-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 20 Mei 2024
Pidato Kebangsaan Hari
Kebangkitan Nasional 2024
Menegakkan Kedaulatan
Indonesia
Oleh: Haedar Nashir
(Ketua Umum Pimpinan
Pusat Muhammadiyah)
Hari ini, 20 Mei 2024,
bangsa Indonesia memperingati Kebangkitan Nasional. Kendati peringatan nasional
tersebut dikaitkan dengan lahirnya Boedi Oetomo tahun 1908, tetapi gerakan
kebangkitan nasional yang membangun kesadaran berbangsa atau nasionalisme untuk
Indonesia merdeka sejatinya digerakkan oleh seluruh kekuatan rakyat dari
berbagai aliran dan golongan kebangsaan.
Kelahiran Sarekat Dagang
Islam tahun 1905, Sarekat Islam tahun 1911, Muhammadiyah tahun 1912, Al-Irsyad
tahun 1914, Pergerakan Perempuan Aisyiyah tahun 1917, Taman Siswa tahun 1922,
Persatuan Islam tahun 1923, Nahdlatul Ulama tahun 1923, Soempah Pemoeda tahun
1928, Kongres Perempuan tahun 1928, serta berbagai pergerakan lainnya dengan
jiwa kebangsaan tinggi secara serentak bangkit mengusir penjajah melalui
cara-cara terorganisasi untuk kemerdekaan Indonesia.
Era perjuangan
kebangkitan nasional untuk Indonesia merdeka itu merupakan kelanjutan dari
pergerakan rakyat Indonesia yang berkesinambungan di seluruh Tanah Air yang
berjuang dengan segala pengorbanan, bahkan dengan perlawanan fisik yang sangat
berat dan penuh penderitaan.
Akhirnya perjuangan
seluruh kekuatan nasional itu membuahkan hasil dengan terusirnya penjajah dan
diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia pada Hari Jum’at di bulan Ramadhan
tanggal 17 Agustus 1945, yang dibacakan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta
mewakili seluruh bangsa Indonesia.
Salah satu tujuan dari
kemerdekaan Indonesia tahun 1945 ialah Indonesia yang berdaulat, sebagai satu
mata rantai dari tujuan dan cita-cita nasional yaitu “Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
Negara berdaulat menurut
Hukum Internasional merupakan kesatuan yang memiliki penduduk permanen, wilayah
tetap, pemerintah, dan kapasitas untuk masuk ke dalam hubungan dengan
negara-negara lain yang berdaulat. Negara berdaulat adalah negara yang tidak bergantung
pada kekuatan negara lain dan bukan menjadi bagian atau milik dari negara lain.
Indonesia pasca-kemerdekaan
harus berdiri tegak lurus sebagai negara berdaulat dan tidak boleh menjadi
negara tidak berdaulat. Negara berdaulat bukan komprador atau kaki-tangan
negara asing.
Mohammad Hatta pernah
menyatakan, “Lebih suka aku melihat Indonesia tenggelam ke dasar lautan, dari pada
melihatnya sebagai embel-embel abadi suatu negara asing.”
Para penyelenggara negara
serta seluruh elite bangsa penting memiliki kesadaran dan komitmen tinggi akan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wujud dari kemerdekaan
yang sejati di dunia nyata.
Jangan sampai kedaulatan
Indonesia tergerus sistematik oleh kepentingan ekonomi, politik, dan legasi
apapun yang serampangan dan berakibat buruk mengorbankan kepentingan Indonesia.
Soekarno melalui Tri
Sakti mendeklarasikan Indonesia sebagai negara dan bangsa yang berdaulat secara
politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Soekarno, Mohammad Hatta, dan para pendiri bangsa sangat berkomitmen pada tegaknya
kedaulatan Indonesia secara substansial dan nyata.
Para pejuang dan pendiri
Indonesia di masa lalu menyadari betul pentingnya kemerdekaan dan kedaulatan
karena merasakan dengan getir hidup dijajah yang segalanya tergantung pada
pihak asing yang mengeruk seluruh kekayaan Tanah Air dan menindas rakyat
Indonesia dengan kejam.
Kita mencatat bagaimana
Jenderal Soedirman dan Ir Djuanda berkhidmat menegakkan kedaulatan Indonesia
melalui perjuangan nyata. Jenderal Soedirman bersama seluruh kekuatan rakyat
harus bergerilya mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Dalam keadaan yang penuh
penderitaan, tokoh perang gerilya dan bapak TNI ini memberi pelajaran sejarah
yang sangat berharga, bahwa tidak boleh sejengkal tanahpun di Republik ini
dikuasai asing atau siapapun.
Pertaruhannya nyawa
dirinya dan jiwa seluruh rakyat Indonesia yang rela berkorban demi Indonesia.
Para patriot sejati Indonesia itu sepenuhnya nirpamrih memberi untuk kedaulatan
Indonesia.
Bangsa ini juga mengenang
jasa Ir Djuanda dengan Deklarasi 1957. Bahwa laut merupakan satu kesatuan yang
utuh dari wilayah Indonesia. Deklarasi Juanda itulah sebagai titik pangkal
kesatuan negara kepulauan yang diakui konvensi hukum laut internasiol, United
Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS).
Karenanya tanah air
Indonesia kembali utuh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah
dipisah-pisah oleh Belanda yang waktu itu ingin kembali menduduki negeri
tercinta.
Dari Soekarno, Mohammad
Hatta, Sudirman, dan Djuanda yang keempatnya lekat dengan Muhammadiyah, bangsa
Indonesia saat ini harus belajar berkomitmen sekaligus memiliki tanggung jawab
bagaimana mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Para elite negarawan itu
mengutamakan kepentingan Indonesia di atas segalanya, jauh dari sifat tercela
yakni “mengambil, menggadaikan, dan apalagi menjual Indonesia” demi ambisi dan
kepentingan diri, kroni, dan kelompok sendiri.
Apabila ada sejengkal
tanah-air, pulau, dan kekayaan berharga di bumi Indonesia ini dilepas,
digadaikan, diserahkan, dan dijual kepada pihak lain di dalam maupun ke luar
negeri atas nama apapun maka semua itu merupakan bentuk lepasnya kedaulatan
Indonesia.
Jika ada kekuatan asing
maupun domestik dengan leluasa menguasai segala hal yang menjadi milik negara
dan tanah air Indonesia serta membawa kerugian bagi hajat hidup rakyat, maka
hal itu bukti hilangnya kedaulatan Indonesia.
Kedaulatan Indonesia juga
dipertaruhkan bila ada segelintir orang atau kelompok dengan kekuatan modal dan
politik raksasa dibiarkan menguasai bumi Indonesia dan seluruh kekayaan yang
terkandung di dalamnya. Sebab perintah konstitusi sangatlah jelas, antara lain
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Indonesia dengan seluruh
kekayaannya tidak boleh dibiarkan untuk kemakmuran segolongan kecil orang.
Soekarno menyatakan, “Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang,
bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan
negara, “semua buat semua”, “satu buat semua, semua buat satu.”
Kita berharap kedaulatan
Indonesia saat ini dapat diwujudkan melalui berbagai kebijakan strategis dan
praktis yang konsisten dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia di dunia
nyata. Bahwa negara dengan seluruh kekayaan alam Indonesia niscaya dikelola dengan amanah dan pertanggungjawaban
moral tinggi demi keadilan, kemakmuran, dan kemajuan seluruh rakyat Indonesia.
Menurut Bung Hatta,
sebagai bukti dari Indonesia merdeka, maka kedaulatan politik harus sejalan
dengan kedaulatan ekonomi. Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang kini
terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia hasil Pemilu 2024, sudah lama
menaruh perhatian pada kedaulatan Indonesia.
Dalam bukunya “Paradoks
Indonesia dan Solusinya” (2022), Jenderal Kehormatan TNI itu menyatakan dengan
tegas, “Penyakit yang paling mendesak dari tubuh ekonomi Indonesia saat ini
adalah mengalir keluarnya kekayaan nasional dari wilayah Indonesia”. Karena
komitmen dan konsistennya pada kedaulatan Indonesia, Prabowo Subianto
dianugerahi penghargaan Detikcom Awards 2023 sebagai “Tokoh Peneguh Kedaulatan
Negara.”
Kami menaruh harapan
besar agar pemerintah terpilih benar-benar mampu mewujudkan kedaulatan
Indonesia di bumi nyata, sekaligus mewujudkan seluruh aspek tujuan nasional
Indonesia sebagai mandat luhur dan utama dalam jiwa kenegarawanan yang tinggi.
Pemerintahan negara dari
periode ke periode berkewajiban menegakkan kedaulatan Indonesia dalam satu
kesatuan misi utama menjalankan kebijakan dan roda pemerintahan dari pusat
sampai daerah sebagaimana diperintahkan oleh Konstitusi UUD 1945, yaitu:
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.”
Diktum-diktum mendasar
inilah yang penting untuk dihayati dan diwujudkan dalam kehidupan kebangsaan-kenegaraan
oleh seluruh warga negara, elite, dan penyelenggara negara Republik Indonesia.
Karenanya saat ini dan ke
depan, Indonesia wajib hukumnya dijaga dan ditegakkan kedaulatan dirinya
sebagai negara yang sepenuhnya berdaulat dari segala intervensi dan kehadiran
pihak asing maupun domestik yang berdampak sistematik dalam pelemahan
kedaulatan negara dan bangsa.
Hubungan ekonomi dan investasi
dengan segala kebijakannya memang diperlukan tetapi jangan sampai mengoyak
kedaulatan Indonesia dalam bentuk apapun, pada saat yang sama harus terbukti
membawa pada keadilan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Tangan-tangan raksasa
yang tak bertanggungjawab tidak boleh mendikte jalannya kekuasaan dan
kedaulatan maupun dalam pengelolaan sumber daya alam di negeri tercinta ini.
Semuanya demi kedaulatan Indonesia yang pondasi dan kemerdekaannya telah
diperjuangkan dan direbut oleh seluruh patriot Indonesia dengan segenap
pengorbanan jiwa-raga yang penuh derita dan sangat mahal harganya.
Jadikan Indonesia saat
ini dan ke depan sebagai negara dan bangsa berdaulat yang kuat di segala bidang
kehidupan. Pak Prabowo dalam biografinya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari
Pengalaman” (2022) mengajak kepada seluruh rakyat khususnya kaum muda Indonesia,
“Saya berpesan untuk generasi muda, belajarlah dari sejarah agar kalian tidak
mengulangi kesalahan sejarah. Jadikanlah bangsa Indonesia ini kuat, agar tidak
diinjak-injak bangsa lain.”
Kami percaya masih banyak
elite di negeri ini yang berkomitmen tinggi untuk tegaknya kedaulatan
Indonesia, sehingga yang diperlukan ialah mengakumulasikan kesadaran kolektif
dan bekerjanya sistem bernegara yang secara siginifikan membawa pada kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia di dunia nyata.
Semoga pesan para pendiri
dan tokoh bangsa tentang pentingnya kedaulatan Indonesia benar-benar menjadi
komitmen dan tindakan kolektif seluruh institusi pemerintahan negara serta
tindakan para elite dan warga bangsa demi kejayaan Indonesia.
Bagaimana menjadikan
Indonesia sebagai negara dan bangsa yang benar-benar berdaulat dari segala
bentuk pelemahan, campur tangan, pengurasan, kaki-tangan, dan penyalahgunaan
yang membuat negeri ini jatuh marwah, kemandirian, dan kekuatannya sebagai
negeri yang sepenuhnya dan seutuhnya merdeka-berdaulat!
Semoga Allah SWT
melimpahkan berkah-Nya untuk bangsa Indonesia karena dapat menjaga kedaulatan
negara dan tanah air tercinta yang dilandasi iman dan taqwa sebagaimana
firman-Nya dalam Surah Al-A’raf, ayat 96, yang terjemahannya:
“Dan sekiranya penduduk
negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka
Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
***