DESAK ANIES-SLEPET IMIN. Salah satu acara kampanye AMIN (Anies – Muhaimin) adalah acara dialog terbuka dengan para konstituen (pemilih) yang disebut “Desak Anies” dan “Slepet Muhaimin.” |
-------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 29 Desember 2023
Desak
Anies dan Kualitas Capres
Oleh:
Shamsi Ali
(Diaspora Indonesia
& Imam di Kota New York)
Dalam sejarah
perpolitikan dunia, khususnya dalam konteks Pemilihan Presiden Indonesia,
bahkan dunia, baru kali ini saya mendapatkan ada Capres yang sangat terbuka. Tidak
saja dalam melayani calon pemilih untuk bertatap muka dan silaturrahim, tapi
sekaligus bersedia untuk bertatap pikiran dan bersilatur fikri dengan para
konstituen.
Berbagai acara
pertemuan dan diskusi yang diadakan hampir di semua daerah yang dikunjungi dan
dengan segala lapisan masyarakat, dari guru besar dan akademis, pebisnis dan
pelaku ekonomi, hingga ke para diplomat, para pelajar, dan mahasiswa. Para
perwakilan negara lain pun dilayani dengan sepenuh hati dan dengan
profesionalitas yang tinggi.
Salah satu acara
kampanye AMIN (Anies – Muhaimin) adalah acara dialog terbuka dengan para
konstituen (pemilih) yang disebut “Desak Anies” dan “Slepet Muhaimin.”
Acara ini sangat unik
dan istimewa karena belum pernah terjadi dalam sejarah Pilpres di Indonesia,
bahkan kemungkinan di negara lain juga, dimana Capres – Cawapres begitu terbuka
dan berani menghadapi calon pemilih secara langsung dan tanpa memilih-milih
(reservasi).
Saya melihat acara
Desak Anies dan Slepet Muhaimin ini memiliki makna penting, sekaligus
penggambaran sesungguhnya tentang sang Capres dan Cawapres. Kalau kita semua
penuh antusias dengan debat Presiden dan Wakil Presiden sebagaj ajang untuk
menggali siapa dan apa tentang calon, sesungguhnya acara Desak Anies dan Slepet
Muhaimin ini jauh lebih berkualitas dan efektif.
Debat Capres atau Cawapres
sangat formal dan penuh dengan batasan-batasan keprotokoleran. Semua serba
terbatas. Dibatasi waktu, dibatasi oleh pertanyaan tertentu, dibatasi oleh
siapa yang terlibat, dan juga dibatasi oleh subyek tertentu yang dibahas, tapi
acara Debat Anies dan Slepet Muhaimin berbeda dan istimewa.
Mereka yang hadir tidak
diatur secara protokoler. Misalnya ditentukan oleh KPU atau institusi yang
mengadakan. Jika itu di universitàs maka semua mahasiswa punya hak untuk hadir
dan dapat menyampaikan ide/pertanyaan jika kesempatan memungkinkan. Tidak
tanggung-tanggung bahkan panitia mempersilahkan dari kalangan yang jelas
menyatakan mendukung calon yang lain.
Pertanyaan juga tidak
dibatasi untuk isu atau subjek tertentu, tapi bersifat spontan dari pada
hadirin untuk menyampaikan ide, pendapat, pertanyaan bahkan kritikan sekalipun.
Dan semua itu akan dijawab dengan sepenuh hati dan kejujuran dan apa adanya
oleh Capres Anies Baswedan.
Acara Desak Anies di
berbagai kota saya yakin telah mengubah wajah pencapresan. Dari Jakarta, ke
Bandung, ke Samarinda, ke Pontianak, ke Medan, lalu ke Jogja, bahkan yang
terakhir di Banyuwangi, semuanya berjalan dengan penuh semangat dan keinginan
masyarakat untuk langsung bertatap muka dan bertatap pikiran dengan calon
pemimpinnya.
Acara Desak Anies di
Banyuwangi (juga di Lombok beberapa hari lalu) menjadi unik karena tidak
seperti selama ini yang biasanya diadakan khusus untuk para pemuda/pemudi dan
mahasiswa/mahasiswi. Justeru acara di Banyuwangi ini dihadiri bahkan hampir
oleh seluruh unsur masyarakat, khususnya para petani yang menjadi masyarakat
luas di daerah itu.
Tapi barangkali yang
paling menarik dari acara Desak Anies atau Slepet Muhaimin adalah ketika
berhadapan dengan para pelajar dan mahasiswa di universitas. Kita mengetahui
bahwa mahasiswa itu adalah unsur masyarakat yang sangat kritis dan pastinya
dengan keterbukaan media, banyak memahami realita yang sedang terjadi di negeri
tercinta, sehingga kehadiran Anies dan juga Muhaimin (di Universitàs Andalas
Padang) menunjukkan sesuatu yang istimewa.
Kehadiran Anies dan
Muhaimin itu juga menunjukkan bahwa mereka adalah paslon yang tidak saja punya
kapasitas, wawasan dan penguasaan berbagai masalah bangsa dan negara. Sekaligus
keberanian menghadapi warga, apapun dan siapapun mereka. Sekritis apapun mereka
akan dihadapi dengan sikap bijak dan karakter kedewasaan yang merangkul dan
solutif.
Dengan catatan singkat
ini, saya hanya ingin menyampaikan satu lagi kelebihan paslon AMIN yang masih
kita tunggu dari paslon yang lain. Keberanian turun ke masyarakat mendengarkan
dan merespons berbagai pertanyaan dan harapan warga, termasuk berdialog
langsung dan terbuka dengan para mahasiswa dan aktivis, sehingga berbagai
“concerns” dan keluhan warga yang selama ini membebani, minimal mendapat
jawaban yang memuaskan dan membawa harapan.
Tapi yang lebih penting
lagi adalah acara Desak Anies dan Slepet Muhaimin ini menjadi pembeda yang
jelas dan tegas dalam kampanye Pilpres kali ini. Kalau kita lihat paslon lain
masih saja senang dan nampak menikmati lempar-lempar kaos, bahkan bagi-bagi beras
dan uang. Anies-Muhaimin memiliki metode kampanye yang lebih profesional dan
berintegritas.
Cara kampanye dengan
lempar baju atau bagi sembako atau uang, selain kalau tidak salah melanggar
aturan kampnye, juga sesungguhnya merendahkan sekaligus melecehkan minimal dua
pihak. Satu, merendahkan masyarakat yang masih dinilai dengan hitungan rupiah
di saat kampanye. Dua, melecehkan nilai demokrasi yang harusnya mengedepankan
kapasitas dan integritàs.
Yang pasti, satu lagi
catatan penting dalam sejarah perjalanan bangsa bahwa dalam Pilpres kali ini
ada calon yang telah meruntuhkan mitos bahwa memilih itu hanya dengan alasan
murah (tsmanan qaliila). Rakyat selama ini seringkali dianggap akan memilih
karena disuap dengan harga yang sangat murah.
Dengan “Desak Anies dan
Slepet Muhaimin“, muruah dan kemuliaan rakyat lebih terjaga dan dihormati.
Insya Allah!
Manhattan, 28 Desember
2023