-----
PEDOMAN KARYA
Jumat, 11 Agustus 2023
Surah Al-Baqarah, Ayat
55:
Maka
Halilintar Menyambarmu dan Kamu Menyaksikan
wa iz qultum yaa muusaa
lan nu-mina laka hattaa narolloha jahrotang fa akhozatkumush-shoo'iqotu wa
angtum tangzhuruun
Dan (ingatlah) ketika
kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami
melihat Allah dengan jelas," maka halilintar menyambarmu, sedang kamu
menyaksikan.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat
55)
------
Tafsir
Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan ingatlah ketika
kalian berkata: “Wahai Musa Kami tidak akan mempercayai bahwa perkataan yang
kami dengar darimu adalah Firman Allah, hingga kami dapat melihat Allah dengan
mata kami. Maka turunlah api halilintar dari langit yang kalian dapat
melihatnya dengan mata kalian secara langsung, maka api itu membinasakan kalian
akibat dosa dosa kalian dan kelancangan kalian terhadap Allah Azza wa Jalla.
------
Tafsir
Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
Dan ingatlah ketika
leluhurmu dengan berani berbicara kepada Musa -'alaihissalām-, “Kami tidak akan
beriman kepadamu sampai kami melihat Allah secara nyata tanpa ada penghalang
sedikitpun.” Kemudian kalian disambar oleh api yang membakar dan membunuh kalian.
Lalu kalian saling pandang satu sama lain.
-----
Tafsir
Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh
Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam
Madinah
Dan ingatlah ketika
kalian berkata kepada nabi kalian, Musa: “Kami tidak akan mempercayai seruanmu
kepada kami hingga kami dapat melihat Allah dengan jelas.” Maka Kami timpakan
kepada kalian dengan tiba-tiba api dari langit yang kalian lihat dengan mata
kepala kalian sendiri, sehingga api itu membinasakan kalian seketika.
-------
Li
Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar
bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi
Arabia
Jika seseorang
mengucapkan suatu perkataan dan orang-orang yang mendengarkan ucapan itu tidak
mengingkarinya, maka sesungguhnya itu adalah penguatan bagi semuanya, karena
sikap itu merupakan dalil atas keridhoan mereka terhadapnya, dan ini adalah
asas pada apa yang Allah katakan tentang Bani Israil yang hidup pada kenabian,
ketika Allah menegur mereka atas perbuatan orang-orang terdahulu sebelum
mereka, sebagaimana yang dituliskan dalam firman-Nya : { وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ
لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً } dan ayat lainnya, dan sebagaimana
yang diketahui bahwasanya orang-orang yahudi yang hidup pada zaman kenabian
bukanlah mereka yang mengatakan hal itu.
-----
Tafsir
Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah
Ingatlah ketika 70
orang yang dipilih Musa untuk menyaksikan wahyu dan mendapatkan Taurat di
gunung Thur berkata: “Kami tidak akan membenarkan apa yang engkau datangkan
kepada kami sampai kami melihat Allah dengan mata kepala kami sendiri”.
Kemudian datang di atas mereka cahaya dari langit dan menghancurkan mereka dan
kalian menganggap hal itu sebagai ujian. Penyebab peristiwa itu adalah
permintaan mereka atas apa yang belum diizinkan oleh Allah berupa permintaan
untuk melihatNya di dunia. Adapun di akhirat maka sesungguhnya hamba Allah dapat
melihat Tuhannya sesuai dalil dari kumpulan hadits-hadits mutawatir
-----
Tafsir
Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr.
Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dan ketika kalian
berkata,“Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum melihat Allah
dengan jelas”} dengan mata telanjang {Maka, halilintar menyambar kalian} api
membara yang turun dari langit {dan kalian menyaksikan itu
------
Tafsir
as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
“Dan ingatlah ketika
kamu berkata, ’hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat
Allah dengan terang’.” Ini merupakan puncak kelancangan terhadap Allah dan
terhadap RosulNya “karena itu kamu disambar petir, ” baik meninggal atau
pingsan yang parah, ”sedang kamu menyaksikan” terjadinya hal itu, di mana
setiap mereka menyaksikan yang lainnya.
------
Aisarut
Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
نَرَى ٱللَّهَ جَهۡرَةٗ
Narollaha jahrotan : Kami melihat Allah dengan mata telanjang.
ٱلصَّٰعِقَةُ
Ash-Sho’iqoh : Kilat yang menyala bersama dengan awan yang menurunkan hujan dan
petir.
Makna ayat :
Kemudian Allah Ta’ala
menyebutkan kejadian lain yaitu ketika Bani Israil menyembah patung anak sapi
yang menyebabkan mereka murtad, Musa memilih (dengan perintah dari Allah) 70
orang lelaki pilihan yang tidak menyembah berhala, untuk pergi bersama Musa ke
bukit Tursina meminta pengampunan kepada Allah Ta’ala karena perbuatan
saudara-saudaranya menyembah berhala. Ketika sampai di sana, mereka berkata
kepada Musa,”Mintalah kepada Rabbmu untuk memperdengarkan kalamNya”. Maka Allah
berkata,”Sesungguhnya Aku adalah Allah, Tidak ada sesembahan selainKu. Aku
telah mengeluarkan kalian dari Mesir karena tangan besi Fir’aun, maka sembahlah
Aku dan jangan beribadah kepada selainKu.”
Ketika Musa
memberitahukan kepada orang-orang yang dibawanya bahwa syarat diterima taubat
dengan membunuh diri-diri mereka. Maka mereka berkata,”Kami tidak akan beriman
kepadamu, yaitu tidak mengikuti ucapanmu bahwa kami membunuh satu sama lain
sampai kami melihat Allah dengan mata kepala.” Ini adalah dosa yang amat besar
mereka perbuat karena mendustakan rasulnya, maka Allah murka dan menurunkan
adzabNya berupa kilat yang menyambar sehingga mencelakakan mereka.
Pelajaran dari ayat :
Kehidupan ini
hakikatnya adalah untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala dengan beribadah hanya
kepadaNya.
------
An-Nafahat
Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat
55: Kemudian Allah menyebutkan nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka
yang bahwasannya mereka berkata yaitu para sabi’in yang kepada Musa : Wahai
Musa kami tidak akan pernah membenarkan dari kerisalahanmu sampai kami melihat
Allah dengan mata kami, dan sungguh mereka berkata hanyalah sebagai kerendahan
dan bukan keinginan murni untuk melihat Allah. Dan oleh sebab permintaan mereka
Allah turunkan kepada mereka api dari langit yang mereka melihat dengan mata
mereka sendiri; kemudian dimasalah mereka semua.
------
Tafsir
Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 55
Kedurhakaan bani israil
lebih meningkat lagi. Bukan hanya menyembah patung anak sapi, tetapi malah
mereka meminta Allah agar dapat dilihat dengan mata kepala. Dengan nada yang
sangat kasar, mereka memanggil nabi musa dengan menyebut nama, musa. Dan
ingatlah wahai bani israil ketika kamu berkata kepada nabi musa, wahai musa! kami
tidak akan beriman kepadamu, dan kepada apa yang kamu sampaikan, sebelum kami
melihat Allah, tuhan yang maha pencipta itu, dengan jelas. Tentu permintaan ini
sudah melampaui batas kewajaran. Bukankah mereka sudah menerima nikmat yang
sangat banyak dari Allah, tetapi tetap masih durhaka. Disebabkan kedurhakaanmu
yang sudah sangat berlipat-lipat, maka halilintar menyambarmu sebagai hukuman
bagi kamu. Semua peristiwa itu kamu sadari terjadinya, sedang kamu menyaksikan
dengan mata kepala kamu sendiri. Peristiwa disambar halilintar itu adalah
peristiwa dahsyat sehingga layak sekali bila dikatakan itu adalah peristiwa
kematian yang dapat menghancurkan kehidupan generasi mereka secara keseluruhan.
Namun demikian, Allah masih tetap mencurahkan rahmat-Nya. Sesudah peristiwa
halilintar itu, generasi kaum bani israil masih dibangkitkan lagi di dunia ini
oleh Allah. Kemudian, setelah terjadinya peristiwa halilintar tersebut, kami
membangkitkan kamu, yakni generasi yang selamat dari peristiwa, setelah
sebagian besar dari kamu mati, agar kamu bersyukur atas nikmat Allah tersebut.
Referensi :
https://tafsirweb.com/358-surat-al-baqarah-ayat-55.html
-----
Ayat sebelumnya: