Ketua MUI Sulsel Ketakutan Ditelpon Densus 88

PENCEGAHAN RADIKAL-TERORIS. Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi NBNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof Nasaruddin Umar, Ketua Umum MUI Sulsel Prof KH Najmuddin Abdu Safa, Direktur Pencegahan BNPT Prof Irfan Idris, Kabid Urusan Agama Islam (Urais) Kemenag Sulsel, Dr Wahyuddin Hakim, tampil sebagai pembicara pada Sarasehan Bersama Da'i dan Da'iyah Sulawesi Selatan dalam rangka Pcncegahan Radikal-Terorismedi Indonesia, di Hotel Claro Makassar, Kamis, 20 Juli 2023. (Foto-foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)

 

-------

Kamis, 20 Juli 2023

 

Ketua MUI Sulsel Ketakutan Ditelpon Densus 88

 

BNPT Gelar Sarasehan Bersama Da’i dan Da’iyah Sulsel di Makassar

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (MUI Sulsel) Prof KH Najmuddin Abdul Safa, pernah menerima telepon dari Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Densus 88.

“Saya pernah ditelepon Densus 88. Saya takut sekali. Saya pikir-pikir apa kesalahan saya. Saya Tanya dari mana dapat nomor telepon saya, orang Densus bilang dari teman Bapak. Saya makin takut,” ungkap KH Najmuddin saat tampil sebaga salah satu pembicara pada Sarasehan Bersama Da'i dan Da'iyah Sulawesi Selatan dalam rangka Pencegahan Radikal Terorisme di Indonesia, di Hotel Claro, Makassar, Kamis, 20 Juli 2023.

Mendengar cerita Ketua MUI Sulsel tersebut, para hadiri langsung tersenyum dan sebagian tertawa, termasuk Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi NBNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi SE MSi yang membuka acara dan sekaligus menjadi pembicara utama, Direktur Pencegahan BNPT Prof Irfan Idris, serta Kabid Urusan Agama Islam (Urais) Kemenag Sulsel, Dr Wahyuddin Hakim, yang juga tampil sebagai pembicara.

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Nasaruddin Umar, juga tampil sebagai pembicara, namun beliau baru tiba di tempat acara saat sedang berlangsung diskusi panel.

Ketua MUI Sulsel KH Najmuddin kemudian melanjutkan ceritanya bahwa ia menanyakan kepada Densus 88 apa maksud dan tujuannya menelpon dirinya, dan setelah disampaikan akhirnya Ketua MUI Sulsel menerima kedatangan Anggota Densus 88.

“Yang datang ada sekitar 20 orang. Saya ketakutan. Rupanya Densus 88 membawa mantan-mantan teroris yang sedang dibina,” ungkap Najmuddin.

Ketua MUI Sulsel kemudian bertanya kepada para mantan teroris tersebut. Pertanyaannya, apa yang menarik mereka hingga menjadi pelaku teror, dan mereka menjawab karena iming-iming. Kemudian ditanya lagi, iming-iming apa, apakah pangkat atau uang, dan mereka menjawab iming-iming masuk surga.

“Saya katakan kepada mereka, seandainya surga itu punya pagar, maka kalian tidak akan sampai di pagar itu, apalagi masuk ke dalamnya,” kata KH Najmuddin yang kembali mengundang senyum dan tawa para peserta sarasehan.

Anggota Densus 88, lanjutnya, juga bertanya kepada dirinya, apa yang menjadi penyebab orang menjadi radikal dan teroris, dan KH Najmuddin mengatakan penyebab utamanya yaitu karena tidak seimbangnya antara semangat (jihad) dan ilmu.

“Kalau seimbang antara semangat dan ilmu, pasti tidak akan terjadi (menjadi radikal dan teroris, red),” kata KH Najmuddin.

Ia juga menceritakan bahwa almarhum KH Sanusi Baco (mantan Ketua MUI Sulsel) pernah mengatakan, jika ada orang yang suka menyalahkan, itu tandanya mereka baru belajar.

“Saya sering sampaikan kepada mahasiswa, bahwa dalam Islam, bukan kepintaran bicara yang utama, melainkan kecerdasan dalam memahami teks. Kalau tidak cerdas memahami teks, maka yang terjadi, kadang-kadang bukan perintah tapi dianggap perintah. Kadang-kadang bukan larangan tapi dianggap larangan,” tutur KH Najmuddin.

Sarasehan diikuti ratusan peserta dari berbagai Ormas Islam, termasuk dari Muhammadiyah yang berjumlah 20 orang, termasuk Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel Dr Dahlan Lama Bawa, Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel Dr Nurdin Mappa, dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa, Ardan Ilyas. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama