Presiden Selalu Salah dan Bangga dengan Dosa-dosa

“Ada DPR. Ada juga partai politik. Ada juga mahasiswa yang berunjukrasa, tapi semuanya dibungkam. Akademisi, tokoh masyarakat, dan ulama juga banyak yang mengecam pemerintahannya, tapi Presiden Antah Berantah tidak peduli. Kalau ada yang menentangnya, maka dia carikan cara untuk menyingkirkan atau membuat susah para penentangnya. Malah ada ulama yang dikriminalkan,” kata Daeng Tompo’. (int)

 

-----

PEDOMAN KARYA

Selasa, 04 Juni 2024

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

Presiden Selalu Salah dan Bangga dengan Dosa-dosa

 

“Presiden selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa,” kata Daeng Tompo’ sambil memandang dengan tatapan kosong ke jalan raya saat ngopi sore bersama Daeng Nappa’ di warkop batas kota.

“Presiden siapa?” tanya Daeng Nappa’ heran.

“Presiden Antah Berantah,” jawab Daeng Tompo’ masih dengan tatapan kosong ke jalan raya yang sedang macet.

“Presiden Antah Berantah?” tanya Daeng Nappa’.

“Antah Berantah itu negeri dongeng,” jelas Daeng Tompo’.

“Oh dongeng, saya kira betulan,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Tadi malam saya baca kisahnya. Diceritakan bahwa Presiden Antah Berantah selalu melakukan kesalahan, lain yang dia ucapkan lain yang dia lakukan. Kalau berjanji selalu ingkar. Dia sering menindas rakyat melalui kebijakan-kebijakannya. Kalau ada yang dia ingin lakukan dan itu bertentangan dengan undang-undang, maka undang-undangnya dia suruh ubah,” papar Daeng Tompo’.

“Apakah di Negeri Antah Berantah tidak ada anggota DPR? Apakah tidak ada mahasiswa yang berunjukrasa? Apakah tidak ada akademisi, tokoh masyarakat dan pemuka agama yang berbicara menyoroti presiden?” tanya Daeng Nappa’.

“Ada DPR. Ada juga partai politik. Ada juga mahasiswa yang berunjukrasa, tapi semuanya dibungkam. Akademisi, tokoh masyarakat, dan ulama juga banyak yang mengecam pemerintahannya, tapi Presiden Antah Berantah tidak peduli. Kalau ada yang menentangnya, maka dia carikan cara untuk menyingkirkan atau membuat susah para penentangnya. Malah ada ulama yang dikriminalkan,” kata Daeng Tompo’.

“Jadi kesimpulannya, dia selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa?” tanya Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Mahasiswa dan berbagai kalangan membuat daftar kesalahan dan dosa-dosa presiden, tapi presiden tidak peduli, malah sang presiden seolah-olah bangga dengan dosa-dosanya,” kata Daeng Tompo’.

“Saya teringat sebuah lagu lawas,” kata Daeng Nappa’.

“Bagaimana lagunya?” tanya Daeng Tompo’.

“Penggalan syairnya begini. Mengapa di tanah ku terjadi bencana, mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga, dengan dosa-dosa,” ujar Daeng Nappa’.

“Kebetulan kalau begitu, kebetulan sama,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

 

Selasa, 04 Juni 2024


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama