15 Kriteria Masjid Makmur dan Unggul Muhammadiyah

MASJID MAKMUR DAN UNGGUL. Anggota Pimpinan LPCR-PM PP Muhammadiyah, Kusnadi Ikhwani (kedua dari kanan) didampingi Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel Dr KH Mawardi Pewangi (kedua dari kiri), Ketua LPCR Muhammadiyah Sulsel Prof Andi Sukri Syamsuri (paling kiri), dan pengurus Muhammadiyah Sulsel Waspada Santing, memberikan semangat kepada peserta Silturrahim LPCR-PM, di Ruang UBC Gedung Iqra Lantai 2, Kampus Unismuh Makassar, Rabu, 17 Juli 2024. (ist)  

 

-----

Kamis, 18 Juli 2024

 

15 Kriteria Masjid Makmur dan Unggul Muhammadiyah

 

LPCR-PM PP Muhammadiyah Silaturrahim dengan LPCR-PM PWM Sulsel

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Anggota Pimpinan Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kusnadi Ikhwani dan rombongan melakukan kunjungan silaturrahim dengan Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah (PWM) Sulsel, LPCR-PM PWM Sulsel, LPCR-PM Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Makassar, Gowa, dan Maros, serta para Takmir Masjid Muhammadiyah, di Ruang UBC Gedung Iqra Lantai 2, Kampus Unismuh Makassar, Rabu, 17 Juli 2024.

Dalam kunjungannya, Kusnadi sekaligus memberikan materi ceramah dan tanya jawab tentang Pembinaan Masjid dan Pengelolaannya.

Hadir dalam pertemuan ini Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel Dr KH Mawardi Pewangi, Ketua LPCR-PM PWM Sulsel Prof Andi Sukri Syamsuri, Sekretaris LPCR-PM PWM Sulsel Syafaat S Kuba, serta Ketua Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halalan Thayyiban (LPH-KHT) PWM Sulsel Dr Waspada Santing.

Acara ini dipandu oleh Ketua LPCR-PM PWM Sulsel Prof Andi Sukri Syamsuri yang juga adalah Wakil Rektor II Unismuh Makassar.

Dalam pengantarnya, Andi Sukri menyampaikan terima kasih kepada KH Kusnadi atas kesempatannya hadir di Kampus Unismuh dalam rangka memberikan materi tentang Pembinaan Masjid dan Pengelolaannya.

“Mudah-mudahan ini dapat memberikan pencerahan kepada kita semua dalam mencetak marbot masjid yang kompeten dan profesional,” ujar Andis, sapaan akrab Andi Sukri Syamsuri.

Untuk mendukung pengelolaan masjid yang kompeten dan profesional, Andis menyebutkan bahwa LPCR-PM PWM Sulsel telah bekerja sama dengan Unismuh Makassar dan tahun ini telah meluncurkan Program Magister (S2) Manajemen Pengelolaan Masjid.

“Sekarang ini pendaftarannya masih dibuka dan bagi pengurus masjid yang ingin mengambil magister manajemen pengelolaan masjid akan diberi keringanan dalam pembayaran uang kuliah,” janji Andis.

Wakil Ketua PWM Sulsel Mawardi Pewangi mengucapkan selamat datang kepada Ketua Takmir Masjid Al Falah Sragen, KH Kusnadi Ikhwani, atas kunjungan silaturrahim dengan pengurus Takmir Masjid Muhammadiyah dan LPCR-PM PDM Makassar, Gowa, dan Maros.

“Masjid Raya Al Falah Sragen, merupakan masjid percontohan Muhammadiyah dan mudah-mudahan ada juga masjid Muhammadiyah di Sulsel bisa menjadi masjid percontohan,” kata Mawardi.

 

Kriteria Masjid Makmur dan Unggul

 

Kusnadi Ikhwani pada kesempatan itu memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Unismuh Makassar atas peluncuran Program Magister Manajemen Pengelolaan Masjid.

“Saya bersyukur sekaligus memberikan apresiasi yang luar biasa atas dibukanya Program Magister Manajemen Pengelolaan Masjid dan ini sekaligus merupakan yang pertama dibuka di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) di Indonesia,” sebut Kusnadi.

Penulis Buku “Strategi Memakmurkan Masjid” dan buku “Marketing Langit” tidak hanya memuji tetapi sekaligus juga berminat menjadi mahasiswa magister manajemen pengelolaan masjid di Unismuh dan sekaligus siap menjadi tenaga pengajar jika diminta oleh pengelola program.

Kusnadi juga dalam kesempatan ini menjelaskan hasil Rakernas LPCR-PM di Universitas Muhammadiyah Purwokerto awal September 2023 bahwa ada 15 kriteria masjid makmur dan unggul serta langkah taktis dan strategisnya untuk bisa menjadi masjid percontohan di Muhammadiyah.

Dari 15 kriteria, poin 1, 2, 3, dan 4 adalah kriteria wajib, yakni Pertama, masjid itu milik Muhammadiyah. Kedua, SK Takmir oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Ketiga, identitas masjid dikelola Muhammadiyah dan Keempat, amaliah ibadah sesuai dengan keputusan tarjih.

Dikatakan sekarang ini banyak masjid hanya sebagai tempat ibadah shalat, bukan mengasuh umat, maka pantaslah banyak masjid yang kita lihat sepi jamaahnya.

“Mestinya masjid itu ada pengasuhnya, ada gurunya, maka insya Allah masjid itu akan dicintai oleh umat. Olehnya itu maka takmir masjid menjadi sebagai pelayan jamaah, bukan sebagai penguasa masjid,” kata Kusnadi.

Kusnadi berharap amal usaha Muhammadiyah seperti Unismuh dapat mendorong masjid untuk makmur. Ia kemudian menyebut ke-15 kriteria masjid makmur dan unggul Muhammadiyah, yaitu (1) Wakaf atau milik resmi Muhammadiyah, (2) SK Takmir oleh Persyarikatan Muhammadiyah, (3) Amaliah ibadah sesuai Keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

(4) Identitas masjid dikelola Muhammadiyah, (5) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) resmi sebagai tempat ibadah, (6) Kajian al-Islam dan Kemuhammadiyahan rutin, (7) Menyelenggarakan dakwah digital.

(8) Makmur dengan indikator jumlah jamaahnya di atas lebih dari 30 orang untuk ibadah rutin, (9) Mempunyai program pemberdayaan ekonomi dan penyantunan sosial, (10) Ramah lingkungan (aman, bersih, dan efisiensi pemanfaatan energi).

(11) Ramah disabilitas dan lansia, (12) Mempunyai program pemberdayaan remaja masjid, (13) Integrasi pengelolaan keuangan masjid oleh Lazizmu, (14) Ramah anak, dan (15) Memiliki imam, muadzin, dan marbot tetap yang memenuhi kriteria. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama