-------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 15 Oktober 2023
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Malu
Rasanya Dipimpin oleh Anak Ingusan
“Malu rasanya dipimpin
oleh anak ingusan,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ seusai olahraga pagi
di Lapangan Alun-alun.
“Siapa yang dipimpin
oleh anak ingusan dan siapa itu anak ingusannya?” tanya Daeng Tompo’.
“Itu ada partai politik
mengangkat anak ingusan jadi ketua umumnya,” jawab Daeng Nappa’.
“Kenapaki’ bilang anak
ingusan?” tanya Daeng Tompo’.
“Karena umurnya belumpi
30 tahun,” jawab Daeng Nappa’.
“Berarti hebat tawwa
itu. Umurnya belumpi 30 tahun tapi sudah dipercaya memimpin sebuah partai
politik,” ujar Daeng Tompo’.
“Dari segi itu memang
hebat, tapi apakah tidak malu orang-orang yang ada dalam kepengurusan parpol
itu. Mereka banyak yang sudah berpengalaman dalam berbagai organisasi, pendidikannya
tinggi, pengetahuannya luas, lalu tiba-tiba dipimpin oleh anak ingusan yang
belum punya pengalaman apa-apa, belum matang secara emosional,” tutur Daeng Nappa’.
“Oh begitu,” kata Daeng
Tompo’.
“Di parpol itu juga kan
selalu ada masalah. Penuh intrik. Bagaimana si anak ingusan ini menengahi
masalah, memberi nasehat, kalau dia sendiri masih kekanak-kanakan, belum punya
pengalaman memimpin orang banyak,” kata Daeng Nappa’.
“Kenapa memang kah dia
diangkap jadi ketua parpol?” tanya Daeng Tompo’.
“Karena bapaknya orang
berpengaruh dan mungkin juga banyak uangnya,” jawab Daeng Nappa’.
“Yah sudahlah, biarkan
saja. Nanti juga akan kelihatanji bagaimana kepemimpinannya, bagaimana
perjalanan dan perkembangan partainya,” kata Daeng Tompo’.
“Ya, ya, ya,” kata
Daeng Nappa’.
“Tunggu dulu,” kata
Daeng Tompo’.
“Apa?” tanya Daeng
Nappa’.
“Kenapaki’ bilang malu dipimpin
oleh anak ingusan? Masukki’ juga pengurus parpol itu kah?” tanya Daeng Tompo’ sambal
tersenyum.
“Ah, tidak. Saya hanya
membayangkan diri saya masuk dalam kepengurusan parpol dan kemudian parpol saya
mengangkat anak ingusan jadi ketua umum. Duh, bagaimana itu rasanya,” kata
Daeng Nappa’ juga sambal tersenyum. (asnawin)
Ahad, 15 Oktober 2023