Kami Jadikan Peringatan Bagi Orang-orang Masa Itu

DIUBAH JADI KERA. “Maka Kami jadikan (yang demikian) itu peringatan bagi orang-orang pada masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Baqarah 2: Ayat 66)

 

-----

PEDOMAN KARYA

Rabu, 13 Maret 2024

 

Surah Al-Bawarah, Ayat 66:

 

Kami Jadikan Peringatan Bagi Orang-orang Masa Itu

 

fa ja'alnaahaa nakaalal limaa baina yadaihaa wa maa kholfahaa wa mau'izhotal lil-muttaqiin

“Maka Kami jadikan (yang demikian*) itu peringatan bagi orang-orang pada masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Baqarah 2: Ayat 66)

 

*) Bani Israil dijadikan kera yang hina karena melanggar keagungan Hari Sabat.

------

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Maka kami jadikan kampung itu menjadi pelajaran bagi penghuni kampung-kampung yang ada di sekitarnya,  yang sampai kepada mereka berita dan apa yang menimpanya, dan menjadi pelajaran juga bagi siapa saja yang melakukan dosa sesudah mereka, yang serupa dengan dosa itu, serta kami menjadikannya sebagai pengingat bagi orang-orang saleh, agar mereka mengetahui bahwa mereka itu berada di atas jalan kebenaran hingga mereka dapat teguh berada di atasnya.

 

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Maka Kami jadikan kutukan yang terjadi di Kota Eilat itu sebagai pelajaran bagi orang-orang di zaman mereka dan orang-orang setelah mereka, serta sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut terhadap siksaan dan berharap kepada pahala dari Allah.

 

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

Maka Kami jadikan desa yang melampaui batas ini sebagai pelajaran bagi desa-desa yang ada di sekitarnya, dan juga pelajaran bagi generasi berikutnya, sehingga mereka tidak mengikuti jejak para pendahulu mereka dan mendapatkan hukuman yang sama. Dan Allah juga menjadikan desa itu sebagai peringatan bagi orang-orang bertakwa yang senantiasa takut akan hukuman dan balasan dari Allah bagi orang yang melanggar batas-batas yang telah ditentukan-Nya.

 

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

Lalu kami menjadikan hukuman yang berbeda bagi wilayah Eilat sebagai pelajaran bagi wilayah-wilayah lain di sekelilingnya pada periode yang sama agar tidak melakukan hal yang serupa. Ketika hal itu didatangkan setelah (periode itu), maka itu digunakan sebagai pengingat bagi orang-orang mukmin agar lebih bertakwa, yaitu orang-orang yang datang setelah mereka sampai hari kiamat.

 

Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Maka Kami jadikan itu sebagai peringatan} maka Kami menjadikan umat yang melewati batas pada hari Sabtu itu sebagai peringatan {bagi orang-orang pada masa itu} bagi orang-orang dari beberapa umat yang ada pada masa itu dan menerima kabar tersebut {dan bagi mereka yang datang setelahnya} dan orang-orang dari beberapa umat yang ada setelah kejadian itu {serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa} dan pengingat bagi orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka.

 

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

“Peringatan bagi orang-orang di masa itu,” yaitu bagi orang yang ada di antara umat-umat itu, dan sampai kabar tentang mereka kepadanya di antara orang yang ada pada masa itu,

“Dan bagi mereka yang datang kemudian,” maksudnya orang yang setelahnya, hingga tegaklah hujjah Allah atas hamba-hambaNya, dan agar mereka menghindari kemaksiatan kepadaNya, akan tetapi hal ini bukanlah merupakan suatu nasihat yang berguna kecuali bagi orang-orang yang bertakwa. Adapun orang-orang yang selain mereka, maka mereka tidak mengambil manfaat dari ayat-ayat tersebut.

 

Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Allah SWT berfirman, (Dan sesungguhnya telah kamu ketahui) wahai orang-orang Yahudi tentang bencana yang dialami penduduk kota yang telah mendurhakai perintah Allah.

Mereka melanggar janji yang telah diambil oleh Allah atas mereka untuk mengagungkan hari Sabtu dan melaksanakan perintahNya, ketika perintah itu disyariatkan atas mereka. Lalu mereka melakukan tipu daya dengan menangkap ikan pada hari Sabtu, dan mereka telah menyiapkan kail dan jaring sebelum hari Sabtu tiba.

Maka ketika datang hari Sabtu yang seperti biasanya, mereka mengangkat jaring dan pancingnya, namun tidak ada ikan di sana. Mereka menunggu hingga hari Sabtu berakhir, dan baru pada malam hari setelah hari Sabtu usai, mereka bisa mendapatkan ikan.

Ketika mereka berbuat demikian, Allah mengubah mereka menjadi bentuk kera, yang terlihat mirip dengan manusia dari luar, tetapi bukan manusia. Demikianlah perbuatan dan tipu daya mereka, meskipun terlihat seolah-olah mereka patuh secara lahiriah, namun di dalamnya mereka melanggar perintah Allah. Balasan mereka itu akibat perbuatan mereka.

Inilah adalah kisah yang disebutkan dalam Surat Al-A'raf, di mana Allah SWT berfirman: (Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik (163)) (Surat Al-A'raf, ayat 163)

Firman Allah SWT : (lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina”)

Syaiban An-Nahwi mengutip dari Qatadah tentang firman Allah (lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina) lalu kaum itu menjadi kera yang melolong, mereka memiliki ekor setelah sebelumnya mereka adalah laki-laki dan perempuan.

Terkait Allah SWT: (Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian). Beberapa ulama berpendapat bahwa kata ganti dalam kata “Fa Ja’alnaaha” merujuk kepada kera. Dikatakan bahwa itu merujuk pada ikan,. Dikatakan juga bahwa itu merujuk pada “Al-Qatryah”. Hal ini diungkapkan oleh Ibnu Jarir.

Yang benar yaitu bahwa kata ganti itu merujuk kepada kota itu; yaitu, Allah menjadikan kota ini (sebagai peringatan), maksudnya yaitu karena penduduknya melampaui batas pada hari Sabtu. Kata (nakalan) maknanya adalah Kami menghukum mereka dan Kami menjadikannya sebagai peringatan, sebagaimana Allah berfirman tentang Fir'aun: (Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia ( (Surat An-Naziat).

Firman Allah SWT (dan bagi mereka yang datang kemudian) maknanya adalah untuk penduduk-penduduk kota

Ibnu Abbas berkata, maksudnya “Kami menjadikan kota yang telah dihukum ini sebagai pelajaran bagi kota-kota sekitarnya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali (bertaubat) (27)) (Surat Al-Ahqaf) dan firman Allah (Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya....) (Surat Ar-Ra'd: 41), menurut salah satu pendapat.

Maksud dari (dan bagi mereka yang datang kemudian) itu berhubungan dengan tempat.

Abu al-Aliyah, Ar-Rabi', dan ‘Athiyyah berkata, “Yang datang kemudian” itu mengacu pada generasi berikutnya dari Bani Israil, agar mereka mengambil pelajaran dari perbuatan mereka. Seolah-olah mereka berkata, “Maksud dari (dan bagi mereka yang datang kemudian) itu berhubungan dengan waktu.”

Pendapat ini benar mengacu pada orang-orang dari generasi berikutnya agar mengambil pelajaran dari penduduk kota itu. Adapun apabila mengacu pada orang dari generasi sebelum mereka, maka bagaimana mungkin pendapat yang menafsirinya begitu bisa benar? Yaitu pendapat bahwa ini menjadi pelajaran bagi orang sebelum mereka?

Fakhruddin Ar-Razi menyebutkan tiga pendapat:

Pertama, yang dimaksud dengan (dan bagi mereka yang datang kemudian) adalah kota-kota sebelum dan sesudahnya yang mengetahui berita tentang kota ini melalui kitab-kitab sebelum dan sesudahnya.

Kedua, yang dimaksud adalah kota-kota dan bangsa-bangsa yang ada pada masa itu.

Ketiga, bahwa Allah menjadikan peristiwa ini sebagai hukuman bagi segala dosa yang pernah mereka lakukan sebelum dan sesudahnya, dan ini adalah pendapat dari Al-Hasan.

Saya mengatakan, pendapat yang paling kuat adalah bahwa yang dimaksud adalah tentang kota-kota yang ada pada masanya yang telah mendengar berita tentang kota itu dan apa yang telah terjadi padanya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali (bertaubat) (27) …..) (Surat Al-Ahqaf), dan (Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka) (Surah Ar-Ra’d: 31)

Terkait firman Allah SWT : (serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa) menurut Ibnu Abbas berarti yaitu bagi orang-orang setelahnya hingga hari kiamat.

Al-Hasan dan Qatadah berkata terkait firman Allah (serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa) yaitu untuk orang-orang sesudah mereka, agar mereka takut akan siksaan Allah dan menjauhinya.

Aku berkata: Yang dimaksud dengan nasehat di sini adalah teguran; yaitu Kami menjadikan apa yang telah Kami perbuta kepada mereka berupa siksaan akibat melakukan perbuatan yang diarang Allah dan tipu muslihat yang mereka lakukan. Maka hendaklah orang-orang yang bertaqwa berhati-hati dengan perbuatannya, agar mereka tidak ditimpa oleh siksa seperti yang telah menimpa mereka.

 

Referensi : https://tafsirweb.com/380-surat-al-baqarah-ayat-66.html

.....

Ayat sebelumnya:

Jadilah Kamu Kera yang Hina

Setelah Itu Kamu Berpaling 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama