-------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 24 Oktober 2023
Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Untuk Apa Jadi Pejabat Kalau Selalu Dihujat
“Sekarang ini banyak sekali orang memburu jabatan?” kata Daeng Nappa’
kepada Daeng Tompo’ saat ngopi sore di warkop batas kota.
“Betul. Mulai dari jabatan Ketua RT, kepala desa, bupati, walikota, anggota
dewan, sampai presiden,” timpal Daeng Tompo’.
“Dan tidak sedikit di antara mereka yang menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan jabatan yang diinginkannya,” kata Daeng Nappa’.
“Padahal jabatan itu amanah besar yang harus dipertanggungjawabkan ke
publik, ke tengah masyarakat, dan juga dipertanggungjawabkan nanti di akhirat,”
kata Daeng
Tompo’.
“Tapi adatongji tawwa pejabat yang berhasil menjalankan amanah yang ia
emban. Berhasil memimpin dengan baik dan turun dari jabatannya dengan baik-baik
juga,” kata Daeng Nappa’.
“Sebaliknya, ada juga pejabat yang penuh dengan janji muluk-muluk tapi
sekadar janji saat kampanye, dan setelah itu ia melanggar janjinya,” ujar Daeng
Tompo’.
“Dan akhirnya dia dihujat oleh masyarakat,” kata Daeng Nappa’.
“Makanya ada yang bilang, untuk apa jadi pejabat kalau selalu dihujat,”
kata Daeng Tompo’ dengan nada tanya.
“Ada juga pejabat yang selalu dihujat, tapi para penghujatnya adalah
orang-orang sakit hati dan lawan-lawan politik si pejabat, padahal si pejabat
yang dihujat itu justru disukai oleh masyarakat secara umum karena berhasil
memimpin dengan baik,” kata Daeng Nappa’.
“Sebaliknya, ada pejabat yang memang pantas dihujat karena bicaranya tidak bisa
dipegang, suka berbohong, dan kebijakannya banyak yang tidak berpihak kepada
kebenaran dan keadilan,” ujar Daeng Tompo’.
“Itumi saya tidak mau jadi pejabat,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum. (asnawin)
Selasa, 24 Oktober 2023