KUNJUNGAN PRIORITAS. Calon Presiden RI 2024-2029, Anies Rasyid Baswedan, memenuhi undangan Pendiri dan Ketua FPCI, Dr Dino Patti Djalal, di Jakarta, Sabtu, 02 Desember 2023. |
------
PEDOMAN KARYA
Senin, 04 Desember 2023
Kunjungan
Luar Negeri Prioritas Anies Baswedan
Oleh:
Shamsi Ali
(Presiden Nusantara
Foundation)
Calon Presiden RI
2024-2029, Anies Rasyid Baswedan, memenuhi undangan pendiri dan Ketua FPCI
(Foreign Policy Community of Indonesia) Dr Dino Patti Djalal, di Jakarta,
Sabtu, 02 Desember 2023. Dino sendiri adalah salah seorang bintang diplomasi
Indonesia, pernah menjabat sebagai Dubes RI untuk AS, dan juga mantan Wakil
Menteri Luar Negeri RI.
Bagi saya, kedua sosok
ini, Anies dan Dino, adalah sosok mutiara bangsa yang highly valuable (bernilai tinggi). Keduanya berwawasan yang tidak
lagi diragukan, dengan pemahaman global yang beyond average, serta kemampuan komunikasi yang handal, baik dalam
bahasa nasional maupun internasional (Inggris).
Saya sangat tertarik
membahas kehadiran Anies di forum FPCI ini, selain karena walaupun saya di
bidang pendidikan dan agama, saya juga tertarik dengan isu-isu yang terkait dengan
dunia global. Rabu lalu misalnya, saya diundang untuk berbicara di sebuah “side
event” PBB tentang pentingnya pelarangan dan eliminasi senjata nuklir.
Intinya, saya sangat
tertarik mendalami ide-ide para Capres tentang hubungan internasional. Sayangnya,
dari tiga Capres, hanya dua yang hadir di forum ini. Prabowo seperti dalam
beberapa forum dialog terbuka lainnya, menghindar untuk hadir. Sampai-sampai
Dino bercanda: “Pak Anies, jangan khawatir saya sudah di sini”. Merujuk
kata-kata Gibran kepada Prabowo ketika itu.
Yang ingin saya bahas
kali ini dari pernyataan Anies di forum itu adalah jawaban Anies kepada
pertanyaan spontan anak-anak muda tentang kunjungan prioritas jika nanti
terpilih menjadi Presiden RI.
Bagi saya jawaban itu
sangat menarik. Tidak saja karena menggambarkan wawasan dan pemahaman
konstalasi global, tapi juga menggambarkan ke dalam spiritual dan ketajaman
batin Anies Baswedan.
Ketika ditanya tentang
kunjungan prioritasnya jika terpilih sebagai presiden, Anies menyebut tiga
tujuan utama. Satu, kembali aktif hadir di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB). Dua, mengunjungi negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura,
dll. Tiga, mengunjungi Saudi Arabia dan ingin berkunjung ke Palestina.
Secara sepintas jawaban
ini mungkin normal dan biasa saja. Tapi sesungguhnya memiliki makna filosofis
dan strategi yang dalam, sekaligus pesan moral yang penting. Bukan sekadar
jawaban kepada anak-anak muda yang bertanya itu, melainkan memiliki makna dan
pesan penting yang ingin disampaikan.
Pertama, ketika Anies
menyebut bahwa ke depan dia akan kembali aktif hadir di forum-forum pertemuan
PBB New York, saya memahami jawaban ini pada dua sisi. Ada sisi kritikan kepada
Presiden Jokowi yang tidak pernah sekalipun hadir di Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Bahkan di saat Indonesia menjadi anggota dan Presiden Dewan
Keamanan PBB, Presiden Jokowi tidak pernah hadir. Juga pada pertemuan tahunan
Majelis Umum PBB, Jokowi tidak pernah muncul.
Padahal kita ketahui
bahwa dengan segala ketidak-sempurnaannya, PBB adalah pusat diplomasi dunia. Di
sanalah berbagai permasalahan dunia dibicarakan. Dari masalah keamanan dan
perdamaian, masalah lingkungan dan pembangunan, hingga masalah hak-hak asasi
manusia.
Di sana pula berkumpul
semua perwakilan negara-negara dunia anggota PBB, sehingga hadir di forum
Majelis Umum PBB memungkinkan Presiden Indonesia untuk berbicara kepada seluruh
pemimpin dunia.
Anies bahkan memastikan
bahwa kehadirannya bukan sekadar hadir dan jadi pelengkap. Tapi hadir dengan
gagasan-gagasan besar yang mewakili kebesaran Indonesia untuk menjadi masukan
bagi solusi permasalahan yang dihadapi oleh dunia.
Dan pada tataran ini,
saya yakin Anies akan mampu tampil dengan meyakinkan. Selain karena memang
punya penguasaan global yang cukup, juga karena Anies memiliki kemampuan
komuniasi yang tinggi.
Kedua, kunjungan
prioritas Anies adalah mengunjungi tetangga-tetangga. Jawaban ini sangat
strategis. Kerap kali berbagai gangguan terjadi di sebuah negara, bahkan
terjadinya instabilitas, karena masalah-masalah yang ada di antara negara tetangga.
Perhatikan apa yang
terjadi di berbagai belahan dunia. Di Timur Tengah misalnya antara Iran-Saudi,
Iran-UAE, Mesir-Suriah, dll. Demikian pula di Asia Selatan antara Pakistan dan
India. Bahkan saat ini perang antara Rusia dan Ukrain.
Maka pilihan
mengunjungi tetangga-tetangga sangat tepat. Selain karena memang Islam
mengajarkan pentingnya berbaik-baik kepada tetangga, juga memiliki nilai
strategi dalam segala aspek kepentingan nasional, regional, dan global.
Ketiga, yang tidak
kalah pentingnya adalah prioritas kunjungan ke Saudi Arabia dan Palestina. Bagi
saya, selain memilki makna strategis yang pentjng, juga bermakna filosofis yang
dalam.
Saudi dengan segala
kekurangannya adalah rumah bagi dua masjid yang sangat disunnahkan untuk
dikunjungi. Di Mekah ada Masjidil Haram, dan di Madinah ada Masjid An-Nabawi.
Keduanya adalah dua kunjungan yang bernilai spiritual tinggi dan disunnahkan
dengan janji pahala yang besar.
Tapi selain itu, diakui
atau tidak, Saudi adalah kunci strategi bagi penyelesaian berbagai masalah
regional Timur Tengah. Saudi, selain Qatar, adalah pemain kunci di Liga Arab
maupun OKI (Organisasi Konferensi Islam). Karenanya bagi Indonesia yang ingin
memainkan peranan untuk menyelesaikan isu Palestina, Saudi menjadi pintu utama.
Tapi yang paling
menarik sesungguhnya adalah ketika memilih mengunjungi Palestina sebagai satu
dari prioritas itu. Padahal Palestina belum resmi sebagai negara. Tapi Anies
telah bertekad untuk mengunjunginya. Baik secara politik, keamanan, apalagi
ekonomi, mungkin sangat tidak signifikan, tetapi secara filosofis dan strategi masa
depan dunia sangat menentukan.
Tentu kita tidak
melupakan jasa Palestina yang pertama kali mengakui kemerdekaan RI. Dan kakek
Anies Baswedan menjadi salah satu tokoh kunci dalam proses itu. Tapi yang tidak
kalah pentingnya juga adalah bahwa Palestina adalah rumah bagi al-Masjid
al-Aqsa yang memiliki nilai spiritual yang tinggi, tempat Isra’ dan mi’raj
serta sangat disunnahkan untuk dikunjungi oleh Rasulullah SAW.
Tetapi sesungguhnya
yang tidak kalah pentingnya juga dari prioritas ini adalah karena Anies
memiliki komitmen penuh untuk tidak sekadar menyampaikan dukungan kepada
Palestina dengan kata-kata dan pidato, melainkan dukungan dalam makna
penyelesaian dan kemerdekaan bangsa Palestina. Dorongan ini tentunya selain
dorongan keagamaan dan kemanusiaan, juga karena dorongan kebangsaan seperti
yang diamanahkan oleh UUD 45.
Demikian yang dapat
dipahami dari jawaban-jawaban yang Anies sampaikan kepada anak-anak muda di
acara FPCI dua hari lalu. Dari diskusi yang terjadi pada forum itu akan menarik
untuk dikaji dalam tulisan-tulisan di hari-hari mendatang. Insya Allah.
Jamaica Hills, 03
Desember 2023