Elegi Banjir

banjir harapan terapung-apung / bertahun-tahun berputar dalam lingkaran arus / entah tersangkut di mana kini / apakah hanyut bersama kantong-kantong plastik / tersangkut di atap-atap rumah / ketika aku berenang / dan menelan air coklat 

 

------ 

PEDOMAN KARYA

Selasa, 06 Februari 2024

 

Puisi Aspar Paturusi

 

ELEGI BANJIR

 

banjir di luar

banjir di rumah

banjir di hati

 

lumpur di halaman

lumpur di rumah

lumpur di hati

 

banjir ini

banjir siapa

lumpur ini

lumpur apa

 

adakah ini lumpurMu

membedaki dosa-dosa umatMu

lumpur yang bertimbun-timbun

dari masa silam yang kelam

 

banjir duka mengalir dari hulu

seluas berapa muara mampu menampung

 

banjir harapan terapung-apung

bertahun-tahun berputar dalam lingkaran arus

entah tersangkut di mana kini

apakah hanyut bersama kantong-kantong plastik

tersangkut di atap-atap rumah

ketika aku berenang

dan menelan air coklat

kutahu,

dalam pekat malam

jerit tangis anak-anak

raungan Ibu-ibu mereka

dari atap-atap rumah yang nyaris tenggelam

semuanya jadi sia-sia

tak kuasa membendung amukan air

yang bahkan begitu dingin memeras air mata mereka

 

ketika banjir menyisakan bangkai harta, lumpur dan lumpur

aku pun terbenam tumpukan lumpur di dalam rumah

di bawah telapak kaki terbenam pula bingkai foto

buku-buku puisi, kliping pentas teater, sinetron, film, disket dan kaset

semuanya melebur jadi lumpur

 

aku hanya memandang langit-langit rumah

yang juga berlumpur

ya Allah berapa tinggi lumpur yang diperlukan

untuk melumuri lumpur dosa-dosa kami

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama