Anregurutta Aa Gym

Anregurutta Aa Gym (duduk, ketiga dari kiri) bersama mantan Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang (duduk, kedua dari kanan) saat rehat. (ist)

 

-----

PEDOMAN KARYA

Senin, 29 Juli 2024

 

Anregurutta Aa Gym

 

(Cacatan tersisa dari Perjalanan Safari Dakwah DT Peduli)

 

Oleh: Aslam Katutu

 

Enam tahun silam baru ketemu lagi dengan beliau. Selama ini saya hanya menyimak kajian-kajian tauhidnya mlalui media sosial dan sekaligus mengikuti perkembangan kiprah dakwahnya.

Sebagai gurunda, sebagai sahabat, orang tua bahkan terkadang saya menganggap sebagai kakak, Aa Gym yang kukenal sejak tahun 1996, kini kembali menginjakkan kakinya sekaligus menyebarkan dakwahnya dan gerakan kemanusiaannya melalui DTPeduli.

Tahun 1996 itu, di saat beliau belum populer dan hanya menjadi ustadz di Kota Bandung saja, tepatnya di Geger Kalong Hilir dengan sepetak rumah yang dijadikan pusat dakwah Daarut Tauhid yang saat ini menjadi Masjid Daarut Tauhid yang megah.

Saat ini, Aa Gym telah menjadi milik umat, bukan saja di negeri ini, tapi beliau juga telah mengembangkan sayap dakwahnya ke seluruh dunia, terutama ke Palestina.

Di tengah badai dan ujian berat yang beliau hadapi, suatu ketika saya berdua dengan beliau selesai shalat magrib, beliau menanyakan; “Kenapa masih setia menemani Aa, padahal kawan-kawan yang lain sudah pada pergi meninggalkan Aa?”

Dengan penuh hikmat dan hormat, saya hanya jawab sederhana kalau saya ingin ikut ke surga jika Aa masuk surga. Saya ingin menunjukkan bahwa saya tidak bersandar kepada kepopuleran Aa sebagai kiai kondang, saya ingin menjadi santri yang tidak meninggalkan kiai-nya ketika kiainya dihujat dan mulai hilang popularitasnya.

“Hati saya jujur menganggap persoalan poligami yang menjadi takdir Aa, adalah sesuatu yang halal menurut syariat agama, yang dilakukan dengan gentlemen seorang kiai kondang yang mempertaruhkan kepopularitasnya, menunjukkan bukti lebih takut kepada Allah daripada pujian manusia,” beliau memeluk saya dengan haru.

Di tahun 2004 hingga 2007, beliau sangat sering berdakwah ke Makassar. Dan beliau sempat mendirikan Gerakan Membangun Nurani Bangsa (Gemanusa), suatu gerakan nasional lintas agama, lintas suku, lintas golongan, lintas partai yang merangkul semua kalangan untuk mengajak orang-orang menjadi sukarelawan hanya untuk memperbaiki dirinya sendiri.

Gerakan sederhana yang tidak sulit dan mudah diaplikasikan. Contohnya gerakan kebersihan di lingkungan masing-masing dengan membuang sampah pada tempatnya. Setiap sukarelawan yang bergabung di Gemanusa diharap punya kepekaan, kepedulian dan bersedia berjuang bersama-sama.

Maka itu Gemanusa punya semboyan Peka-Peduli-Berbuat-Berjuang. Waktu itu saya didaulat Aa Gym memimpin Gemanusa Sulsel didampingi Bapak Sattar Taba sebagai Ketua Dewan Pembina bersama tokoh-tokoh Sulsel lainnya, seperti Yusran Paris, Buhari Kahar Mudzakkar, Iqbal Pawerangi, dll.

Salah satu gerakan kemanusiaan Gemanusa Sulsel pernah kami lakukan adalah Aksi Kemanusiaan saat musibah bandang di Sinjai tahun 2006 yang menewaskan 250 orang. Begitu pun aksi Gemanusa Pusat melakukan aksi kemanusiaan saat Aceh terkena Tsunami tahun 2004.

Gemanusa yang dimotori dan diketua oleh Aa Gym, yang dideklarasi di Monas pada 10 Oktober 2004 dan dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional seperti Gubernur Jakarta Sutiyoso, Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid, Kapolda Metro Jaya Irjen Firman Gani, Anas Urbaningrum, Jamil Azzaini, HS Dillon, Romo Magnis, Tuty Alawiyah, Titi Puspa, Rita Effendi, Agus Wisman, Yana Julio, Astri Ivo, Inneke Koeserawaty, dan lain-lain.

Gemanusa akhirnya cooling down hingga kini sejak tokoh sentralnya Aa Gym menghadapi ujian berat.

Apakah Gemanusa akan reborn? Wallahu a’lam bishawab. Saya sering menanyakan hal tersebut kepada beliau, dan tetap berharap suatu waktu Gemanusa akan terlahir kembali sebagaimana cita-cita mulia para pendirinya, bahwa setiap sukarelawan yang bergabung di Gemanusa bersedia memperbaiki diri. Jika semua orang di negeri ini dapat memperbaiki diri, maka bangsa ini akan lebih baik. Bangsa yang besar ini diharap dibangun dengan hati nurani.

Aa Gym, sebagai kiai yang kembali kondang pasca-ujian berat yang beliau hadapi, juga sebagai tokoh nasional yang fokus terhadap perbaikan moral bangsa melalui gerakan membangun hati nurani.

Kini kembali menginjakkan kakinya di Makassar dalam rangka safari Dakwah melalui DT Peduli yang didirikannya pada tahun 1999. Dalam tempo 3 hari beliau mengisi tausyiah, di Masjid Mardiyah di Skarda, Masjid Al Musabbihi Sudiang, Masjid Raya Makassar, dan Masjid Baiturrahman. Beliau masih menyempatkan bersepeda bersama Bapak Agus Arifin Nu’mang dan mampir di Warkop Arnum di Jalan Tupai.

Ada yang menarik di saat beliau memberikan tausyiah di Masjid Raya Makassar. Oleh Ketua Yayasan Masjid Raya yang sekaligus Ketua MUI Kota Makassar, AGH KH Dr Baharuddin HS, Aa Gym diberi gelar kehormatan sebagai Anregurutta sehingga menjadi Anregurutta Aa Gym.

Sebagai orang dekat beliau, saya sangat berbangga Aa Gym mendapat gelar kehormatan itu. Saya buru-buru mensearching kata “Anregurutta” sebagai gelar kehormatan  oleh masyarakat Sulawesi Selatan atas ketinggian ilmu dan jasa seseorang dalam lapangan dakwah Islam.

Gelar ini tidak dipakai secara umum kepada sembarangan ulama. Istilah Anregurutta Haji atau AGH ditetapkan atas keputusan daripada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, sehingga dapat disematkan di nama ulama tersebut.

Saya lalu mempersilahkan beliau membaca penjelasan istilah ini melalui handphone saya sebelum beliau tampil membawakan tausyiahnya.

Di podium di depan jamaah, beliau dengan tawaddu menyampaikan ucapan terima kasihnya telah diberi gelar Anregurutta, namun beliau tetap ingin menjadi apa adanya sebagai Aa Gym.

Justru sikap inilah saya menganggap beliau sangat pantas mendapat gelar dan dimuliakan dengan panggilan Antegurutta Aa Gym, dan panggilan itu dapat digunakan ketika beliau kembali dakwah di Makassar.

Di dampingi istri tercinta, Teh Rini, beliau berpamitan kembali ke Jakarta, Ahad siang, 28 Juli 2024, dengan sejuta harapan beliau diberi umur yang barokah dapat kembali ke Makassar dengan gerakan dakwahnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama