Kabupaten Takalar Terancam Suhu Panas dan Kekeringan Dampak El Nino

DAMPAK EL NINO. Sekda Takalar Muhammad Hasbi memimpin pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pimpinan OPD, camat, serta kepala desa dan lurah se-Kabupaten Takalar, di Ruang Pola Kantor Bupati Takalar, Selasa, 29 Agustus 2023. (ist)

 

-------

Kamis, 31 Agustus 2023

 

Kabupaten Takalar Terancam Suhu Panas dan Kekeringan Dampak El Nino

 

TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Kabupaten Takalar terancam mengalami suhu panas dan kekeringan atau kemarau panjang dampak el nino.

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Sehubungan dengan ancaman el nino tersebut, Pemkab Takalar melakukan langkah antisipasi awal dengan mengadakan pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pimpinan OPD, camat, serta kepala desa dan lurah se-Kabupaten Takalar, di Ruang Pola Kantor Bupati Takalar, Selasa, 29 Agustus 2023.

Rapat yang dipimpin langsung oleh Sekda Takalar, Muhammad Hasbi, atas instruksi Pj Bupati Takalar Setiawan Aswad, sebagai tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Elnino yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, di Makassar, Jumat, 25 Agustus 2023.

Muhammad Hasbi sesuai arahan Pj Bupati, menekankan perlunya segera dilakukan aksi nyata di Takalar untuk mengantisipasi dampak negatif dari kemarau yang berkepanjangan dan sedikit ekstrim dari el nino pada tahun ini.

Secara spesifik Pj Bupati Takalar menggaris-bawahi dampak el nino terhadap aktivitas pertanian, ketahanan pangan, neraca air (ketersediaan, kebutuhan dan distribusi air) untuk berbagai kepentingan, serta mitigasi bencana alam lainnya seperti kebakaran lahan dan hutan.

“Silahkan menyampaikan potensi awal dampak el nino dari wilayah masing-masing, sebagai antisipasi untuk pertanian, agar menyiapkan irigasi. Kemudian kita lakukan pencegahan serta pemadaman agar mencegah terjadinya kebakaran. Ini jangan dianggap sebagai sesuatu yang biasa, karena kita tidak tahu berapa kandungan air tanah yang tersisa yang mampu menyuplai air untuk kita,” kata Hasbi. (Hasdar Sikki)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama