Empat Pertanyaan Kunci kepada 76 Calon Guru Penggerak Sidrap

GURU PENGGERAK. Sebanyak 76 calon guru penggerak Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, mengikuti lokakarya 4 angkatan 9, Sabtu, di Sidrap, 17 Februari 2024. (Foto: Rusdy Embas)

 

-----

Senin, 19 Februari 2024

 

Empat Pertanyaan Kunci kepada 76 Calon Guru Penggerak Sidrap

 

SIDRAP, (PEDOMAN KARYA). Sebanyak 76 calon guru penggerak Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, mengikuti lokakarya 4 angkatan 9, Sabtu, di Sidrap, 17 Februari 2024. Setiap kelas dibagi dalam tiga kelompak beranggotakan lima atau enam calon guru penggerak.

Tiga pengajar praktik memandu CGP dalam lolakaraya di setiap kelas. Beberapa di antaranya sudah diangkat menjadi kepala sekolah.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidenreng Rappang, Syamsuddin SPd MAP, mengunjungi peserta lokakarya yang berlangsung hingga sore. Hadir pula fasilitator dari Balai Besar Guru Penggerak Sulawesi Selatan; Drs Safrullah MPd, Jamilah SPd, dan Nursaidawaty Arsyad SKom.

Materi utama dalam kegiatan itu refleksi praktik coaching dari pengalaman calon penggerak selama proses pembelajaran yang sudah berlangsung sekira tiga bulan lalu.

Peserta lokakarya terlihat antuasias membagikan pengalamannya masing-masing sebagai calon guru penggerak dengan empat pertanyaan kunci. Pertanyaan itu adalah pengalaman menarik selama coaching, hal sulit yang dihadapi, pengalaman baru yang dihadapi, dan hal yang belum dipahami.

Meski calon penggerak berkelompok dalam diskusi, namun refleksi praktik coaching dibuat per indvidu. Selanjutnya dibahas bersama.

Untuk menyemangati peserta, pengajar praktik memandu agar dilakukan ice breaking sebelum lokakarya. Ini salah satu cara untuk membentuk koneksi antar calon guru penggerak. Meski ice breaking sudah diberikan pada lokakarya sebelumnya, namun dianggap penting untuk membuat peserta nyaman menjalani lokakarya.

Melalui lokakarya ini diharapkan peserta antara lain mampu menunjukkan kemampuan coaching masing-masing. Peserta mampu mengidentifikasi kekuatan, area pengembangan dan menyusun rencana perbaikan dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid.

Termasuk menunjukkan kemampuan melakukan rangkaian supervisi akademik menggunakan pola pikir coaching. Mereka dapat menjelaskan pemahaman yang diperolehnya dari materi modul coaching.

Selanjutnya, pengajar praktik mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman peserta lokakarya terkaiat perbedaan dari coaching, mentoring, dan konseling. Tidak hanya mengetahui perbedaannya tetapi juga merefleksikan pengalaman praktik coaching yang sudah dilakukannya.

Pengajar praktik mengajak calon guru penggerak merefleksikan berbagai pengalaman yang dialaminya ketika praktik coaching. (re)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama