“Tuhanku, ampuni kami / Hamba-Mu yang lalai / Yang setiap hari / membangun gengsi / di atas pondasi / Nikmatnya korupsi!” |
-----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 07 April 2024
Puisi Mahrus Andis
AKU BAYANGKAN
SUATU KETIKA
KORUPTOR BERDOA
Aku bayangkan
Sel-sel otak yang pernah
kauramu dari hasil korupsi
Suatu ketika berontak
Ingin lepas dari
cengkeraman tubuhmu yang penuh borok
Asupan gizi dan kalori
yang kauserap lewat
makanan
Suatu ketika serentak
mengganyang keseimbangan dirimu
Menuntut kembali
asal-muasal seluruh zat yang bersih dari korupsi
Sendi-sendi tulangmu akan
rapuh
Tak kuat lagi menampung
beban seluruh daging
Yang tumbuh dari lemak
dan protein hasil korupsi
Terbayang suatu ketika
usiamu merangkak di hadapan Tuhan
Terbata-bata berkisah
tentang
rumah yang megah
mobil yang mewah
pagar yang gagah
gembok yang pongah
Dan pada dindingnya
Ada tulisan membentak:
disita!
Aku bayangkan
Suatu ketika perjalananmu
tertunda menuju Tuhan
Setumpuk daging
Setampung darah
Dan bahkan seluruh sel
tubuhmu datang menyerbu
Sesalkan nasib dalam
comberan korupsi
Suatu ketika di tarikan
nafas penghabisan
Engkau rindukan sepenggal
kalimat
Menyembul dari hati yang
tulus:
“Tuhanku, ampuni kami
Hamba-Mu yang lalai
Yang setiap hari
membangun gengsi
di atas pondasi
Nikmatnya korupsi!”
Bulukumba, 2019
--------
Dipetik dari buku
Antologi Puisi “Testimoni di Kandang Sapi”, 2021