-------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 19 Januari 2024
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Berikan
Pendidikan Gratis, Bukan Makan Gratis
“Calon presiden itu seharusnya
cerdas dan mencerdaskan,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi
di teras rumah Daeng Tompo’.
“Kenapaki’ bilang
begitu?” tanya Daeng Tompo’.
“Karena ada calon
presiden yang saya anggap tidak cerdas dan cenderung membodoh-bodohi masyarakat,”
kata Daeng Nappa’.
“Kenapaki’ bilang
begitu, siapa yang kita’ maksud?” tanya Daeng Tompo’.
“Ada calon presiden
yang berjanji memberikan makan siang gratis kepada anak sekolah di seluruh Indonesia
dan berjanji akan mengalokasikan dana ratusan triliun untuk program tersebut,”
kata Daeng Nappa’.
“Program itu kita’
anggap tidak cerdas?” tanya Daeng Tompo’.
“Tidak cerdas dan
cenderung membodoh-bodohi masyarakat, karena itu berarti calon presiden ini memandang
masyarakat seperti ayam, seperti bebek, yang harus diberikan makanan
gratis. Akhirnya masyaralat selalu berharap diberi, akhirnya masyarakat
bermental pengemis, yang selalu meminta-minta, akhirnya malas dan tidak
mandiri,” tutur Daeng Nappa’.
“Jadi seharusnya bagaimana?”
tanya Daeng Tompo’.
“Seharusnya berikan
pendidikan gratis, berikan kesehatan gratis, bukakan sebanyak-banyaknya lapangan
pekerjaan, bukan memberikan makanan gratis,” kata Daeng Nappa’.
“Cocok,” kata Daeng
Tompo’ sambil tersenyum dan menjabat tangan Daeng Nappa’. (asnawin)
Jumat, 19 Januari 2024
-------