-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 03 Juni 2024
Kolam Lele dan Hotman
Paris Hutapea
Oleh: Maman A. Majid
Binfas
(Sastrawan, Akademisi,
Budayawan)
Dunia ini bukan untuk
dimonopoli, tetapi dirawat untuk kepentingan bersama.
Tidak lain, sesungguhnya
agar terjadi sirkulasi ekosistem asasi berkelanjutan di dalam ber_
fatasirfantasyiru fil-ardhi” guna bertebaran demi pengabdian hakiki__
Alangkah eloknya bila Bung
Hotman Paris Hutapea dan juga yang lain, lebih memaknainya.
Hal itu sehingga tidak
terjadi gesekan rongsongan logika mainin lendiran melulu diclubkan jadi
ekosistem sirkulasi pikirannya!
Berindikasikan menjadi
warisan wawasan didominasinya!
Entahlah, semoga bukan
ilusi bah dalam Injil bagian penghotbah, 3:11 TB: “... akan indah pada
waktunya...” menjadi keyakinan bung juga yang lainnya.
Tetapi, dinilai dengan
keheningan logika nurani menjadi atlas hukum positif yang eloknya mesti
disiumankan. Sekalipun, berbeda keyakinan domain dimainkan bung, dan tentu
tidak dinilai pula oleh publik bah bung Rocky Gerung “cincinnya itu lebih
berkilau dari otaknya bung...”
Namun, harapan kepada
esensi logika bermagnet tulen jadi empati tidak ada dilecehin.
Magnet Tulen Berempati
Anda menghargai berarti Anda
sangat berharga di hadapan kami. Tentu dengan otomatis rasa hormat pun turut
serta bersalaman dengan senyuman kami.
Itulah menjadi esensi
keilmuan manusia beretika magnet tulen tanpa jarak antara sesama, sekalipun
berbeda keyakinan dan kesenangan masing-masing di dalam logika berkolam lele
atau susuan.
Logika Kolam Lele
Ada yang bertanya melalu
inbox tentang budaya berjiwa, lalu saya membagi logika, berpikirlah dengan
jernih dan penuh ketulusan dalam segala pengabdian. Terutama, di dalam corak
budaya logika berpikir agar melahirkan pikiran cemerlang dan diindahkan, bahkan
berkolam susu beraroma kasturi terwariskan.
Manakala pikiranmu
tersaring melebihi aroma kasturi, maka berkaryalah dengan nurani cinta_
Jadi buanglah, logika
kolam ikan lele dengkulan, dan itu memang hanya beradius pada ketulenan
berkasat kusut untuk petak umpet mainin umpan pancingan lendiran saja.
Sebab logika kolam
budidaya ikan lele, hanya suka air keruhan juga pembusukan. Sama halnya dengan
diksi pepatah lama “tong kosong memang nyaring bunyinya”
Lebih indah dan
diberkahi, maka berkaryalah dengan jiwa logika air jernih tanpa beban juga
tampil apa adaya.
Mungkin akan menawan
lagi kalau harta berlimpah bung untuk jadi amaliah berdimensi keagamaan tanpa
dimanipulasi.
Agama Dimanipulasi
Terkadang mereka lebih
apik dan fasih di dalam menampakkan paras orasi keagamaan dan juga necis
berakademisasi__sungguh aduhai
tetapi di baliknya,
sungguh sangat disesalkan juga, hal itu hanyalah aksi penampakan saja yang
bersifat sensasi dan manipulasi _penuh fatamorgana!
bahkan mereka telah
mengkaburi juga mengelabui pesan Tuhan yang dilafalnya dengan hafalan mati
disetiap saatnya__ QS As-Shaff : 3;
“Kabura maqtan ‘indallāhi
an taqụlụ mā lā taf'alụn”: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Wallahualam