Mahasiswa FEB Unismuh Kunjungi Masjid Sultan di Singapura

MASJID TERTUA. Dalam rangkaian program Kuliah Kerja Profesi (KKP) Internasioal di Singapura, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Sultan, masjid bersejarah karena merupakan masjid tertua di Singapura. (ist) 


--------

Jumat, 04 Agustus 2023

 

Mahasiswa FEB Unismuh Kunjungi Masjid Sultan di Singapura

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Dalam rangkaian program Kuliah Kerja Profesi (KKP) Internasioal di Singapura, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Sultan, masjid bersejarah karena merupakan masjid tertua di Singapura.

Kunjungan ke Masjid Sultan Singapura, akhir Juli 2023, dilakukan oleh 25 mahasiswa dan 10 dosen FEB Unismuh yang dipimpin Wakil Dekan I FEB Unismuh, Agusdiwana Suarni.

“Dalam KKP Internasional ini, selain mengikuti seminar dan diskusi dengan para pakar industri, mengunjungi perusahaan multinasional, serta berinteraksi dengan mahasiswa dari universitas lain di Singapura, mahasiswa juga melakukan kunjungan ke Masjid Sulsel. Masjid ini adalah pertama yang dibangun di Singapura yaitu pada tahun 1824,’ kata Agusdiwana.

Kunjungan Masjid Sultan di Kampong Glam, Distrik Rochor, Singapura, katanya, menjadi pengalaman spiritual yang menginspirasi bagi para mahasiswa.

“Dari kunjungan ini, mahasiswa bisa melihat nilai-nilai toleransi, keragaman budaya, dan persatuan yang tercermin dalam arsitektur dan sejarah Masjid Sultan. Keindahan bangunan dan ornamen-ornamennya juga memberikan kesan mendalam tentang warisan budaya dan seni rupa dari zaman terdahulu,” tutur Agusdiwana.

Posisi bangunan masjid berada di antara Muscat Street dan North Bridge Road. Pembangunan Masjid Sultan berlangsung selama masa pemerintahan Sultan Hussain Syah dari Kesultanan Johor. Pelaksana pembangunannya ialah Temanggung Abdul Rahman selaku kepala Pulau Singapura. Masjid Sultan mulai dibangun sejak tahun 1824 dan selesai pada tahun 1826.

Dalam berbagai literature disebutkan bahwa pengelolaan Masjid Sultan diserahkan kepada cucu Sultan Hussain Syah yang bernama Alauddin Syah hingga tahun 1879. Bangunan masjid diperluas pada tahun 1924 setelah Singapura mengalami perkembangan pesat di bidang perdagangan, budaya dan seni rupa Islam pada awal tahun 1900-an.

Masjid Sultan telah menjadi salah satu objek pariwisata di Singapura. Struktur awal masjid ini dibangun sekitar 1826 oleh masyarakat Jawa yang kebanyakan bekerja sebagai pedagang awal di Singapura. Mereka menjalankan aktivitas perdagangan dengan masyarakat Arab, Boyan, dan Bugis, sebelum kedatangan saudagar Tionghoa. Bangunan masjid itu menjadi tempat tinggal atau kawasan permukiman awal beberapa etnik masyarakat Indonesia.

Kemudian pada 1920-an ia dibangun kembali seperti sekarang. Dan kini ia telah direnovasi dan ditetapkan sebagai produk pariwisata Singapura. Nama aṣli jalan-jalan berdekatan masjid tersebut seperti Kandahar Street, Baghdad Street, Arab Street dan Buṣṣorah Street, masih dipertahankan penggunaannya.

Hingga kini masjid sultan Singapura masid berdiri kokoh di tempat dimana dia pertama kali didirikan, menjadi salah satu masjid tetua dan terbesar di Singapura dengan daya tampung mencapai 5.000 jemaah. Masjid

Sultan Singapura kemudian mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Republik Singapura pada tanggal 14 Maret 1975, sebagai national monument. Dan statusnya pun kini dimiliki dan dikelola oleh Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS).

 

Wawasan Internasional

 

Tentang KKP Internasional yang diikuti mahasiswa FEB Unismuh Makassar di Malaysia dan Singapura, Agusdiwana Suarni mengatakan, dengan mengikuti kegiatan tersebut, mahasiswa mendapatkan kesempatan dalam memperkaya pengalaman dan memperluas wawasan mereka dalam skala internasional.

“Program KKP Internasional ini sangat positif karena memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa dalam memahami dunia luar dan membentuk jaringan internasional yang luas. Mahasiswa dapat menimba ilmu dan wawasan dari berbagai destinasi, termasuk dalam kunjungan bersejarah ke Masjid Sultan di Singapura,” tutur Agusdiwana.

Para mahasiswa melalui program internasionalisasi ini, diharapkan dapat lebih mengembangkan diri, memperluas cakrawala pengetahuan, dan mengeksplorasi potensi diri dalam menghadapi tantangan global.

“KKP Internasional ini menjadi bukti komitmen Unismuh Makassar dalam memberikan pendidikan berstandar internasional kepada para mahasiswanya, dengan membekali keterampilan dan perspektif global,” kata Agusdiwana. (lan)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama