“Sekarang dia jadi pendukung pemerintah, sekarang dia memuji presiden, partainya jadi partai pendukung Capres dan Cawapres yang didukung oleh presiden,” kata Daeng Tompo’. |
-----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 11 Februari 2024
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Dulu
Dia Mengkritisi Presiden
“Ada beredar di medsos,
video seorang politisi, ternyata dulu dia mengkritisi presiden, mengkritisi
pemerintah,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi menjelang siang
di teras belakang rumah Daeng Tompo’.
“Bagaimana kritikannya?”
tanya Daeng Nappa’.
“Dalam video itu dia
bilang, salah satu masalah yang dihadapi umat manusia yaitu kebodohan,
kejahiliyahan. Waktu itu dia bilang, pemerintahan saat ini adalah pemerintahan
paling jahiliyah, karena otaknya kosong, tidak punya narasi, gagal
mendefinisikan apa itu negara, apa itu pemerintahan. Presiden tidak mengerti
apa itu tugas negara, akhirnya presidennya menjadi Walikota Indonesia. Kemana-mana
gunting pita, pakai helm dan rompi, sebenarnya itu tugas walikota. Bagi-bagi
akte, itu kerjanya lurah,” tutur Daeng Tompo’.
“Keras juga kritikannya
kepada presiden,” ujar Daeng Nappa’.
“Tapi itu dulu,” tukas
Daeng Tompo’.
“Sekarang bagaimana?”
tanya Daeng Nappa’.
“Sekarang dia jadi
pendukung pemerintah, sekarang dia memuji presiden, partainya jadi partai pendukung
Capres dan Cawapres yang didukung oleh presiden,” kata Daeng Tompo’.
“Wadduh,” tukas Daeng
Nappa’.
“Dan dia bukan orang
pertama yang berubah dari pengkritik pemerintah, pengkritik presiden, menjadi
pemuja pemerintah, pemuja presiden, padahal dia orang terdidik dan bagus
pemahaman agamanya,” kata Daeng Tompo’.
“Deh, bahayanya itu di’?”
kata Daeng Nappa’.
“Bahaya memang, maka waspadalah
kalau jadiki’ politisi,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Untungnya bukanjaki’
kita politisi, jadi tidak adaji yang mau undangki’ jadi pembicara di televisi,”
kata Daeng Nappa’ juga sambil tersenyum. (asnawin)
Ahad, 11 Februari 2024
------
Obrolan sebelumnya: