GENDERANG perang ditabuh berkali-kali / Pekakkan tebing Gunung Lompobattang / Tulikan lembah-lembah Bawakaraeng / Pecahkan gelombang laut / Benteng Panakukang dan Somba Opu bergetar |
------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 08 Februari 2024
Puisi Asia Ramli Prapanca
AKU MENCARI SOMBAYYA
Bertitahlah wahai titisan To Manurung:
Gendang gendang gendang gendang gendang
gendang gendang gendang gendang Gendang gendang gendang gendang gendang gendang
gendang gendang gendang Gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang
gendang gendang Gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang
gendang Gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang
Genderang perang ditabuh berkali-kali
Pekakkan tebing Gunung Lompobattang
Tulikan lembah-lembah Bawakaraeng
Pecahkan gelombang laut
Benteng Panakukang dan Somba Opu bergetar
Gendang gendang gendang gendang gendang
gendang
Ganrang pabundukang ditabuh berkali-kali
Di sini
Aku mencari Sombayya
Ke mana kutemukan lagi
Sukma I Mallombasi DaEng Mattawang
Ke langit siapa menggema kembali titah
Ayam Jantan dari Timur
Ke telaga apa kelak kuhapus dahaga
kerinduan pada sosok Sultan Hasanuddin Pemimpin tubarani
Maju ke medan perang
Menggempur musuh durjana
Menumpas kekejaman
Meluluhlantakkan kebiadaban
Gendang gendang gendang
Genderang perang bertalu kembali
Ganrang pabundukang Mangkasara memanggil
sukmamu
Di balik senyap bukit Tamalate
Adakah engkau mendengarnya?
Bertitahlah wahai titisan To Manurung
KaraEng berselempang siriq na pacce
Makhkota Alam dari
timur matahari terbit
Bakarlah kami dengan api kejantanan
Agar kehormatan negeri ini tidak lagi
terinjak-injak
Menjadi lusuh bagai setumpuk ikan mairo
dalam keranjang
Sejak di rahim bunda
kami menggenggam bismillah
Kepada Ilahi Rabbi
kami menyandang fardu amanah
Siap bertaruh seluruh hidup
Membela bumi leluhur Butta Mangkassara
Ganrang pabundukang telah ditabuh
Maka bertitahlah wahai sukma KaraEng
Lihat dan dengarkanlah kuda-kuda Jeneponto
Sejak subuh meringkik di halaman istana
Gowa-Tallo
Tombak dan badik telah menyatu dengan diri
Menjadi batang-batang tubuh yang tak akan
goyah
Mantera-mantera nenek moyang telah
menggema bersama takbir Allahu Akbar
Di sini telah bertahta Buraqnena buraqnea
Rasakan arus gaib yang mengalir dalam
darah kami!
Bertitahlah wahai Somabayya Karaeng Lompo
Berabad-abad sudah kami impikan suaramu!
Sekali berkata untuk kebenaran
Tak akan kami ingkari selamanya
Kun
fayakun!
Gendang gendang gendang gendang gendang
gendang gendang gendang gendang Gendang gendang gendang gendang gendang gendang
gendang gendang gendang Gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang
gendang gendang Gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang
gendang Gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang gendang
Bertitahlah wahai titisan To Manurung Di
sini
Di hamparan bumi Butta Mangkasara
Aku mencari Sombayyaaaaaa...!