-----
Selasa, 30 Juli 2024
Buku “Kiri Depan,
Daeng!” Resmi Jadi Arsip Publik
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Setelah
soft launching di perhelatan Makassar International Writers’ Festival pada Mei
lalu, buku “Kiri Depan, Daeng! Arsip Pengetahuan Mobilitas Warga” secara resmi
menjadi arsip publik yang disimpan dalam perpustakaan digital Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar.
Buku yang diinisiasi oleh Konsorsium II
Program Kota Masa Depan UK PACT dan penerbit PerDIK, menggalang aspirasi dan
cerita warga Makassar, diserahkan melalui sesi diskusi panel dalam acara
Waterfront Festival F8 Makassar 2024, Sabtu, 27 Juli 2024.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar diwakili
Kepala Bidang Angkutan Umum, Dr Jusman, dalam sambutannya pada acara tersebut
mengatakan, penyusunan buku yang bercerita tentang transportasi di Kota
Makassar ini merupakan sejarah baru, karena baru pertama kali ditulis tentang
sejarah transportasi publik di Kota Makassar.
“Semoga buku ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua, khususnya Pemerintah Kota Makassar di bidang transportasi
publik,” kata Jusman.
Sekretaris Dinas Perpustakaan Kota
Makassar, Andi Mappanyukki, menekankan pentingnya peningkatan literasi
masyarakat dalam berbagai bidang, seperti “Buku Kiri Depan, Daeng!” ini menjadi
arsip pengetahuan tentang transportasi publik di Makassar.
“Mudah-mudahan buku ini dapat lebih
memperkaya e-katalog dalam perpustakaan Kota Makassar dan dapat dinikmati oleh
masyarakat luas,” ujar Andi Mappanyukki.
Peresmian buku di acara Waterfront
Festival F8 Makassar ini menjadi awal rangkaian tur buku (book tour) “Kiri
Depan, Daeng! Arsip Pengetahuan Mobilitas Warga”. Tidak sekadar mengenalkan,
book tour ini akan dikemas dengan diskusi publik perihal mobilitas rendah
karbon dan inklusif di Kota Makassar dan diselenggarakan secara kolaboratif
bersama pemerintah, universitas, media, dan komunitas.
Urban Development Senior Lead WRI
Indonesia, Dimas Nu’man Fadhil, yang juga merupakan pimpinan Konsorsium II
Program Kota Masa Depan UK PACT secara terpisah menyampaikan perlunya kerja-kerja
mereka mendapat tunjangan gagasan dari warga sebagai pemilik pengetahuan dan
pengalaman.
“Kami percaya kerja-kerja kami yang
berfokus pada dukungan dan pendampingan teknis serta kebijakan untuk Pemerintah
Kota Makassar perlu ditunjang dengan gagasan-gagasan warga sebagai pemilik
pengetahuan dan pengalaman yang valid akan transportasi publik. Hal ini tidak
akan lepas dari cita-cita untuk mencapai visi mobilitas rendah karbon dan
inklusif bersama-sama,” kata Dimas.
Bukan hanya gagasan yang sudah terangkum
dalam buku, Dimas menambahkan, gagasan-gagasan warga juga terus dikumpulkan ke
depannya melalui forum multipihak “Tudang Sipulung”.
“Tudang Sipulung ini kami kemas dengan
kegiatan-kegiatan menarik dan relevan dengan kepentingan warga. Tudang Sipulung
selanjutnya akan dirangkai dalam bentuk book tour ‘Kiri Depan Daeng!’ untuk
terus mengaktifkan gagasan pentingnya mobilitas rendah karbon dan inklusif yang
selama ini warga butuhkan,” ujar Dimas.
Ketua Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia
(PerDIK), Syarif Ramadhan, juga menuturkan harapannya akan transportasi publik
Kota Makassar yang inklusif.
“Tantangan mobilitas di Kota Makassar
tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa
menciptakan sistem transportasi yang inklusif untuk semua kalangan, termasuk
difabel,” kata Syarif.
Tidak hanya membahas soal akses fisik,
mobilitas yang inklusif juga harus mempertimbangkan akses informasi dan
komunikasi yang ramah bagi semua.
“Melalui book tour ini, saya berharap kita
bisa menggugah kesadaran publik dan para pemangku kepentingan untuk terus
berinovasi dan berkolaborasi, kita terus mendorong aksi nyata untuk menjadikan
Makassar kota yang benar-benar inklusif, demi terciptanya transportasi publik
yang ramah, mudah diakses oleh semua warga termasuk teman-teman difabel,” tutur
Syarif.
Kepala Perpustakaan Universitas
Hasanuddin, Dr Fierenziana Getruida Junus SS MHum, yang turut hadir dalam Kick
Off ini menyampaikan, buku “Kiri Depan, Daeng” adalah sebuah potret
transportasi Makassar yang komprehensif, dituturkan lewat berbagai sudut
pandang yang merepresentasikan transportasi di Makassar.
“Buku ini tidak hanya berisi narasi
pengetahuan, refleksi, tetapi juga sebuah rekomendasi yang dibutuhkan para
pengambil kebijakan,” kata Fierenziana.
Acara kick off buku ini yang dilaksanakan pada
momen F8 adalah keputusan yang baik untuk mendekatkan literasi transportasi,
tidak hanya bagi pengguna transportasi dewasa tetapi juga bagi anak-anak
sebagai pengetahuan dasar mereka untuk hidup bermasyarakat.
Perpustakaan Universitas Hasanuddin akan menjadi salah satu kolaborator “Tudang Sipulung Kiri Depan, Daeng!”. (kia)