Unhas dan AIC Bahas Proyek Penguatan Penelitian Sulawesi

INDONESIA - AUSTRALIA. Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa (kedua dari kanan) berbincang dengan Dr Eugene Sebastian (AIC Executive Director, Melbourne), Helen Fletcher Kennedy (AIC Chief Operating Officer), dan Marlene Millott (PAIR Program Manager) di sela-sela FGD Program Partnership of Australia-Indonesia on Research (PAIR) Sulawesi, di Lab AIC UNHAS (Ex Dekanat FT Unhas, Lt.2), Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu13 Maret 2024. (Foto: Humas Unhas)

 

-----

Rabu, 13 Maret 2024

 

Unhas dan AIC Bahas Proyek Penguatan Penelitian Sulawesi

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Universitas Hasanuddin dan Australia-Indonesia Centre (AIC) menggelar Focus Group Discussion (FGD) membahas Program Partnership of Australia-Indonesia on Research (PAIR) Sulawesi, di Lab AIC UNHAS (Ex Dekanat FT Unhas, Lt.2), Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu, 13 Maret 2024.

FGD yang dibuka Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis, Prof Adi Maulana, dan para peneliti Unhas yang terlibat dalam program PAIR, sedangkan yang mewakili AIC antara lain Dr Eugene Sebastian (AIC Executive Director, Melbourne), Helen Fletcher Kennedy (AIC Chief Operating Officer), dan Marlene Millott (PAIR Program Manager).

Rektor Unhas Jamaluddin Jompa, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi dengan adanya FGD tersebut dan mengatakan, kegiatan ini sebagai media untuk mendiskusikan bersama upaya strategis dan relevan yang bisa dilakukan untuk masyarakat.

Dia berharap terlaksana berbagai proyek kerjasama yang bertujuan untuk mendorong pembangunan Sulawesi dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Kita harus optimis apa yang kita lakukan akan memberikan dampak positif kepada masyarakat. Melalui kolaborasi yang kuat, akan hadir proyek penelitian masa depan yang sejalan dan dibutuhkan untuk mendorong penguatan pada berbagai sektor,” kata Prof JJ, sapaan akrab Jamaluddin Jompa.

Prof JJ juga memberikan pandangannya mengenai kondisi masyarakat pesisir dan rekomendasi kebijakan yang bisa diberikan. Dia mengatakan, ada beberapa kebijakan yang bisa diberikan untuk melakukan pemerataan kepada masyarakat pesisir, seperti pengentasan kemiskinan struktural, pemberdayaan sosial masyarakat pesisir melalui pelatihan peningkatan kapasitas, hingga menginvestasikan anggaran pemerintah untuk proyek kesehatan, pendidikan, listrik dan air bersih untuk pulau-pulau terpencil.

Secara umum, FGD ini dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai tantangan yang dihadapi Sulawesi dalam berbagai sektor seperti kondisi masyarakat pesisir hingga masalah lingkungan lainnya. Tidak hanya itu, juga dibahas bersama proyek pengembangan penelitian yang akan dilakukan sekaligus berbagai peluang penguatan penelitian hingga mendiskusikan bersama hasil penelitian interdisipliner dan terapan PAIR yang dilakukan. (kia)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama