KAMPANYE AKBAR pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) di Jakarta International Stadium (JIS) dipadati pendukung, baik di dalam stadion maupun di luar stadion. (int) |
-----
PEDOMAN KARYA
Kamis, 08 Februari 2024
Catatan Tercecer dari “Kumpul Akbar” Paslon
Amin di JIS
Oleh: Shamsi Ali
(Diaspora Indonesia &
Imam di Kota New York)
Sejujurnya malam itu
tubuh terasa remuk kelelahan. Bahkan sehari sebelumnya sepulang dari ibadah umrah badan sempat meriang dan kepala
terasa berat. Makan siang yang disiapkan oleh Balai Jum’iyah Islamiyah Makassar
menyambut jamaah umrah
tidak saya nikmati karena terasa mual. Entah dorongan apa sehingga malam itu
saya tetap bangun awal, bahkan sebelum pukul tiga dinihari.
Tepat pukul 3:30 pagi
bersama Bapak Tamsil Linrung, salah seorang tulang punggung kampanye paslon
Amin (Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar),
kami berangkat dari hotel menuju JIS. Menurut staf jarak antara tempat kami menginap
di NAM Center dan JIS sekitar 5-6 KM.
Ternyata hanya beberapa jarak dilalui dengan mobil, kami harus
turun dari mobil untuk shalat subuh dan harus melanjutkan perjalanan
dengan jalan kaki. Mobil-mobil menuju JIS tidak lagi bergerak. Perjalanan 5-6
KM itu memakan waktu kurang lebih 3 jam. Karena jalan-jalan itu penuh dengan
manusia menuju tujuan yang sama.
Sesampai di JIS kami
diarahkan ke pintu utama bagian barat. Di sanalah para tamu VVIP akan menempati
kursi-kursi yang telah disiapkan (reserved) khusus untuk mereka. Saya beruntung
mendapat posisi yang sangat dekat dengan tempat duduk Capres/Cawapres dan keluarganya.
Kami memasuki gedung JIS
sekitar pukul 7-30-an. Ternyata gedung JIS telah ditutup untuk umum sejak awal
karena semua kursi telah terisi penuh. Dari pukul 4:30 dibuka lalu ditutup
sekitar pukul 7:30-an. Artinya hanya dibuka sekitar 3 jam dan semua sudut di
dalam gedung itu telah terisi. Amazing!
Yes, it’s amazing. Acara Pertemuan Akbar itu memang
menakjubkan hampir dari semua aspeknya. Dari keteraturan kerja-kerja panitia,
penataan gedung, acara-acara, dan seterusnya. Tapi yang paling menakjubkan bagi
saya adalah semangat para pendukung yang sejak semalam sebelumnya telah hadir
menginap di kolong-kolong jembatan sekitar JIS. Bahkan malam
sebelum acara itu turun hujan dan angin keras. Tapi semua itu tidak menjadikan
semangat mereka surut.
Hal sama yang saya
rasakan kala itu. Ada pergulatan batin yang terjadi. Untuk apa hadir? Apa
kepentingannya? Apalagi saya sendiri telah lama dan sejujurnya akan tetap di
luar negeri. Amerika Serikat sejak
tahun 1996 telah menjadi rumah kediaman. Walaupun Indonesia akan tetap dan
selamanya tumpah darahku.
Acara-acara di JIS itu sederhana. Dimulai dengan dzikir pagi dan do’a. Dilanjutkan dengan pembacaan Al-Qur’an
dan beberapa hiburan lagu dan komedian yang aktivis. Puncak acara dimulai sekitar pukul
10-an ketika para petinggi partai
pendukung telah tiba.
Peserta menjadi historis
ketika Capres/Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin
memasuki gedung JIS. Hadir juga tokoh nasional, mantan Wakil Presiden dua kali,
Bapak Jusuf Kalla.
Orasi-orasi sangat
terbatas hanya oleh petinggi Partai Nasdem dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera).
Hal yang ditunggu-tunggu adalah orasi politik Capres dan Cawapres. Baik Anies maupun Muhaimin
menyampaikan orasi yang sangat menyentuh. Selain substantif, juga penuh candaan, tapi sekali-sekali
menyentil pihak lain yang tanpa malu-malu melakukan berbagai manipulasi dalam Pilpres kali ini.
Selesai orasi Anies yang
diakhiri dengan kata-kata indah dan menyentuh: “Keringatmu wahai pejuang-pejuang perubahan bagaikan kristal. Indah
nan berharga”. Pasangan Amin itu berpelukan hanyut dalam rasa bahagia, bangga,
namun penuh perasaan tanggung jawab. Mereka meneteskan airmata. Hadirin pun
ikut meneteskan air mata.
Yang pasti, Kumpul Akbar Paslon Amin ini adalah
kampanye terakhir. Dan sebagaimana bentuk dan warna kampanye yang ditampilkan
paslon Amin di mana-mana sebelumnya, acara di JIS ini sekaligus seolah
kesimpulan dari perjalanan panjang kampanye Anies-Muhaimin.
Bertempat di JIS, karya
maha dahsyat dan monumental anak-anak bangsa di bawah kepemimpinan seorang putra terbaik bangsa, Anies Rasyid
Baswedan, menutup segala kegiatan kampanye yang unconventional (di luar
kebiasaan).
Saya katakan
unconventional (tidak seperti biasanya) karena ketika orang lain berkampanye
dengan membagi sembako dan uang, Anies-Muhaimin hadir dengan gagasan dan
ide-ide untuk perubahan. Sembako dan amplop bisa menghibur, tapi ide dan gagasanlah yang bisa mengubah situasi bangsa yang telah lama ingin
menjadi yang lebih baik.
Dorongan Kehadiran Saya
Ada teman yang bertanya, “Kenapa harus terbang jauh-jauh 23 jam dari
New York untuk ikut hadir di acara Temu
Akbar
Anies-Muhaimin?”
Jawabannya
karena beberapa hal. Satu,
karena saya ingin
menjadi bagian sejarah pergerakan perubahan yang diusung oleh Paslon Amin. Saya
percaya dengan perubahan. Dan saya termasuk putra bangsa yang ingin melihat
Indonesia menjadi lebih baik, kuat, adil dan makmur untuk semua.
Dua, ingin melihat secara
langsung karya maha dahsyat anak-anak bangsa itu (Jakarta International
Stadium). Hal ini akan semakin menguatkan keyakinan saya bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang “can do big things”. Sejujurnya saya bangga. Bahkan tanpa
terasa meneteskan airmata melihat karya itu.
Tiga, saya memang
mendukung Anies-Muhaimin karena saya kenal mereka dan tahu kapabilitas mereka.
Dan ketika saya mendukung, saya akan lakukan dengan sepenuh hati dan daya yang
memungkinkan.
Empat, saya ingin membersamai semangat para
relawan dan pahlawan perubahan yang tidak mengenal lelah. Anies-Muhaimin telah
hadir di kancah perpolitikan dengan kemampuan menggugah dan merangkul. Mereka
yang hadir dan menyaksikan merasakan kepemilikan. Bahwa perjuangan ini adalah
perjuangan kita semua.
Lima, saya ingin hadir langsung merasakan kebersamaan dan semangat rekonsiliasi umat dan
bangsa. Ditakdirkannya Anies-Muhaimin berpasangan menjadi simbol rekonsiliasi
keumatan dan kebangsaan. Kebersamaan elemen umat dan bangsa dengan latar
belakang yang ragam menjadi motivasi bagi saya pribadi untuk terus melangkah
bagi kejayaan masa depan bersama.
Demikian beberapa catatan
yang tercecer dari acara Temu Akbar paslon Amin hari Sabtu kemarin (10 Februari 2024, red). Tentu harapan
saya dan kita semua,
semoga pasangan Amin dimudahkan dan insya Allah
diberikan kesempatan oleh Allah untuk memimpin bangsa ini ke depan. Amin!
Milan, Italia, 12 Februari 2024