Unhas Pimpin Riset Perguruan Tinggi Indonesia-Australia Senilai Rp120 M

KERJASAMA RISET.Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa sebagai ketua konsorsium perguruan tinggi Indonesia (kelima dari kanan) foto bersama pimpinan perguruan tinggi PTNBH dan lima pimpinan perguruan tinggi dari Australia seusai penandatanganan perjanjian kerjasama riset, di Gedung Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Jakarta, Kamis, 04 Januari 2024. (ist)


----------

Jumat, 05 Januari 2024

 

Unhas Pimpin Riset Perguruan Tinggi Indonesia-Australia Senilai Rp120 M

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar memimpin riset inovatif Program Partnership of Australia-Indonesia on Research (PAIR) Sulawesi senilai Rp120 miliar selama periode 4 tahun (2024-2027) yang dananya bersumber dari Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia.

Unhas memimpin konsosrsium beranggotakan tujuh Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) dan lima perguruan tinggi dari Australia melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI.

Tujuh PTNBH yakni Unversitas Indonesia (UI), Unverstas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Surabaya (ITS), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).

Perguruan tinggi dari Australia yaitu University of Melbourne, Monash University, University of Sydney, University of Western Australia, dan University of Queensland.

Perjanjian kerjasama (MoU) dilakukan Rektor Monas University sebagai ketua konsorsium perguruan tinggi Australia, dan Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa sebagai ketua konsorsium perguruan tinggi Indonesia, di Gedung Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Jakarta, Kamis, 04 Januari 2024.

Penandatanganan perjanjian kerjasama dihadiri oleh perwakilan pemerintah Australia dari Kementerian Luar Negeri (DFAT) dan perwakilan Indonesia dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti).

Kerjasama ini menjadi tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya melibatkan skema matching fund atau dana padanan. Selain itu, Unhas juga menjadi yang pertama dalam memimpin konsorsium riset Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).

Para peneliti dari tujuh PTNBH di Indonesia akan berkolaborasi dengan peneliti dari lima perguruan tinggi di Australia dalam berbagai topik riset dengan lokasi penelitian di Sulawesi.

Wakil Rektor IV Unhas, Prof Adi Maulana mengatakan, penandatanganan MoA menandai dimulainya program PAIR Sulawesi, di mana Unhas menjadi leading university dalam kerjasama riset antara Australia dan Indonesia.

“Total dana yang disepakati untuk program riset kolaborasi ini sebesar Rp120 miliar yang akan dialokasikan selama empat tahun, dengan rata-rata Rp15 miliar per tahun,” jelas Adi Maulana.

Momen kerjasama ini, katanya, menjadi sejarah karena merupakan kali pertama kerjasama pendidikan antara Australia dan Indonesia mengadopsi skema matching fund.

“Selain itu, ini juga menjadi sejarah untuk pertama kalinya Unhas memimpin konsorsium riset Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum,” kata Adi Maulana. (kia)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama