-------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 27 Oktober 2023
Tujuh Golongan Manusia yang Mendapat Naungan di Padang Mahsyar
Oleh:
Asnawin Aminuddin
(Komisi Kominfo MUI
Sulsel / Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel)
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pernah ditanya, “Ya Rasul, siapa
orang mukmin yang paling utama?” Beliau
menjawab, “Yang paling
mulia akhlaknya”. Lalu
beliau ditanya, “Siapa orang beriman yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Yang paling banyak mengingat mati dan
yang baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang
yang paling cerdas.”
(HR lmam lbnu Majah; No. 4259)
Dalam hadits lain disebutkan, “Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, Perbanyaklah
kalian mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. At-Tirmidzi; No. 2307)
Jadi orang yang paling cerdas menurut Rasulullah, yaitu orang yang paling
banyak mengingat mati dan mempersiapkan bekal menghadapi kehidupan setelah
mati. Maka Rasulullah menyuruh kita memperbanyak mengingat mati, memperbanyak
mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian.
Mengapa kita diperintahkan banyak mengingat mati, karena kita semua pasti
akan mati. Allah berfirman, “kullu nafsing zaaa-iqatul mauut”, setiap yang
bernyawa akan merasakan mati.
Setelah kita mati, kita akan hidup di alam barzakh, di alam kubur, sampai
hari kiamat dimana kita semua akan dibangkitkan kembali.
Saat dibangkitkan dari alam kubur, semua manusia dalam keadaan telanjang,
tidak memakai alas kaki, tidak ada sehelai benang pun di tubuhnya, tidak
dikhitan, seperti saat lahir ke dunia, laki-laki dan perempuan sama.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dihimpun (pada hari Kiamat) menuju
Allâh Azza wa Jalla dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, dan tidak dikhitan.”
Maka istri Rasulullah, ‘Aisyah radiallahu anha bertanya, “Ya
Rasulullah, laki-laki dan perempuan, satu sama lain bisa melihat auratnya?”
Nabi saw menjawab: “Kejadian ketika itu lebih dahsyat
sehingga memalingkan mereka dari keinginan seperti itu.” (HR. Bukhari)
Setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur, manusia berjalan menuju
Padang Mahsyar. Ada yang berjalan kaki, ada yang berkendaraan, dan ada yang
berjalan dengan wajahnya.
Abu Hurairah ra berkata
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya pada hari kiamat, manusia
akan dikumpulkan menjadi tiga golongan. Satu golongan berjalan kaki, satu
golongan berkendaraan, dan yang satu golongan lagi berjalan dengan wajah
mereka.”
Kemudian para sahabat
bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana caranya mereka berjalan dengan wajahnya?”
Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah-lah yang telah
membuat mereka bisa berjalan dengan kedua kakinya, maka Dia juga bisa membuat manusia berjalan dengan wajahnya. Pada saat
itu, alangkah sukarnya mereka berjalan karena harus berjalan dengan menjaga wajah mereka dari tanah-tanah yang terjal
dan banyak tanaman berduri.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Semua manusia, mulai dari Nabi Adam hingga manusia terakhir yang lahir ke
dunia, semuanya dikumpulkan di Padang Mahsyar. Padang Mahsyar itu tempat yang
datar dan sangat luas, tidak ada pohon, tidak ada sungai, tidak ada gunung,
tidak ada tempat berteduh, dan matahari di atas kepala kita hanya berjarak
sekitar 1 mil atau sekitar 1,6 kilometer di atas kepala kita.
Matahari
didekatkan di atas kepala-kepala manusia, hingga peluh keringat bercucuran
membasahi tubuh mereka. Sebagian manusia, ada yang terendam oleh keringatnya sebatas mata kakinya,
ada yang terendam sebatas lututnya, ada yang sampai pinggangnya, ada yang
sampai pundaknya, bahkan ada yang sampai ke mulutnya. Keadaan mereka ini sesuai
dengan amalan-amalan mereka.
Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: Pada hari kiamat, matahari akan didekatkan (oleh
Allâh) kepada seluruh makhluk hingga hanya sejarak satu mil.
Bayangkan betapa panasnya nanti di Padang Mahsyar. Tapi ada beberapa
golongan manusia yang nanti akan mendapatkan naungan di Padang Mahsyar. Dalam
salah satu hadits disebutkan, ada tujuh golongan manusia yang mendapatkan
naungan di Padang Mahsyar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak
ada naungan kecuali naungan-Nya:
Yang dimaksudkan “pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya”, yaitu
di Padang Mahsyar.
Golongan pertama yaitu imam yang adil. Yang dimaksud dengan imam yaitu para pemimpin, mulai
dari presiden, para menteri, gubernur, walikota, bupati, camat, hingga lurah
dan kepala desa. Juga semua orang yang menjadi pimpinan banyak orang, bahkan
termasuk kepala keluarga.
Yang dimaksud adil yaitu seorang imam yang tunduk dan patuh dalam mengikuti
perintah Allâh Azza wa Jalla dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya, tanpa
melanggar atau melampaui batas dan tidak menyia-nyiakannya.
Jadi kalau ada pemimpin yang suka main gusur rakyat, membungkam aspirasi
rakyat, dan melakukan berbagai macam perlakuan tidak adil kepada rakyat, maka
sungguh dia tidak termasuk imam yang adil, tidak termasuk orang yang akan
mendapatkan naungan dari Allah di Padang Mahsyar nanti.
Golongan kedua yang akan mendapat naungan di Padang Mahsyar, yaitu seorang
pemuda yang tumbuh dewasa dalam ketaatan
beribadah
kepada Allâh.
Kenapa pemuda? Karena pemuda (terutama usia-usia pelajar
dan mahasiswa) itu biasanya, nafsunya begitu tinggi pada dunia, dan kebanyakan
lalai dari akhirat.
Kalau ada pemuda yang rajin shalat berjamaah di masjid, rajin mengikuti
pengajian, rajin mengaji, akhlaknya pun bagus pada ibu bapaknya, dialah pemuda
yang jadi harapan akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Pemuda seperti itu sangat jarang kita temui, karena kebanyakan pemuda itu lalai, mereka lebih suka
bersenang-senang dan berfoya-foya.
Sebagian remaja, mahasiswa, pemuda, melewati masa mudanya dengan melakukan
perbuatan sia-sia, main game, main tiktok, main medsos, hura-hura, bahkan ada
yang melakukan perbuatan maksiat.
Sangat jarang remaja, mahasiswa, pemuda yang melewati hari-harinya dengan
beribadah, mampu mengendalikan hawa nafsunya, rajin shalat, rajin beribadah.
Pemuda yang tumbuh dalam ketataan beribadah seperti inilah yang kelak akan
mendapat naungan di Padang Mahsyar.
Tertambat
Hatinya dengan Masjid
Golongan ketiga yang akan mendapat naungan di Padang Mahsyar, yaitu seorang
yang hatinya bergantung ke masjid.
Yang
dimaksud di sini terutama
laki-laki. Karena wanita lebih layak tempatnya di rumah. Sampai pun untuk
shalat lima waktu, wanita lebih utama mengerjakannya di rumah dan pahalanya
lebih besar, sedangkan
laki-laki, tempat shalatnya itu di masjid.
Laki-laki yang hatinya
terkait dengan masjid adalah yang biasa menunggu waktu shalat, bahkan banyak yang memasang alarm shalat di hapenya. Pemuda
yang tetap berada di masjid antara magrib dan isya, apalagi biasa ada pengajian
magrib-isya, membaca Al-Qur’an, membaca buku-buku agama.
Orang
yang hatinya tertambat dengan
masjid adalah mereka yang selalu mengingat waktu shalat berjamaah walau dalam
keadaan super sibuk. Sopir kendaraan ketika mendengar suara adzan, segera memarkirkan kendaraannya untuk
mengerjakan shalat.
Pegawai kantoran
bergegas ke masjid ketika terdengar
adzan berkumandang, bahkan kalau perlu kita sudah menuju ke masjid sebelum
adzan. Mereka ini salah satu golongan yang akan mendapat naungan di Padang
Mahsyar.
Golongan keempat yang akan mendapat naungan di Padang Mahsyar, yaitu dua
orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan
berpisah karena-Nya.
Yang dimaksud adalah
mereka yang berteman karena Allah,
sehingga
teman yang dipilih adalah karena tertarik pada kesalehan, bukan tertarik pada dunia dan
harta. Pertemanan tersebut dibangun di atas iman sampai maut menjemput.
Nabi
Yusuf dan Zulaikha
Golongan kelima yang akan mendapat naungan di Padang Mahsyar, yaitu seorang
laki-laki yang diajak berzina oleh seorang perempuan yang mempunyai kedudukan
lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’
Yang mengajaknya berzina adalah seorang wanita cantik lagi punya kedudukan,
seorang pejabat, bukan perempuan biasa, bukan perempuan pezina, tapi dia dengan
tegas mengatakan, “Sesungguhnya saya takut kepada Allah.”
Contoh yang paling mahsyur yaitu Nabi Yusuf. Nabi Yusuf itu dikisahkan
orangnya sangat tampan. Dia dipungut dan dipelihara oleh seorang pembesar
kerajaan. Ketika ia beranjak menjadi pemuda, Nabi Yusuf diajak berzina oleh isteri
majikannya. Dalam berbagai kisah disebutkan nama isteri majikannya yaitu Zulaikha.
Zulaikha sengaja menjebak Nabi Yusuf hingga mereka tinggal berdua
di dalam kamar. Kemudian Zulaikha mengunci pintu kamar dan mengajak Nabi Yusuf
untuk berzina.
Bayangkan, mereka hanya berdua di kamar, tidak ada yang melihat, dan
perempuan cantik itu mengajaknya berzina. Tentu tidak mudah bagi seorang
laki-laki menahan godaan apabila sudah menghadapi keadaan seperti ini.
Nabi Yusuf juga sebenarnya tertarik kepada Zulaikha, tapi Allah SWT
memberinya tanda hingga ia ketakutan dan menolak ajakan Zulaikha, tapi Zulaikha
tetap memaksanya dan Nabi Yusuf berlari menuju pintu kamar untuk keluar.
Zulaikha menarik baju Nabi Yusuf dari belakang hingga baju Nabi Yusuf robek di
bagian belakang.
Jadi kalau ada laki-laki yang diajak berzina oleh seorang perempuan dan
ia dengan tegas menolaknya karena takut kepada Allah,
maka mudah-mudahan ia termasuk orang yang mendapat naungan di Padang Mahsyar.
Sedekah
Secara Sembunyi-sembunyi
Golongan keenam yang akan mendapat naungan di Padang Mahsyar, yaitu seseorang
yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak tahu apa
yang disedekahkan tangan
kanannya.
Sekarang ini banyak orang yang kelihatannya rajin bersedekah, rajin
berbagi, rajin membantu, tetapi itu mereka lakukan karena mereka maju sebagai calon legislator
(caleg), calon anggota DPRD, calon Anggota DPR RI, calon Anggota
DPD RI.
Ditambah juga banyak tim sukses calon presiden – calon wakil presiden yang
rajin berbagi, rajin membagi-bagikan baju kaos, sembako, dan amplop.
Bukan ini yang dimaksudkan. Yang dimaksudkan adalah mereka yang berinfaq,
bersedekah secara sembunyi-sembunyi, tidak diketahui oleh orang lain, sampai-sampai
istri dan anak-anaknya pun tidak mengetahui bahwa ia bersedekah.
Berdzikir
dan Meneteskan Air Mata
Golongan ketujuh yang akan mendapat naungan di Padang Mahsyar, yaitu seseorang
yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.
Orang yang bangun tengah malam, shalat, berdzikir, lalu meneteskan air
mata. Orang yang mengalir air matanya karena takut kepada Allâh memiliki beberapa
keutamaan, antara lain tidak disentuh oleh api neraka.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ada dua mata yang tidak
disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allâh,
dan mata yang bergadang karena menjaga peperangan di jalan Allâh.
Jadi para pejuang yang berjuang di jalan Allah, insya Allah, termasuk para
pejuang Hamas di Palestina, itu termasuk orang-orang yang matanya tidak akan
tersentuh api neraka.
Demikian tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan dari Allah SWT kelak di Padang Mahsyar, dimana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya. Mudah-mudahan kita masuk dalam salah satu golongan atau beberapa golongan manusia yang kelak akan mendapat naungan di Padang Mahsyar, amin.***