------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 25 Januari 2024
Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Dulu Bilang Semua Harus Netral, Sekarang Bilang Presiden Boleh Memihak
“Lucu juga ini presiden ta’,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat
jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.
“Lucu kenapai?” tanya Daeng Tompo’ penasaran.
“Dulu dia bilang pemerintah daerah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten, pemerintah kota, pemerintah pusat, semua harus netral. ASN semua
harus netral. TNI semua harus netral. Polri semua harus netral,” tutur Daeng
Nappa’.
“Sekarang?” potong Daeng Tompo’.
“Sekarang dia bilang seorang presiden boleh berkampanye dalam Pemilu, boleh
memihak kepada calon tertentu dalam kontestasi pesta demokrasi,” papar Daeng
Nappa’.
“Berarti tidak netral mi itu,” ujar Daeng Tompo’.
“Makanya saya bilang lucu,” kata Daeng Nappa’.
“Dulu dia bilang semua harus netral mungkin karena tidak adaji keluarganya
yang maju Capres-Cawapres, sekarang bilang presiden boleh memihak mungkin karena
ada keluarganya yang maju Capres-Cawapres,” kata Daeng Tompo’.
“Bukan lagi mungkin, karena anak kandungnya memang yang maju jadi Cawapres,”
kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.
“Nah, itumi penyebabnya. Dulu dia bilang harus netral, sekarang dia bilang
boleh memihak, karena ternyata anaknya sendiri yang maju Cawapres,” kata Daeng
Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Kamis, 25 Januari 2024
-----
Obrolan sebelumnya: