-----
Selasa, 31 Oktober 2023
LDK
Muhammadiyah Sulsel Bentuk Jamaah Pengajian Rutin di Mall dan Kawasan Industri
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Lembaga Dakwah Komunitas (DLK) Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel akan melakukan distribusi peralatan shalat, serta
membentuk jamaah pengajian rutin di mushallah mall dan kawasan industri.
“Kami juga akan membentuk
komunitas pengajian nelayan, serta melakukan assesment kebutuhan dakwah
komunitas marginal kota, komunitas rutan dan lapas,” kata Ketua LDK
Muhammadiyah Sulsel, Dr H Usman Jasad, kepada wartawan di Makassar, Selasa, 31
Oktober 2023.
Program kerja lainnya yaitu
melakukan assesment kebutuhan dakwah komunitas narkotika, komunitas muallaf,
serta melakukan pembinaan keagamaan pada Komunitas muallaf.
Guna memenuhi kebutuhan
dakwah tersebut, LDK Muhammadiyah Sulsel akan membentuk Korps Dai Komunitas
Muhammadiyah, yang diawali dengan melakukan Pelatihan Dai Komunitas berdasarkan
kebutuhan binaan komunitas LDK Sulsel.
“Kami juga akan membuat
kanal dan akun medsos Lembaga Dakwah Komunitas Muhammadiyah Sulsel, serta membuat
konten-konten dakwah komunitas,” kata Usman Jasad.
Bidang lain yang
digarap yaitu memberikan manasik haji sesuai dengan tuntunan tarjih
Muhammadiyah, serta membentuk komunitas bimbingan haji warga Muhammadiyah.
Program-program tersebut,
kata Usman Jasad, akan dibahas dalam Rakerwil Lembaga Dakwah Komunitas Muhammadiyah
Sulsel yang dilaksanakan secara terpadu dengan Majelis Tabligh serta Majelis Pustaka
dan Informasi, di Sinjai, 4-5 November 2023.
Usmad Jasad yang
sehari-hari Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan
owner Ujas Tour, mengatakan, Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah amar ma’ruf
nahi mungkar.
“Dalam strategi
dakwahnya, Muhammadiyah membagi ke dalam tiga bentuk, yaitu sasaran utama,
sasaran umum, dan sasaran khusus. Sasaran utama adalah seluruh anggota
persyarikatan Muhammadiyah, sasaran umum adalah seluruh kaum muslimin dan
muslimat, sedangkan sasaran khusus adalah kelompok masyarakat yang memiliki
karakteristik khusus,” rinci Usman.
Dalam konteks sejarah, lanjutnya,
Muhammadiyah generasi awal di bawah kepeloporan KH Ahmad Dahlan selaku pendiri
dan perintis, banyak memelopori usaha-usaha pembinaan komunitas atau jamaah di
masyarakat, antara lain dengan membentuk dan membina kelompok pengajian seperti
Wal Ashri, Fathul Asrar Miftahu Sa’adah, dan Nurul Iman.
Muhammadiyah juga
mendirikan Qismul Arqa kelompok putra-putri yang dibina di rumah atau
asramanya, yang menjadi embrio lahirnya Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimat
Yogyakarta. Kiai dan sahabat- sahabat terdekat KH Ahmad Dahlan juga membina
kepanduan, yang melahirkan Hizbul Wathan tahun 1918, serta pembinaan Siswa
Praja sebagai embrio ‘Aisyiyah tahun 1917.
“Jadi dakwah khusus
bukanlah hal yang baru bagi persyarikatan Muhammadiyah, tetapi telah menjadi
cikal bakal dan gerakan dakwah hingga sekarang ini,” kata Usman.
Korps
Da’i Komunitas Muhammadiyah Sulsel
Seiring berjalannya
waktu, Muhammadiyah kemudian mendeklarasikan konsep Dakwah Masa Kini yang pada
masa itu bertujuan mengantisipasi arus modernisasi yang begitu cepat berkembang
di Indonesia yang membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan kemajuan Islam
dan umatnya.
Mengingat program
dakwah masa kini dianggap cukup berat untuk dilaksanakan, program tersebut
dipecah menjadi beberapa bagian, satu diantaranya dakwah terhadap masyarakat
terasing.
“Pada Muktamar
Muhammadiyah ke-41 di Solo tahun 1985, dibentuklah Lembaga Dakwah Khusus disingkat
LDK. Kata khusus menggambarkan bahwa program dakwah yang diselenggarakan oleh
LDK tertuju kepada segmen sosial tertentu, yaitu dakwah untuk daerah pedalaman
dan suku-suku terasing,” tutur Usman.
Khusus di Muhammadiyah Sulawesi
Selatan, lembaga dakwah khusus awalnya disatukan dengan majelis tabligh dengan
nama Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus, namun kini lembaganya berdiri sendiri
dengan nama Lembaga Dakwah Komunitas.
Dalam berbagai
klasifikasi dakwah komunitas, program- program yang semula menjadi fokus Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, tetap berlanjut seperti dakwah komunitas pada daerah 3T,
yaitu Terdepan, Terluar, dan Tertinggal, serta komunitas masyarakat marjinal,
khusus, dan lainnya.
“Bidang Dakwah
Komunitas Muhammadiyah Sulsel selama ini telah memiliki da’i-da’i komunitas di
berbagai daerah seluruh Sulsel, namun belum terorganisir secara massif, karena itulah
kami akan membentuk Korps Da’i Komunitas Muhammadiyah Sulsel,” papar Usman
Jasad.
Pengurus
LDK Muhammadiyah Sulsel
Pengurus Lembaga Dakwah
Komunitas Muhammadiyah Sulsel terdiri atas Dewan Pakar: Prof Musyafir
Pababbari, Prof Sabri Samin, Prof Mustari Mustafa, Dr Ibrahim BR, Dr Nurhidayat
M Said, Drs Husban Abady MH.
Ketua: Dr Usman Jasad;
Wakil Ketua: Akbar SP MSi IPM QPOA, Tauhid SAg MPd. Sekretaris: Syamsul Hidayat
SPdI MPd; Wakil Sekretaris: Abdul Rahman SPdI MPd. Bendahara: Mirajuddin SPd,
Wakil Bendahara: Darmawati SAg MPd.
Bidang Pembinaan
Komunitas Muallaf dan Disabilitas, Ketua: Muhammad Yasin Lc MA; Anggota: Mukdar
Boli SPdI MPdI, dan Rusman SH, Herlin SPd.
Bidang Pembinaan
Komunitas Lapas/Rumah Tahanan dan Korban Patologi Sosial, Ketua: Akhmad
Firdaus, Anggota: Jufri Sabae SHI, Ahmad M Siddik SAg, dan Mursalim SPdI MAg.
Bidang Pembinaan
Komunitas Miskin Kota dan Miskin Pedesaan, Ketua: Dr Burhanuddin; Anggota:
Supriadi SPdI MPdI, Drs Samsul Ardi, dan Lukman SPd.
Bidang Pembinaan Komunitas Profesional (Pegawai Bank, Karyawan Hotel, Mall & Kalangan Industri), Ketua: M Zakaria Al Anshori SSosI MSosI, Anggota: Supriadi SPd, Sudarni SPd, dan Hesti Nur Hamzah SP. (asnawin)