Orang Yahudi dan Nasrani Mendapat Pahala dari Tuhan-nya

MENDAPAT PAHALA. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhan-nya, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 62)

 



PEDOMAN KARYA

Senin, 11 Desember 2023

 

Surah Al-Baqarah, Ayat 62:

 

Orang Yahudi dan Nasrani Mendapat Pahala dari Tuhan-nya

 

innallaziina aamanuu wallaziina haaduu wan-nashooroo wash-shoobi-iina man aamana billaahi wal-yaumil-aakhiri wa 'amila shoolihang fa lahum ajruhum 'ingda robbihim, wa laa khoufun 'alaihim wa laa hum yahzanuun

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhan-nya, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 62)

 

------ 

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sesungguhnya orang-orang beriman dari umat ini, yang membenarkan Allah dan rasul-Nya, dan mengamalkan syariat Nya dan orang-orang yang hidup sebelum pengangkatan Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai nabi dari umat-umat di masa lalu, seperti kaum Yahudi, Nasrani dan kaum shabi’in (dan mereka kaum yang masih berada di atas Fitrah bawaan mereka tanpa memiliki ajaran agama baru yang mereka ikuti).

Mereka semua itu bila beriman kepada Allah dengan benar lagi murni, dan kepada Hari Kebangkitan, dan Hari Pembalasan, dan beramal dengan amalan yang diridhai di sisi Allah, maka pahala mereka akan tetap utuh bagi mereka di sisi Tuhan.

Mereka tidak ada rasa takut berkaitan dengan apa yang akan mereka hadapi dari perkara akhirat, dan mereka tidak bersedih hati karena tidak mendapatkan sebagian kenikmatan dunia.

Adapun setelah diutusnya Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai penutup para nabi dan rasul kepada seluruh umat manusia, maka Allah tidak menerima dari siapapun ajaran agama selain agama yang dibawa beliau yaitu Islam.

 

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang yang keluar dari agama Yahudi dan Nasrani; mereka semua jika beriman kepada Allah dan Hari Akhir, serta melakukan amal shalih, maka bagi mereka pahala atas keimanan dan amal shalih mereka, dan mereka tidak akan ditimpa rasa takut dari siksaan.

Namun mereka adalah orang-orang yang berada pada zaman sebelum diutusnya Nabi Muhammad. Adapun orang-orang yang berada pada zaman setelah Nabi Muhammad diutus, maka mereka diperintahkan untuk beriman kepadanya.

 

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, baik dari umat ini maupun dari umat-umat di masa lalu sebelum kenabian Muhammad 'alaihiṣ ṣalātu was salām, yakni kaum Yahudi, Nasrani, dan Ṣābiah (pengikut beberapa orang nabi yang memiliki keimanan pada Allah dan Hari Akhir), mereka akan mendapatkan ganjaran dari Rabb mereka, tidak ada kekhawatiran bagi mereka atas apa yang akan mereka hadapi di akhirat, dan mereka tidak akan bersedih hati atas kenikmatan dunia yang terlewatkan.

 

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا

Yakni orang-orang beriman, membenarkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamdan menjadi pengikutnya.

هَادُوا

Yakni orang-orang yang memeluk agama Yahudi. Pendapat lain mengatakan, orang-orang yang bertaubat, yakni bertaubat dari penyembahan anak lembu.

وَالنَّصَارَىٰ

Dinisbatkan pada desa Nasirah yang ada di Palestina karena Nabi Isa berasal dari daerah tersebut. Pendapat lain mengatakan, diberi nama Nasrani karena mereka menolong Nabi Isa.

وَالصَّابِئِينَ

Mereka adalah kaum yang keluar dari agama Yahudi dan Nasrani kemudian menyembah malaikat, yang sebagian mereka masih ada di Irak.

مَنْ آمَنَ

Yakni yang beriman diantara mereka, dari empat golongan tersebut.

وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: setelah diturunkannya ayat ini kemudian Allah menurunkan ayat:

ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه وهو في الآخرة من الخاسرين

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

 

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan Muhammad SAW dan menjadi pengikutnya; orang-orang Yahudi; orang-orang Nasrani yang menyelamatkan Isa AS; dan orang-orang Shabi’ yaitu mereka yang meninggalkan agama Yahudi dan Nasrani, lalu menyembah para malaikat dan bintang bintang, di antara mereka ada perkumpulan mereka di Irak, barang siapa di antara empat golongan tersebut yang beriman dengan sebenar-benarnya kepada Allah dan hari kiamat, dan melakukan amal shalih yang diperintahkan Allah, niscaya bagi mereka pahala amal shalih mereka di sisi Tuhan pada hari kiamat.

Tidak ada ketakutan bagi mereka kepada kengerian kiamat, dan mereka tidak sedih terhadap apa yang meninggalkan mereka di dunia. Ayat ini diturunkan di tempat sahabat-sahabat Salman Al-Farisi.

Al-Wahidi dari Mujahid mengatakan: “Ketika Salman Al-Farisi bercerita kepada Rasulallah SAW tentang sahabat-sahabatnya, beliau Rasulullah bersabda: “Mereka di neraka”, lalu Salman berkata: “Bumi menjadi gelap bagiku”, kemudian turunlah Ayat ini {Innalladziina…} kemudian Salman berkata: “Seakan-akan gunung (kebenaran) telah tampak bagiku”

 

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Hukum ini khusus untuk ahli kitab, karena pada hakikatnya orang-orang shabi’in yang sebenarnya termasuk kelompok-kelompok nasrani. Allah mengabarkan bahwasanya kaum Mukminin dari umat ini, Yahudi, Nasrani, dan orang-orang shabi’in yang beriman kepada Allah di antara mereka, juga kepada Hari Akhir, dan mempercayai Rasul-rasul mereka; maka bagi mereka ganjaran yang besar, rasa aman dan tidak ada kekhawatiran atas meteka dan tidak pula mereka bersedih hati.

Adapun orang yang kafir di antara mereka kepada Allah, Rasul-rasul-Nya dan Hari Akhir, tentu berbeda dengan kondisi yang pertama, maka dia ditimpa rasa kekhawatiran dan kesedihan.

Yang benar adalah bahwasanya hukum ini adalah antara kelompok-kelompok tersebut menurut latar belakang mereka, dan bukan menurut keimanan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ini adalah kabar tentang mereka sebelum di utusnya Nabi Muhammad, dan ini adalah kandungan dari kondisi mereka.

Dan inilah metode Al-Qur’an apabila terjadi pada beberapa orang –menurut konteks ayat- beberapa kesamaran, maka sudah seharusnya ada hal yang mampu menghilangkan kesamaran tersebut darinya, karena Al-Qur’an itu diturunkan oleh Tuhan Yang Mengetahui sebelum terjadi, dan rahmatNya mencakup segala sesuatu.

Hal itu –Allah lebih mengetahui- bahwasanya ketika Allah menyebutkan Bani Israil lalu mencela mereka, dan Dia mengungkapkan kemaksiatan-kemaksiatan dan kejahatan-kejahatan mereka akan terjadi kesamaran pada jiwa beberapa orang yang semuanya termasuk dalam celaan tersebut, maka Allah Sang Pencipta menghendaki untuk menjelaskan orang-orang yang tidak termasuk dalam celaan tersebut di antara mereka dengan menyebutkan sifatnya.

Dan juga ketika Allah menyebutkan Bani Israil secara khusus, maka hal itu membuat kesamaran akan kekhususan mereka, lalu Allah menyebutkan suatu hukum yang bersifat umum yang mencakup seluruh kelompok-kelompok, agar jelaslah kebenaran itu dan hilanglah kesamaran dan kemusykilan tersebut. Mahasuci Allah yang menetapkan dalam kitabNya hal-hal yang membuat akal-akal makhluk terpana.

Kemudian Allah ta’ala menyebutkan kembali hinaan terhadap Bani Israil karena apa yang telah dilakukan para pendahulu mereka.

Referensi : https://tafsirweb.com/372-surat-al-baqarah-ayat-62.html


Ayat sebelumnya: 

Meminta Sesuatu yang Buruk sebagai Ganti Sesuatu yang Baik 

 

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama