Muhammadiyah Sulsel Cetak 60 Instruktur Perkaderan Tingkat Wilayah

PELATIHAN INSTRUKTUR. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dr Mawardi Pewangi, foto bersama panitia, instruktur, dan peserta perempuan pada penutupan Pelatihan Instruktur Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, di Pusdiklat Unismuh Makassar, Bollangi, Pattallassang, Gowa, 28-30 Juni 2024. (ist)

 

-----

Ahad, 30 Juni 2024

 

Muhammadiyah Sulsel Cetak 60 Instruktur Perkaderan Tingkat Wilayah

 



MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan mencetak 64 instruktur tingkat wilayah. Ke-64 instruktur tersebut telah mengikuti Pelatihan Instruktur Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, di Pusdiklat Unismuh Makassar, Bollangi, Pattallassang, Gowa, 28-30 Juni 2024.

Para instruktur tersebut berasal dari semua Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sulsel, perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah, serta Pimpinan Wilayah Aisyiyah dan Pimpinan Daerah Aisyiyah.

Selama pelatihan, para peserta mendapatkan materi antara lain “Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” (oleh Abdul Rakhim Nanda), “Konsep dan Filosofi Perkaderan Muhammadiyah” (Taufiqur Rahman), “Kurikulum dan Materi Perkaderan Muhammadiyah” (Saiful Kaharudin), Teaching Plan (Chaerani Jaya), “Konsep, Teori dan Metode Pembelajaran” (Husain Abdul Rahman), “Peran dan Tanggung Jawab Instruktur” (Samsuriadi), dan “Manajemen Kelas” (M. Irfan Islami).

Selain mendapatkan materi, para peserta juga melakukan simulasi dan diselingi kegiatan outbond di ruangan terbuka, serta kegiatan olahraga ringan.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse pada acara pembukaan mengatakan, instruktur perkaderan harus menggembirakan dan menyenangkan peserta.

“Upayakan tercipta suasana yang menggembirakan dan menyenangkan,” kata Ambo Asse.

Rektor Unismuh Makassar juga mengingatkan para semua Ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) juga aktif dan terus-menerus mengadakan perkaderan.

“IPM yang dilakukan adalah perkaderan. Begitupun IMM,” tandas Ambo Asse.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr KH Mawardi Pewangi, pada acara penutupan berharap agar peserta instruktur nantinya menjadi kader militan yang akan selalu tertanam dalam jiwanya rasa keikhlasan dalam ber-Muhammadiyah, serta memiliki komitmen yang kuat dalam menjalankan keinstrukturannya.

“Jadilah kader inti dan militan Muhammadiyah. Jangan duakan Muhammadiyah dengan yang lain, sekali Muhammadiyah tetap Muhammadiyah,” kata Mawardi.

Para instruktur harus menanamkan sikap ikhlas dalam ber-Muhammadiyah, jujur, amanah dan tanggung jawab, serta memiliki komitmen dalam Muhammadiyah.

“Seorang instruktur harus berkepribadian Muhammadiyah yang senantiasa sami’na wa atha’na. Seperti lagu Mars Muhammadiyah, seorang instruktur itu harus senantiasa menyinari seperti Sang Surya tetap harus bersinar, dan berkarakter Muhammadiyah,” kata Mawardi.

Ia berharap pelaksanaan baitul arqam bukan hanya diadakan pada tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) serta Amal usaha Muhammadiyah (AUM), melainkan juga di masjid-masjid binaan Muhammadiyah.

“Di AUM dilaksanakan Baitul Arqam, begitupun di PDM dan PCM, termasuk Baitul Arqam di masjid Muhammadiyah,” kata Mawardi. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama