 Juli 2023

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama