Qurbananmu?

Gebyarkan, Qurbanan dengan gema syiar takbiran karena pengabdian kepada Allah semata yang Walillahil hamdu / Dan tentu kita mesti menghindari rasa ria berbuhulan guna ketakaburan yang menodai pengabdian di dalam bertakbiran lillah 


-----

PEDOMAN KARYA

Selasa, 18 Juni 2024

 

Qurbananmu?

 

Oleh: Maman A. Majid Binfas

(Sastrawan, Akademisi, Budayawan)

 

Tentu, diksi paling mubarak yang sungguh menawan, di saat begini ialah ucapan Selamat Berbahagia guna mengibarkan Takbir Idhul Adha. Namun, akan lebih elok lagi manakala dibarengi pelaksanaan Qurban guna berbagi daging kepada sesama Hamba Allah yang sangat membutuhkan.

Tentu dengan niatan berdimesi ketulusan sejati menjadi kunci utama di dalam berqurban. Insya Allah baru akan meraih Surga Firdausyn yang merindukan kehadirannya, dan ini berlaku bagi yang meyakininya dengan tulen. Dikarenakan esensi berqurbanan adalah nilai ketulusan hakiki guna membakar buhulan nafsu huru hara yang menodainya.

 

Huru Hara Bukan Qurbanan

 

Masih saja bikin huru hara di tengah gemuruh debaran jantungnya semakin meledak tanpa karuan, seiring rasa nyeri tiada terperi, __bah maut kematian menghampiri. Bahkan melebihi pedihnya bagaikan dikuliti.

Tentu, berbeda esensi rasa dikuliti hewan telah ditakdirin jadi Qurban atas perintah Allah, demi pengabdian lillah diyakini.

Manakala, diyakini tentu dunia ini bukan juga seperti diduga dan akhirat nanti bukan juga seperti dikira, _Bah bayangan ketika bercerminan dalam gebyar untuk pameran bersolekan.

 

Gebyar Takbir Qurbanan

 

Gebyarkan, Qurbanan dengan gema syiar takbiran karena pengabdian kepada Allah semata yang Walillahil hamdu

Dan tentu kita mesti menghindari rasa ria berbuhulan guna ketakaburan yang menodai pengabdian di dalam bertakbiran lillah 

Apalagi, niatan guna mengais nilai pujian berimbas pada politikalisasi saweran berhamburan berhinggap waladholin menjadi kunci antitesa di akhir diksi Surah Al-Fatihah.

Lalu, gimana niatan Qurbananmu _?

 

Wallahualam

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama