------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 24 Desember 2023
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Tiap
Desember Kita Ribut Soal Ucapan Selamat Natal
“Tadi siang ada kultum lohor
di masjid dekat perbatasan kota,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat
ngopi sore di teras belakang rumah Daeng Tompo’.
“Apa yang dibahas?”
tanya Daeng Nappa’.
“Masalah hukum mengucapkan
selamat Natal,” jawab Daeng Tompo’.
“Apa yang disampaikan
ustadz dalam kultumnya?” tanya Daeng Nappa’.
“Ada jamaah yang
bertanya, kenapa tiap akhir bulan Desember, kita ribut soal ucapan selamat
Natal,” ungkap Daeng Tompo’.
“Jadi apa jawabannya
Pak Ustadz?” tanya Daeng Nappa’.
“Ustadz bilang,
sebenarnya tidak perlu kita ribut soal ucapan selamat Natal, karena sudah jelas
tidak diperbolehkan dalam agama Islam,” kata Daeng Tompo’.
“Oh, begitu?” kata
Daeng Nappa’ dengan nada tanya.
“Orang Islam dilarang
mengucapkan selamat Natal, karena kalau itu diucapkan, maka orang Islam
mengakui bahwa Nabi Isa itu anak Tuhan, padahal Allah tidak beranak dan tidak
diperanakkan,” tutur Daeng Tompo’.
“Oh,” kata Daeng Nappa’.
“Ustadz bilang, orang
Nasrani menganggap Nabi Isa itu Tuhan dan mereka menyebutnya dengan nama Yesus.
Jadi, kalau kita mengucapkan selamat Natal, berarti kita mengakui bahwa Nabi
Isa itu Tuhan, padahal kita bersyahadat dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah. Jadi, kalau kita mengucapkan selamat Natal berarti kita mengaku
bahwa ada Tuhan selain Allah dan itu berarti kita sudah menjadi musyrik,” papar
Daeng Tompo’.
“Oh begitu,” kata Daeng
Nappa’.
“Jadi, kata ustadz,
tidak perlu kita ribut soal ucapan selamat Natal. Tidak perlu kita mengucapkan
selamat Natal, biarkanlah orang-orang Nasrani merayakannya dan kita tidak perlu
ikut-ikutan merayakannya,” kata Daeng Tompo’.
“Oh, begitu,” kata
Daeng Nappa’.
“Ya, begitu. Minum itu
kopi ta’,” ujar Daeng Tompo’ sambil tersenyum. (asnawin)
Ahad, 24 Desember 2023
------