PAHLAWAN NASIONAL. Pj Bupati Takalar Setiawan Aswad, Dandim 1426/Takalar Nanang Sujatmiko, bersama Forkopimda Takalar, melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Polongbangkeng, 28 Februari 2024. (ist) |
------
Kamis, 29 Februari 2024
Mengenang Pahlawan
Nasional Padjonga Daeng Ngalle dan Ranggong Daeng Romo:
Padjonga Dg. Ngalle
Jadikan Polongbangkeng Pusat Perjuangan Gantikan Makassar
TAKALAR, (PEDOMAN KARYA).
Kabupaten Takalar memiliki dua pahlawan nasional, yakni Padjonga Daeng Ngalle
dan Ranggong Daeng Romo.
Padjonga adalah Raja atau
Karaeng Polongbangkeng, Takalar, yang bersama Ranggong Daeng Romo, serta
beberapa pejuang lainnya mendirikan organisasi Laskar Gerakan Muda Bajeng (yang
kemudian berganti nama menjadi Laskar Lipang Bajeng), yang berpusat di
Polongbangkeng, untuk melawan pasukan sekutu dan Belanda yang ingin berkuasa
kembali di Indonesia setelah Jepang kalah dari sekutu.
Pada bulan Oktober 1945, Padjonga
bersama seluruh bangsawan Sulawesi Selatan seperti Andi Mappanyukki, Andi
Pangerang Petta Rani, Andi Abdullah Bau Massepe, dan Andi Djemma, mengikuti
konferensi raja-raja Sulawesi Selatan.
Konferensi ini memutuskan
satu tekad untuk mendukung Pemerintahan Republik Indonesia di Sulawesi sebagai
satu-satunya pemerintah yang sah di bawah Gubernur Sam Ratulangi.
Daerah Polongbangkeng
juga pernah menjadi pusat perjuangan 19 organisasi pergerakan berbagai daerah
di Sulsel dengan terbentuknya Laskar Pemberontak Rakyat Sulawesi disingkat LAPRIS,
dan Ranggong Daeng Romo diangkat sebagai Panglima LAPRIS.
Dandim 1426/Takalar,
Letkol Kav. Nanang Sujatmiko M.Han, mengatakan, Padjonga Daeng Ngalle dan
Ranggong Daeng Romo adalah dua putra terbaik daerah Takalar, yang telah
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI.
“Kedua tokoh ini
membuktikan bahwa orang Takalar bukan pengkhianat bangsa, bukan pengecut dan
bukan pecundang. Dua tokoh ini telah mewakafkan seluruh pikiran, tenaga, waktu,
bahkan jiwa dan raganya untuk tegaknya Indonesia merdeka. Lewat perjuangan dan
diplomasi, mereka berdua seakan berkata bahwa inilah putra daerah yang
nasionalis tulen,” kata Nanang.
Hal itu ia kemukakan saat
menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Gugurnya Pahlawan Nasional Ranggong
Daeng Romo dan Wafatnya Pahlawan Nasional Padjonga Daeng Ngalle, di Lapangan
Upacara Kantor Bupati Takalar, Rabu, 28 Februari 2024.
“Bukan hanya jiwa
nasionalisme, tapi juga jiwa sosial telah ditunjukkan oleh seorang Ranggong
Daeng Romo, yang telah kita kenal konsisten dalam memperjuangkan perasaan
senasib sepenanggungan dengan sesama untuk mengubah jalan hidup menjadi lebih
baik,” kata Nanang.
Demikian juga dengan
Padjonga Daeng Ngalle. Putra kelahiran Polongbangkeng tahun 1901 dan meninggal
dunia di Takalar, 23 Februari 1958, dikenal sebagai pejuang yang cerdas dan
pemberani.
Padjong menjadikan
wilayah Polongbangkeng sebagai pusat gerakan menggantikan Kota Makassar yang
pada saat itu sudah tidak aman. Polongbangkeng pun menjadi pusat kegiatan
sekaligus wadah bersatunya para tokoh pemuda pejuang dari sejumlah daerah di Sulawesi,
seperti Makassar, Takalar, Gowa dan Bantaeng.
“Ini fakta sejarah yang
tidak bisa dipungkiri, bahwasanya Takalar pernah maju melebihi daerah lainnya.
Inilah yang harus mengilhami kita untuk merefleksikannya dalam bingkai Takalar
maju seperti yang pernah ditunjukkan di masa Padjonga Daeng Ngalle,” tutur
Nanang.
Upacara Peringatan Hari
Gugurnya Pahlawan Nasional Ranggong Daeng Romo dan Wafatnya Pahlawan Nasional
Padjonga Daeng Ngalle, di Lapangan Upacara Kantor Bupati Takalar, turut
dihadiri Pj Bupati Takalar Setiawan Aswad, bersama Forkopimda Takalar, Pimpinan
OPD Takalar, para camat, Pemangku Adat Karaeng Polongbangkeng, serta ASN
Lingkup Kabupaten Takalar.
Upacara tersebut
dirangkaikan dengan penyerahan dua unit motor sampah dari Bank Sulselbar kepada
Pemda Takalar, dan dilanjutkan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Polongbangkeng
dan Makam Pahlawan H. Padjonga Daeng Ngalle, serta dilanjutkan anjangsana ke rumah
keluarga pahlawan nasional. (Hasdar Sikki)