------
Jumat, 29 September 2023
Sejumlah Wilayah di Takalar Berpotensi Alami Kekeringan
Kodim 1426/Takalar Undang Lurah dan Kepala Desa Bahas Adaptasi Perubahan Iklim
TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Berdasarkan hasil analisis BMKG, sejumlah wilayah di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, berpotensi mengalami kekeringan dampak el nino.
Wilayah dimaksud antara lain Kecamatan Galesong Utara, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan Pattallassang, Kecamatan Polombangkeng Selatan, Kecamatan Polombangkeng Utara, namun tidak tertutup kemungkinan kecamatan lain juga terdampak kekeringan.
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan Suhu Muka Laut ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
Sehubungan dengan terjadinya kekeringan dampak el nio tersebut, Kodim 1426/Takalar bekerjasama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Takalar, mengadakan Penyelenggaraan Pembinaan Masyarakat Tanggap Bencana 2023 dengan tema “Bersama TNI Tanggap Bencana”, di Aula Kodim 1426/Takalar, Jum'at, 29 September 2023.
Pertemuan yang dibuka Komandan Kodim (Dandim) 1426/Takalar, Letkol Kav Nanang Sujatmiko, dihadiri 75 peserta terdiri atas perwakilan Babinsa masing-masing Danramil, Lurah, Kepala Desa se-Kabupaten Takakar, serta Teknis Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Takalar.
Materi yang dibahas dalam pertemuan itu antara lain “Dampak Perubahan Iklim/El Nino di Wilayah Kabupaten Takalar Adaptasi Dini dalam Perubahan Iklim” oleh Kepala BPBD Takalar, Nuriksan Nurdin.
Guna mengantisipasi dampak el-nino dan demi adaptasi dini perubahan iklim, Kepala BPBD Takalar, Nuriksan Nurdin, menyarankan kepada lurah dan seluruh kepala desa agar mengalokasikan dana antisipasi dan dampak bencana.
“Para Kepala Desa dapat memprioritaskan anggaran Dana Desa dalam penanganan bencana minimal empat persen dari total jumlah Anggaran Desa,” kaya Nuriksan.
Para para lurah dan kepala desa selaku pemangku kepentingan sangat diharapkan terlibat secara langsung dalam penanganan kekeringan yang ada di wilayah masing-masing, sehingga dampak yang ditimbulkan dari kekeringan tersebut dapat diminimalisir.
“Upaya mitigasi bencana yang dilakukan oleh semua pihak, terutama Babinsa dan Binmas yang lebih dekat, langsung dengan masyarakat dengan upaya-upaya nyata,” kata Nuriksan.
Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla) yang marak terjadi di beberapa tempat, lanjutnya, terkadang sangat meresahkan apalagi berdekatan dengan pemukiman warga.
:Karena itulah diharapkan jangan membakar sampah di sembarang tempat, hindari pembukaan lahan baru dengan melakukan pembakaran, dan lakukan pemanfaatan air bersih sesuai kebutuhan,” kata Nuriksan.
Kepala BPBD Takalar menyebut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk penanggulangan kekeringan, yaitu membangun dan merehabilitasi terhadap jaringan irigasi, pembuatan waduk buatan di beberapa tempat, memelihara dan melakukan rehabilitasi terhadap konservasi lahan maupun air, serta melakukan sosialisasi untuk penghematan penggunaan air bersih. (Hasdar Sikki)