-----
PEDOMAN KARYA
Kamis, 14 Desember 2023
Berinfaq
Sebelum Tiada Guna Penyesalan
Oleh:
Abdul Rakhim Nanda
(Sekretaris
Muhammadiyah Sulsel / Wakil Rektor I Unismuh Makassar)
“Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:
“Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh?” (QS Al Munâfiqûn/63: 10)
Sebelum membaca ayat 10
Surah Al-Munâfiqun ini, pada ayat 9 Allah SWT mengingatkan: “Wahai
orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah
orang-orang yang merugi.”
Dapatlah terasa dalam
diri kita betapa Allah mengingatkan agar nikmat berupa harta serta nikmat
kesenangan, kebahagiaan dan kebanggaan atas kehadiran anak-anak, jangan sampai
melalaikan kita berdzikir atau mengingat kepadaNya, sehingga kita abai atau
bahkan enggan menunaikan kewajiban yang menyertai kenikmatan itu sebagai wujud
rasa syukur kita kepadaNya.
Kepekaan iman membuat kita
dapat merasakan betapa Allah SWT mengingatkan kita; “Wahai hambaKu…!
Bersegeralah menunaikan perintah infaq itu, jangan ditunda-tunda, karena akan
ada masa yang datang kepadamu dimana engkau tidak punya waktu lagi untuk meraih
kebaikan dari nilai infaq itu.
“Infaqkanlah
sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian
(sakratul maut) kepada salah seorang di antara kamu…,” dimana bila saat itu
tiba, barulah kalian berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat,” walau sebentar saja,
agar aku masih dapat kesempatan sedikit saja yang menyebabkan aku dapat
bersedekah agar rezeki atau harta yang pernah Engkau berikan kepadaku dapat
memiliki nilai atau pahala yang dapat aku rasakan di saat kematianku ini.
Dan jika sekiranya
waktu kematianku dapat Engkau tunda barang sesaat saja, maka waktu itu
benar-benar aku akan manfaatkan dan aku akan menjadi (termasuk) orang-orang
yang saleh?" dan semua waktu akan saya gunakan untuk menjalankan
ketaatan kepadaMu. Ya rabb…! Mengapa Engkau tidak menangguhkan walau sesaat
saja…?
Sayyid Quthb dalam
tafsirnya Fi Zhilalil Qur’an menggambarkan penyesalan seseorang yang
menghadapi maut barulah menyadari bahwa; “…dia akan meninggalkan segala sesuatu
dari harta bendanya untuk orang lain dan para ahli warisnya.
Kemudian dia baru sadar
setelah dia melihat bahwa tidak ada satupun yang dia infaqkan untuk dirinya
sendiri, dan hal itu merupakan tindakan paling bodoh dan kerugian yang paling
merugikan.
Kemudian barulah dia
berkhayal dan berangan-angan seandainya dia dimundurkan sedikit dari waktu
ajalnya, sehingga dia bisa berinfaq agar termasuk dalam golongan orang-orang
yang shaleh.
Demikianlah gambaran
keadaan kita di saat-saat kita menghadapi maut barulah menyesal tidak melakukan
perintah-perintah Allah, terutama perintah berinfaq ini. Boleh jadi pada saat
itu Allah telah memperlihatkan kepada kita dampak baik yang begitu besar dari
berinfaq ataupun dampak buruk sebagai akibat dari kelalaian menunaikan perintah
infaq itu, dimana pada saat itu Allah memperlihatkannya secara jelas.
Dalam Al-Qur’an Surah Qaf (50) ayat
22, Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari
(hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka
penglihatanmu pada hari itu amat tajam.”
Namun apa daya,
permintaan dan harapan kita pada saat itu sudah hampa tak berguna, waktunya
telah berlalu dan tidak ada lagi jalan untuk kembali. Demikianlah keadaannya.
Lalu Allah SWT menegaskan:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila
telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu
kerjakan.”
Quraish Shihab dalam
menjelaskan ayat ini menutup dengan nasihat: “Allah tidak mengabulkan
permohonan itu dan memang Allah tidak akan menangguhkan suatu jiwa apabila
telah datang ajalnya.Ini telah menjadi ketetapanNya, sehingga siapapun yang
bermohon seperti itu tidak akan dikabulkan. Allah Maha Mengetahui ajal kamu
masing-masing. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan, karena itu
jangan lengah dan jangan tidak siap menghadapi maut.”
Mari bersegera
menunaikan perintah Allah sebelum semuanya terlambat, mari tetap istiqamah di
dalam ketaatan kepadaNya.
Semoga Allah SWT
senantiasa membimbing kita semua untuk mencintai kebajikan. Amin yâ
mujîbassâilîn.•