------
Ahad, 24 Maret 2024
Limapuluhan Calon Guru Penggerak
di Selayar Ikuti Lokakarya Orientasi
SELAYAR, (PEDOMAN KARYA). Sebanyak
56 Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10 Kabupaten Kepulauan Selayar mengikuti
Lokakarya Orientasi bersama kepala sekolah dan pengawas sekolah, di Aula Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Selayar, Sabtu, 23 Maret 2024.
Lokakarya dibuka oleh
Kabid GTK Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Selayar,
Iskandar SPd MPd, dan dihadiri Kepala Balai Besar Guru Penggerak / BBGP
Sulawesi Selatan diwakili Herawati SPd MPd, dan Kacabdin Wilayah 6 Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Usman SPd MPd.
Kepala Bidang Guru dan
Tenaga Kependidikan (Kabid GTK) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Selayar,
Iskandar, menyampaikan selamat kepada calon guru pengegerak angkatan 10
Kabupaten Selayar.
Selain mengapresiasi guru
yang lulus menjadi calon guru penggerak, Iskandar mengingatkan, agar mereka
tetap menjalankan tugas pokoknya seperti sebelum manjadi CGP.
Iskandar merasa perlu
menyampaikan hal tersebut, karena mendapat informasi ada beberapa guru
penggerak tidak maksimal menjalankan tugas pokoknya karena waktunya tersita
untuk melakukan aktivitas tambahan setelah menjadi guru penggerak.
Karena ada seliwerang
informasi itu, kata Iskandar, maka setiap calon guru penggerak harus memiliki
surat izin dari kepala sekolahnya masing-masing.
Calon guru penggerak
menurut Iskandar, harus bisa melaksanakan tugas pokoknya juga. Guru penggerak
adalah penunjang untuk menjalankan tugas pokok menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
“Guru penggerak harus
terdepan dalam melakukan perubahan,” kata Iskandar.
Kepada wartawan, Iskandar
menjelaskan, pihak dinas pendidikan mensyaratkan calon guru penggerak memiliki
surat tugas dari kepala sekolah masing-masing. Alasannya, belakangan ini muncul
beberapa komplain bahwa ada guru penggerak tidak menjalankan tugas pokoknya
secara maksimal. Meski pun itu sifatnya kasusistis.
Herawati SPd MPd,
mewakili Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Sulawesi Selatan mengharapkan
semua pihak bisa meningkatkan kolaborasi.
Dia juga mengingatkan
agar, calon guru penggerak tidak mengabaikan tugas pokoknya. Ini hanya tugas
tambahan.
“Jangan abaikan tugas
pokok karena ini hanya tugas tambahan,” kata Herawati.
Tantangan guru penggerak
menurut Herawati tidak ringan karena itulah perlu dibangun kolaborasi dengan
semua pihak terkait.
“Tetap semangat,
bersinergi, dan berkolaborasi untuk saling menguatkan,” kata Herawati.
Kacabdin Wilayah 6 Dinas
Pendidikan Sulawesi Selatan, Usman SPd MPd mengingatkan, calon guru penggerak
menguwujudkan filosof Ki Hajar Dewantara.
Guru penggerak, katanya,
harus bisa memberi contoh yang baik. Mengubah pola pikir diikuti perubahan pola
perilaku.
“Tunjukkan keteladanan
sebagai agen perubahan pembaharu dengan menghadirkan kreativitas,” kata Usman.
Salah satu contohnya,
guru yang mengajar jam pertama harus hadir lebih awal dari murid dan menyambut
kedatangan muridnya.
“Hidupkan dan gerakkan
semangat dan komunitas belajar sebagai wadah menyelesaikan setiap masalah yang
muncul,” katanya.
Usman memotivasi calon
guru penggerak bahwa mereka mereka tidak hanya berpeluang menjadi kepala
sekolah, tetapi posisi sebagai kepala dinas pun terbuka. (re)